Gerak-gerik mencurigakan, pria tanpa identitas tewas dikeroyok warga
Pria tanpa identitas tewas dikeroyok warga lantaran ketahuan masuk ke Gedung Sasana dengan membawa pisau.
Seorang pria tanpa identitas tewas dikeroyok warga lantaran ketahuan masuk ke Gedung Sasana dengan membawa pisau bermata dua di Pos RW 17, Jalan Dukuh, Lagoa, Koja, Jakarta Utara, Kamis (12/5).
Kapolsek Koja, Kompol Supriyanto mengatakan bahwa sekitar pukul 00.30 WIB dini hari tadi, warga mengeroyok seorang pria yang tidak beridentitas hingga tewas.
"Memang betul, tadi pagi ada seorang pria yang tak beridentitas tewas akibat dikeroyok warga. Pria itu membuat warga emosi karena masuk ke pekarangan gedung sasana dengan membawa sebilah sajam jenis pisau bermata dua. Kejadiannya dini hari tadi, atau sekitar 00.30 WIB," kata Supriyanto kepada merdeka.com melalui sambungan telepon, Kamis (12/5).
Dilanjutkannya, bahwa pria tak beridentitas tersebut dicurigai warga lantaran memiliki gerak-gerik yang mencurigakan saat berada di pekarangan Gedung Sasana.
"Karena tahu merasa dicurigai warga, pria ini berupaya melarikan diri hingga dikejar warga. Pria ini pun ditangkap warga yang emosi hingga berujung diamuk masa oleh warga," lanjutnya.
Awalnya, pria tanpa identitas itu berusaha untuk melarikan diri, namun dikejar oleh dua orang saksi yakni Adrianus (25) dan Sunda Nuraini (35). Ia pun langsung dibekuk oleh kedua saksi dan dikerumuni warga di sebuah Pos RW. Ketika para warga menggeledah isi kantong celana pria tersebut, warga menemukan sebilah pisau di kantongnya. Warga yang emosi langsung menghujani pria tanpa identitas itu dengan pukulan bertubi-tubi.
"Setelah diamuk massa, warga menghubungi Kantor Polisi Polsek Koja. Ketika anggota tiba di Pos RW, pria itu sudah tidak sadarkan diri. Anggota yang sudah di lokasi itu langsung membawa pria itu ke Puskesmas terdekat," ucapnya.
Lalu pihak puskesmas menyarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena lukanya yang cukup parah.
"Namun nahas, saat tiba di RS Kramat Jati, pria itu meninggal dunia," tutup Supriyanto.