Dianggap gagal, ribuan massa demo desak Menteri Yasonna mundur
Yasonna tidak sepatutnya menjalankan tugas hanya cenderung terhadap politik bukan dengan hukum.
Ribuan pengunjuk rasa yang tergabung dalam akar rumput PPP menggelar aksinya di depan Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta. Pendemo mendesak agar Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly mundur dari jabatannya.
Pasalnya, Yasona dinilai tak mampu menjalankan tugasnya sebagai menteri sesuai dengan hukum dan undang-undang. Melalui orasinya, Marwan anggota militan PPP dari Tangerang mengatakan Yasonna tidak sepatutnya menjalankan tugas hanya cenderung terhadap politik bukan dengan hukum.
"Menteri yang gagal dalam melaksanakan fungsinya, identik dengan politik sehingga terjadi keonaran," kata Marwan di depan Gedung KemenkumHAM, Senin (25/4).
Selain itu, dia juga menyampaikan agar Yasonna segera melakukan keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan gugatan PPP hasil muktamar Jakarta. Ditambah lagi, setelah meninggalnya kader PPP di Yogyakarta Didin Sumaryanto saat sedang pawai tabligh akbar PPP.
Menurut Marwan, meninggalnya Didin merupakan akibat keacuhan Yasona terhadap keputusan MA nomor 601.
"Saudara kami, Didin, meninggal di Jogja, ini semua karena Yasonna tidak patuhi putusan MA nomor 601. Ini baru di Jogja, kalau Yasonna tidak mau taati putusan MA tidak mungkin tidak aksi kami akan lebih besar lagi," lanjutnya.
Meski adanya aksi demo PPP hari ini di depan Gedung KemenkumHAM, arus lalu lintas tetap lancar. Terpantau sekitar belasan bus mengangkut para demonstran untuk melakukan unjuk rasa. Sambil membawa poster yang menuntut MenkuHAM segera laksanakan putusan MA nomor 601, tidak lupa para pengunjuk rasa ini juga membawa keranda mayat.
Nantinya aksi ini juga disertai dengan teatrikal sebagai bentuk rasa kekecewaan PPP hasil muktamar Jakara terhadap MenkumHAM, Yasonna Laoly.