BRIN soal Paracetamol Cemari Teluk Jakarta: Saya Belum Lihat Efeknya pada Manusia
Kemungkinan faktor berikutnya adalah pengelolaan limbah farmasi dari rumah sakit belum optimal. Akibatnya, limbah yang terbuang ke lautan terkontaminasi dengan zat paracetamol.
Peneliti Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Zainal Arifin mengatakan kemungkinan potensi sumber zat paracetamol yang mengalir ke laut Jakarta berasal dari ekresi konsumsi masyarakat, rumah sakit, dan industri farmasi. Namun, tiga kemungkinan ini masih perlu diteliti.
Dalam webinar virtual, Zainal menjelaskan alasannya menyampaikan tiga kemungkinan sumber potensi pencemaran zat paracetamol ke teluk di Jakarta seiring dengan tingginya volume masyarakat.
-
Kapan Mahfud MD melanjutkan kampanye di Semarang? Cawapres Mahfud MD melanjutkan kampanye di Semarang, Jawa Tengah, Selasa 23 Januari 2024.
-
Kenapa Nagita muncul di poster kampanye tersebut? Sebagai seorang yang masih ada darah Sulawesi Utara (yaitu) Manado, tentu bangga bisa mewakili daerah untuk membangun," tulisnya. "Namun untuk postingan yang mengatasnamakan saya sebagai Calon Wakil Gubernur, saya menyatakan belum pernah mencalonkan diri atau ajakan untuk mencalonkan," sambungnya.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Siapa yang memulai kampanye di Surabaya? Anies memulai kampanye di Jakarta. Sedangkan, Cak Imin bakal berkampanye di Surabaya.
-
Apa tujuan kampanye "Efek Ahh" Coca-Cola? Tujuan kampanye Ahh untuk bikin generasi muda kembali ke budaya minum soda pop.
-
Siapa yang terlibat dalam mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Warga suku Papua sedang melakukan aksi menabuh gendang saat mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/10/2023).
Selain volume masyarakat, intensitas aktivitas di ibu kota juga tinggi seiring bertumbuhnya sektor industri.
"Dengan jumlah penduduk yang tinggi di kawasan Jabodetabek dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, memiliki potensi sebagai sumber kontaminan di perairan," ucap Zainal, Senin (4/10).
Kemungkinan faktor berikutnya adalah pengelolaan limbah farmasi dari rumah sakit belum optimal. Akibatnya, limbah yang terbuang ke lautan terkontaminasi dengan zat paracetamol.
"Sehingga sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sungai dan akhirnya ke perairan pantai," ungkapnya.
Menanggapi temuan tersebut, peneliti BRIN Wulan Kowagow sepakat perlu adanya perbaikan sistem pengelolaan limbah farmasi.
Namun demikian, Wulan mengaku belum mengetahui dampak terhadap manusia akibat pencemaran laut oleh zat paracetamol.
"Jadi saya belum melihat efeknya pada manusia, secara logika konsentrasinya rendah Paracetamol yang kita makan yang kita minum secara logika harusnya efeknya itu kecil seperti itu tetapi tentu saja kalau ingin mengkonfirmasi sebagai peneliti saya harus bilang segala sesuatunya harus dikonfirmasi dulu pada saat kita punya data baru kita bisa berbicara," ucap Wulan.
Sebelumnya, hasil penelitian tersebut masuk dalam publikasi LIPI yang diunggah pada 14 Juli 2021 melalui laman resminya lipi.go.id, terkait tingginya konsentrasi paracetamol di Teluk Jakarta, dengan judul: High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.
Peneliti tersebut di antaranya Wulan Koagouw dan Zainal Arifin. Keduanya dari dari Pusat Penelitian Oceanografi itu menemukan dari empat titik yang diteliti di Teluk Jakarta, dua di antaranya, yakni di Angke terdeteksi memiliki kandungan paracetamol sebesar 610 nanogram per liter dan di Ancol mencapai 420 nanogram per liter.
Sementara itu, berdasarkan lampiran VIII PP Nomor 22 Tahun 2021, parameter baku mutu air laut mencapai 38 jenis yakni warna, kecerahan, kekeruhan, kebauan, padatan tersuspensi total dan sampah.
Kemudian, suhu, lapisan minyak, pH, salinitas, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, ammonia, ortofosfat, nitrat, sianida, sulfida, hidrokarbon petroleum total, senyawa fenol total, poliaromatik hidrokarbon, poliklor bifenil, surfaktan, minyak dan lemak.
Selanjutnya, pestisida (BHC, aldrin/dieldrin, chlordane, DDT, heptachlor, lindane, methoxy-chlor, endrin dan toxaphan), tri buti tin, raksa, kromium heksavalen, arsen, cadmium, tembaga, timbal, seng, nikel, fecal coliform, coliform total, pathogen, fitoplankton dan radioaktivitas.
Baca juga:
BRIN: Kontaminasi Zat Paracetamol di Laut Berdampak Rusaknya Reproduksi Kerang
Greenpeace Meyakini Konsentrasi Paracetamol di Teluk Jakarta Meningkat Saat Pandemi
Peneliti BRIN Sebut Limbah Paracetamol Ditemukan di Brebes, Tapi Tak Setinggi DKI
Telusuri Sumber Pencemaran Parasetamol, Dinas LH Uji Sampel Air Teluk Jakarta
BRIN Beberkan Kemungkinan Sumber Kandungan Parasetamol di Perairan Teluk Jakarta