BMKG: Dampak La Nina, Jakarta akan Diguyur Hujan Lebat Seminggu ke Depan
Masyarakat juga diimbau agar selalu waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat di DKI Jakarta. BMKG memperkirakan dalam satu minggu ini, hingga Sabtu (24/10), DKI Jakarta akan diguyur hujan lebat yang disertai kilat/ petir dan angin kencang.
"Kami memprakirakan dalam sepekan ke depan (18-24 Oktober 2020) akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di Jakarta," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto berdasarkan keterangan resminya, Minggu (18/10).
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan puncak musim hujan di Indonesia? BMKG memprediksi bahwa puncak musim hujan akan berlangsung dari November 2024 hingga Februari 2025 dengan kategori normal.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan wilayah Banyumas memasuki awal musim hujan? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Masyarakat juga diimbau agar selalu waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Guswanto menjelaskan, potensi hujan lebat tersebut diakibatkan oleh fenomena La Nina yang sedang terjadi di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang.
Curah Hujan Tak Seragam
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer, suhu permukaan laut mencapai angka minus 0.5 derajat celcius hingga minus 1.5 derajat celcius selama 7 dasarian atau 70 hari terakhir.
"Diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran, yang merepresentasikan penguatan angin pasat," ujarnya.
Selanjutnya, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini, kata Guswanto, berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun, curah hujannya tidak seragam. Baik secara spasial maupun temporal.
"Curah hujannya bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina itu sendiri," kata Guswanto
Dia menambahkan, selain pengaruh sirkulasi angin muson dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan Kelvin.
"Atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kumpulan awan berpotensi hujan," katanya.
Dia mengatakan, aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan dapat berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
(mdk/rnd)