Hadapi Ledakan Kasus Covid-19, Kebutuhan Tenaga Kesehatan dan Keamanan Harus Ditambah
Situasi penuh sesak dengan antrean pasien untuk mendapat perawatan medis, menurut Gilbert, sangat menekan psikologis pasien Covid-19. Sehingga perlu adanya penambahan tenaga medis dan keamanan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, mendorong percepatan penambahan sumber daya manusia bidang kesehatan dan keamanan di fasilitas kesehatan rujukan Covid-19. Hal ini untuk meminimalisir beban kerja para tenaga kesehatan di tengah ledakan angka kasus positif Covid-19.
"Melakukan rotasi tenaga dari tempat yang sedikit kasus atau membagi beban ke sarana kesehatan lain, akan mengurangi beban," ujar Gilbert, Jumat (25/6)
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Politikus PDIP sekaligus epidemiolog itu menambahkan, selain SDM tenaga kesehatan penambahan sumber daya keamanan perlu ditambah guna mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan. Seperti kejadian di Rumah Sakit Umum Daerag Pasar Minggu, Jumat (18/6) lalu.
Pasien Covid-19 berusia 38 tahun melakukan perlawanan terhadap tenaga medis dan menyebabkan hazmat yang dipakai seorang dokter robek.
Situasi penuh sesak dengan antrean pasien untuk mendapat perawatan medis, menurut Gilbert, sangat menekan psikologis pasien Covid-19. Sehingga perlu adanya penambahan tenaga medis dan keamanan.
"Tekanan yang dialami tenaga kesehatan karena penumpukan pasien di ruang gawat darurat perlu diantisipasi dengan menambah tenaga keamanan di ruang tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, dr. Yudi Amiarno, menyampaikan kronologis pasien laki-laki melawan petugas medis. Kejadian itu berawal dari video yang beredar di jagad maya.
Yudi menjelaskan, pasien laki-laki yang kemudian disebut dengan Tuan X berusia 38 tahun, datang ke RSUD Pasar Minggu pada Jumat 18 Juni 2021. Kondisi pasien berdasarkan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) positif Covid-19.
Tiba di RSUD, pasien dilakukan assessment oleh tim triase, kemudian dipindahkan ke ruang transit jam 14 untuk dilanjutkan tata laksana sesuai dengan pedoman.
"Kondisi ruang transit IGD pada saat itu dalam posisi penuh," ucap Yudi melalui keterangan video, Kamis (24/6).
Kemudian, tanggal 19 Juni 2021 jam 09.00 WIB, pasien tiba-tiba menyerang petugas secara verbal maupun fisik. Tidak dijelaskan oleh Yudi penyebab pasien melakukan perlawanan terhadap petugas saat itu
Dokter jaga yang mencoba menenangkan pasien meminta bantuan petugas keamanan. Saat itu, petugas keamanan berada di luar zona merah.
Namun, saat mendapatkan permintaan bantuan, petugas keamanan datang ke zona merah tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD) level 3.
Yudi menuturkan, akibat dari penyerangan, membuat hazmat yang digunakan oleh dokter jaga saat itu sobek.
"Sehingga dokter harus segera mengganti hazmat," pungkasnya.
Baca juga:
IDI Minta Pemerintah Siapkan Strategi Hentikan Lonjakan Tinggi Kasus Covid-19
Kasus Covid-19 Tembus 20.000, Epidemiolog Sebut Pemerintah Tak Fokus Tangani Pandemi
Dipimpin Jenderal TNI, Pelepasan Jenazah Nakes Wisma Atlet Gugur Bikin Merinding
Ambulans Tak Kunjung Datang, Perwira Polisi Turun Evakuasi Pasien Covid-19 Kritis
Direktur RS di Jakarta Diminta Bangun Tenda dan Tambah Ruang Perawatan Pasien Covid
16 Mei-20 Juni2021: 7.378 Anak di Jateng Terpapar Covid-19, 55 Meninggal Dunia
Pemprov DKI Pasang Tenda Darurat Pasien Covid-19 di 22 Rumah Sakit