Genap setahun jadi Gubernur Jakarta, 6 masalah ini bikin Ahok pusing
Mantan politisi Partai Gerindra ini tidak menampik permasalahan tersebut menguras tenaga, pikiran dan hatinya.
Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu 19 November 2014. Artinya, hari ini, Kamis (19/11) Ahok genap setahun menjadi orang nomor satu di Jakarta.
Dalam survei yang dilakukan Cyrus Network Research and Consulting, hanya 7,4 persen warga Jakarta yang merasa sangat puas dengan kinerja mantan bupati Belitung Timur itu. Sebanyak 30,6 persen warga justru merasa biasa saja.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa tanggapan Habiburokhman mengenai dukungan Ahok terhadap Ganjar? Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Habiburokhman menilai dukungan Ahok terhadap Ganjar terlalu kecil dan tidak mempengaruhi suara. "Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali," ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
Beberapa waktu lalu Ahok menceritakan kesan dan pengalamannya menjadi Gubernur Jakarta. Berbagai masalah silih berganti dihadapi mantan Bupati Belitung Timur ini. Yang santer belakangan ini soal pengadaan UPS, pengadaan bus Transjakarta, pembelian lahan RS Sumber Waras hingga yang terbaru yakni kisruh pengolahan sampah TPST Bantargebang.
Mantan politisi Partai Gerindra ini tidak menampik permasalahan tersebut menguras tenaga, pikiran dan hatinya. Selain harus menemukan formula untuk menyelesaikan berbagai kasus tersebut, tidak sedikit pihak yang menyerangnya, mulai dari DPRD DKI Jakarta, DPRD Bekasi, LSM, pihak swasta bahkan warga Jakarta sendiri.
Di balik itu semua, Ahok merasa bersyukur dengan semua masalah yang dihadapi, bila bisa diatasi, maka Tuhan akan menyayanginya.
"Kalau di kampung saya ada istilah, kalau kamu menghadapi masalah gitu banyak dan kamu bisa atasi itu namanya Tuhan sayang sama kamu," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (4/11).
Merdeka.com mencatat persoalan-persoalan Jakarta yang membuat Ahok pusing. Berikut paparannya.
Orang gangguan jiwa
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluhkan sulitnya mengantisipasi banyaknya warga yang mengidap gangguan jiwa. Hal tersebut diungkapkan Ahok, begitu dia disapa, karena hampir 60-70 persen pengidap gangguan jiwa di Jakarta justru di dominasi dari luar DKI.
"Yang paling masalah sekarang ini adalah orang dengan gangguan jiwa yang masuk ke Jakarta. Itu sekarang di panti kami 60 sampai 70 persen itu udah orang-orang gangguan jiwa dari luar jakarta," kata Ahok di Balai kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (17/11).
Kendati demikian, Ahok akan menambah fasilitas sosial seperti panti sosial untuk menampung pengidap gangguan jiwa di Jakarta. "Makanya kita harus tambah fasilitas, kenapa kita tampung, karena namanya juga orang gangguan jiwa, dia nggak tahu alamatnya lagi, dia pun nggak tahu dia mau pulang ke mana," tandasnya.
Ahok ngotot akan menampung karena pengidap gangguan jiwa berbeda dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) sehingga tidak masalah jika ditampung. "Yaudah kita tampung aja. Tapi masalah sekarang tempat tinggalnya enggak cukup. Kita lagi mau bangun lagi tahun depan," jelas orang nomor satu DKI ini.
Anak buah tak paham prioritas anggaran
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama punya pekerjaan rumah besar terkait penyusunan dan pengalokasian anggaran di pos-pos program strategis DKI Jakarta. Ahok sapaan akrabnya mengakui, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta belum memahami soal skala prioritas anggaran.
Ahok menjelaskan, dengan dana yang terbatas maka harus ada yang diprioritaskan. Untuk anggaran kesehatan seluruhnya menjadi prioritas. "Boleh dibuang ngga? Enggak. Mereka masih berpikir, semua SKPD mesti buang. Kalau kamu buang 2, semua musti buang 2. Kalau buah 2 nggak cukup, buang 3. Sampai nilainya cukup," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (18/11).
Diakuinya, jajaran SKPD DKI belum memahami pengalokasian anggaran untuk pos dan program prioritas Pemprov DKI Jakarta. Masih banyak SKPD DKI asal potong anggaran dinas dengan dalih memenuhi nilai skala prioritas, padahal kurang tepat.
"Dalam menyusun ini, kelihatan teman-teman ini nggak ngerti skala prioritas. Dulu lebih parah, kalau skala prioritasnya nggak cukup, langsung suruh semua SKPD potong 10-20 persen ya, potong-potong. Pengertian berbasis kinerja bukan potong uang. Tapi disusun skala prioritas," katanya.
Banjir
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) meminta jangan samakan Jakarta tempo dulu dengan yang sekarang soal masalah banjir. Menurutnya, daratan Jakarta yang berada lebih rendah dari Bogor akan membuat ibukota akan menerima limpahan air.
