Ditodong pistol pelaku, satu korban penyekapan di Pulomas trauma
Ditodong pistol pelaku, satu korban penyekapan di Pulomas trauma. Selain ditodong pistol, korban sempat diceburkan ke dalam air.
ZKA alias Anet (13) merupakan satu di antara lima korban selamat dalam kasus pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur. Saat kejadian, korban sempat ditodong pistol oleh salah satu terduga pelaku. Hal ini diungkapkan Komisioner KPAI Erlinda di RS Kartika Pulo Mas, Selasa (27/12).
"Yang paling mengkhawatirkan ini adalah yang selamat karena dia dibawa ke suatu tempat yang ada airnya dan diceburkan ke dalam bak dan ditodongkan dengan senjata api. Traumanya sangat luar biasa. Tapi dia bercerita bahwa dia harus sehat, dia seperti ini untuk papanya almarhum dan mamanya yang masih hidup dan kebetulan dia punya mama baru kan yang sedang hamil 7 bulan. Sehingga dengan kepolosannya dia menitipkan bahwa mama juga harus sehat," kata Erlinda.
Erlinda menduga pembunuhan serta penyekapan itu tak lepas dari motif dendam. Terkait penanganan kasus, Erlinda menyerahkan kepada Kepolisian.
"Dalam arti kata, pasti polisi akan membongkar tabir ini. Saya sebagai perempuan ketika melihat TKP tak ada satu pun benda yang hilang, dan kondisi 11 orang dimasukan ke dalam ruangan sempit, untuk apa? Sehingga kami serahkan kepada pihak kepolisian."
"Mengapa saya mengeluarkan kata dendam, karena saya adalah seorang ibu melihat konflik RT, bisnis, sosial, kekhawatiran saya pribadi apakah betuk karena dendam atau karena apa. Sampai saya melihat sendiri dengan keterbatasan saya yang bukan seorang polisi, kenapa banyak korban yang tak bersalah harus seperti ini. Maaf contoh, ada keluarga dari sekuriti, kan punya keluarga besar, keluarga sopir, anak dari temen yang sedang main di sana. Jadi kenapa meski banyak korban, sehingga, kami masyarakat Indonesi men-support Kepolisian untuk segera menangkap para pelaku dan untuk menggali motifnya seperti apa," tuturnya.
Erlinda melanjutkan, para korban ditumpuk di dalam kamar mandi. Bahkan saat dirawat di rumah sakit, Anet sempat enggak bisa jalan.
"Ada motif kenapa harus 11 orang ditumpuk kayak sarden, dan mereka dalam waktu berjam-jam sejak kemarin malam sampai pagi, mereka tak bisa keluar ruangan," tutur Erlinda.