Ini 5 bukti proyek monorail mangkrak
Sejak diresmikan Jokowi pada Oktober 2013, kelanjutan proyek belum menunjukkan perkembangan signifikan.
PT Jakarta Monorail selaku pemenang tender proyek pengerjaan Jakarta Monorail kembali mengerjakan proyek kereta massal tersebut yang telah mangkrak sejak 2004.
Namun sejak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan proyek pembangunan monorail pada 16 Oktober 2013 lalu, hingga saat ini pembangunan transportasi massal monorail belum ada perkembangan lanjutan.
Melihat proyek pembangunan transportasi massal yang membutuhkan dana sekitar Rp 17 triliun dengan panjang lintasan sekitar 30 kilometer yang berada di kawasan Setia Budi Utara, tepatnya di sekitar Tugu 66, Kuningan Jakarta Selatan, tergambar jelas proyek ini kembali jalan di tempat.
Berikut 5 bukti pembangunan monorail mangkrak:
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Di mana Jokowi meninjau jalan rusak? Ruas jalan pertama yang ditinjau Jokowi adalah Jalan Terusan Ryacudu Kabupaten Lampung Selatan.
-
Bagaimana kondisi jalan yang dilalui Jokowi? Mobil dinas RI 1 jenis Mercedes Benz S 600 Guard itu harus berjalan lambat dan dikabarkan sempat 'nyangkut'. Saking rusak parah, Jokowi sampai harus berganti mobil. Dari kendaraan dinas mercy ke mobil jenis jip.
-
Siapa yang mencobai kereta cepat Jakarta Bandung bersama Presiden Jokowi? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
Tiang pancang monorail kembali terbengkalai
Setelah mangkrak hampir 9 tahun proyek pembangunan transportasi massal kembali dilanjutkan dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Joko Widodo disekitar kawasan Setia Budi Utara, tepatnya di sekitar Tugu 66, Kuningan Jakarta Selatan, pada 16 Oktober 2013.
Namun hal ini berbeda dengan yang digembor-gemborkan sejak peletakan batu pertama tersebut. Tiang-tiang pemancang monorail yang masih berdiri kokoh di sekitar Jl Rasuna Said menjadi bukti bahwa proyek ini kembali mangkrak ditempat.
Di titik ini terlihat belum ada pemugaran yang dilakukan PT Jakarta Monorail selaku pihak yang menangani proyek ini. Padahal saat memenangi tender ini PT Jakarta Monorail mengatakan akan memulai fokus bangunan dari pemugaran tiang pemancang yang mangkrak sejak 2004.
"Ada sedikit perbedaan desain rel dan hitungan beban sehingga tiang yang sudah ada akan dikuatkan," kata Direktur Teknis PT Jakarta Monorail Rosa Bovananto kala itu.
Tetapi hingga saat ini tiang pemancang yang memiliki tinggi sekitar 5 meter itu masih berdiri kokoh tanpa adanya pemugaran.
Lubang-lubang tempat tiang pancang dibiarkan menganga
Pemandangan sama terlihat pada lubang tempat tiang pemancang tersebut nantinya dipasang. Lubang sekira memiliki diameter 2X2 meter persegi itu dibiarkan menganga tanpa adanya pembangunan lanjutan.
Pantauan merdeka.com ke lokasi pembangunan proyek monorail yang berada di Jl Rasuna Said tepatnya di sekitar patung 66 dibiarkan menganga tanpa ditutupi alas penutup.
Saat hujan tiba penggalian lubang yang belum beres membuat lokasi ini terlihat kotor dengan tanah galian dari pembuatan lubang tiang pemancang ini dibiarkan menumpuk berantakan. Serta membuat lubang tersebut hanya penuh diisi oleh air hujan. Belum lagi sisa-sisa potongan besi yang dibiarkan berserakan di lokasi pembangunan.
Batu peletakan pertama pembangunan dibiarkan menumpuk
Batu peletakan pertama sebagai tanda pembangunan proyek ini kembali berjalan dibiarkan menumpuk di setiap tempat. Entah untuk apa nantinya batu beton tersebut. Namun terlihat batu itu hanya dibiarkan menumpuk di tempat.
Batu beton itu menumpuk tiga baris dengan dua batu yang menumpuk menjulang keatas. Hal menggambarkan kalau proyek transportasi massal itu memang berjalan di tempat.
Alat proyek tergeletak
Nampaknya pembangunan monorail ini memang tidak dijalankan serius. Selain saling lempar kesalahan antara Pemprov dan pihak pengelola proyek. Alat-alat yang digunakan untuk pembangunan proyek pun dibiarkan terbengkalai.
Seperti selang air terlihat mengular tak teratur sepanjang galian. Selang pipa itu terbangkalai tanpa didasari lapisan di atasnya.
Terlihat sebagian selang air tersebut sudah ada yang menyatu dengan bekas galian sisa tanah yang menumpuk. Namun tidak tertata rapi karena masih ada beberapa selang yang dibiarkan mengular keluar tanah.
Spanduk peringatan pembangunan monorail terlihat semrawut
Sama dengan bekas proses pembangunan tahap pertama proyek ini yang berantakan. Spanduk tanda pembangunan monorail pun terlihat semrawut. Tidak tertata rapi dan beberapa spanduk tulisan yang sudah pada rusak.
Spanduk yang memakan bahu jalan membuat jalur kendaraan yang melintas kawasan ini terlihat agak tersendat.
Pembangunan proyek monorail yang berada di Jl Rasuna Said untuk sementara dihentikan. Pembangunannya fokus ke daerah yang dianggap lebih banyak tingkat kesulitannya.
"Setahu saya dipindah dulu ke kawasan Dukuh Atas. Di sana kan berbatasan langsung dengan aliran Kali Krukut. Katanya kontur tanah yang yang basah jadi kendala, makanya di sana diduluin," kata pekerja proyek BKT yang enggan disebutkan namanya di lokasi, Selasa (18/2).
Dia mengatakan, dalam tahap pembangunan proyek hal pertama yang dilakukan biasanya proyek itu tertutup secara rapat. Sehingga nantinya tidak mengganggu aktivitas warga lainnya.
"Kalau dibangun bukan spanduk lagi. Biasanya langsung ditutupin seng," ujarnya malam itu.
Namun dengan mangkraknya pembangunan monorail ini menggambarkan ketidakseriusan untuk membangun transportasi massal itu di Ibukota.
Hal itu berbanding terbalik dengan tulisan yang ada di spanduk "Mohon maaf atas ketidaknyamanan anda. Kami sedang membangun monorel untuk Jakarta yang lebih maju."