"Artinya di hulu (Bogor) udah terlalu cepat turun. Kalau sudah terlalu cepat masa kamu masih mengkhayal ga realistis mau balik ke jaman dulu, ga bisa," kata Ahok di Balaikota, Senin (16/11).
"Sebetulnya ini udah fakta Jakarta, sekarang kamu lihat saja hujan di sana satu jam Katulampa sudah siaga satu."
Ahok menjelaskan, salah satu cara menanggulangi banjir di Jakarta adalah dengan membangun sheet pile di sepanjang sungai di DKI. Menurutnya, lebar sungai yang ada di DKI sudah tidak cukup.
"Kita mau geser terlalu besar udah ga cukup. Kita kalau mau sheet pile perlu ada inspeksi juga kan, kontrolnya kan," ujarnya.
Sampah
Beberapa pekan terakhir ramai kisruh sampah Jakarta yang tak bisa dibuang ke Bantargebang, Bekasi. Pemkot Bekasi protes lantaran ada aturan yang dilanggar dalam kesepakatan pembuangan sampah tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun pusing. Upaya diskusi panjang dengan pihak Bekasi tak rampung.
Ujung-ujung truk pengangkut sampah dari DKI dicegat di tengah jalan saat akan membawa ke Bantargebang. Truk tersebut pun akhirnya balik lagi ke Jakarta. Ahok menyayangkan sikap dari sejumlah pihak yang justru malah membela pengelola sampah TPST Bantargebang, PT Godang Tua Jaya (GTJ). Dia menganggap kejadian ini hanyalah strategi PT Godang Tua Jaya untuk menjatuhkan dirinya sebagai calon petahana di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.Â
"Saya pertaruhkan jabatan saya untuk masalah sampah. Saya enggak ada mundur, kamu boleh hadapi saya, tapi saya enggak ada mundur," kata Ahok, sapaannya, usai pertemuan di Kantor Kemenko Polhukam di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/11).
Ahok pun akhirnya meminta bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Memanfaatkan kedekatannya saat menjadi wakil Jokowi di Jakarta, usaha Ahok pun berhasil.
Jokowi pun turun tangan. Jokowi menginstruksikan agar polisi membantu atasi masalah sampah.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji, membenarkan ada peran Jokowi di tengah kisruh sampah Ahok dan DPRD Bekasi. Kini truk sampah DKI melenggang bebas menuju maupun di TPA Bantargebang.
"Yang saya tahu ini ada arahan Pak Presiden (Jokowi) buat selesaikan permasalahan. Mungkin lisan, sampaikan ke Kapolda agar membantu sampah Jakarta," ujar Isnawa di Balai Kota, Jakarta, Senin (9/11).
Setelah masalah beres, Ahok pun menemui Jokowi di Istana. Selain membicarakan soal sapi, Ahok menyampaikan terima kasih atas bantuan Jokowi yang turut menyelesaikan polemik sampah Jakarta di Bantargebang, Bekasi.
"Enggak ngobrol doang, ya terima kasih lah soal sampah. Beliau perintah polisi," kata Ahok di Istana, Jakarta, jumat (13/11).
Macet
Jakarta mendapat gelar menjadi kota paling macet sedunia berdasarkan survei dari Castrol Magnatec. Berdasarkan survei itu, Stop-Start (berhenti berjalan) lalu lintas di Jakarta mencapai 33.240 kali. Nilai itu termasuk nilai paling tinggi dibandingkan dengan jumlah Stop-Start 77 negara lainnya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membenarkan ketika Jakarta didaulat menjadi kota termacet di dunia. Salah satu alasannya, karena Jakarta tidak memiliki moda transportasi massal berbasis rel hingga saat ini.
"Emang iya. Kalau kamu tidak punya sistem transportasi berbasis rel pasti macet. Jepang yang sudah punya aja masih macet," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/2).
Dia menambahkan, permasalahan kemacetan di Jakarta sebenarnya sudah menjadi pekerjaan rumah Pemprov DKI Jakarta untuk 30 sampai 40 tahun ke depan. Sehingga warga Jakarta diimbau agar tetap bersabar sampai kemacetan ini hilang.
"Kamu harus tahan saja. Belum lagi yang ngeyel-ngeyel, untung saya tensinya masih bagus, kalau enggak stroke saya," tutupnya.
Warga Jakarta doyan tawuran
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, heran dengan kelakuan warga Jakarta yang doyan tawuran. Sudah bertahun-tahun tinggal di Jakarta, warga dia nilai sulit berdamai. Itu sebabnya, dia mendesak polisi memberi hukuman tegas pada warga yang doyan tawuran.Â
"Kita lagi minta polisi meneliti (kasus tawuran) yang tidak ada titik temunya dari tahun-ke tahun," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/12).
Dia menyayangkan selama ini tak ada hukuman yang setimpal buat warga yang sering tawuran. Alhasil, mereka tak merasa takut karena tak ada efek jera. "Kita harus ada hukuman yang jelas harusnya," tutup Ahok.
(mdk/noe)