Ini alasan KPU DKI soal besarnya dana kampanye pasangan calon
Menurutnya, dana maksimal yang digunakan para kandidat mencapai Rp 203 miliar.
Komisioner KPU DKI Jakarta, Betty Epsilon Idroos mengatakan, jumlah dana kampanye untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terbilang sangat besar. Bukan tanpa sebab pasangan calon membutuhkan dana besar dalam kampanye.
Menurutnya, dana maksimal yang digunakan para kandidat mencapai Rp 203 miliar.
"Pertama kami kan sebelum menetapkan, kami harus berkoordinasi dengan LO pasangan calon, cara penghitungannya sudah ada di peraturan KPU. Ternyata misalnya hitungan kami itu dirasa begini, untuk rapat umum di awal kan kami hanya mengalokasikan untuk 20 ribuan peserta sementara daya tampung seperti GBK itu 100 ribuan berarti kalinya lebih banyak lagi," kata Beauty saat ditemui di KPU Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (9/11).
Lebih lanjut, Begitu menambahkan, dana yang dikeluarkan para pasangan calon untuk kampanye tatap muka atau berbagai pertemuan terbatas. Sebab cara kampanye para calon saat ini lebih banyak blusukan ke rumah warga-warga.
"Mereka ingin lebih banyak lagi (kampanye tatap muka) karena sekarang kan berbeda dengan yang lalu-lalu," ucap Betty..
Sementara itu untuk pengeluaran dana kampanye tim relawan diarahkan satu pintu. Sehingga laporan dana kampanyen hanya ada di pasangan calon.
"Jadi katakanlah punya empat puluhan tim relawan 1 hari melakukan kegiatan sekian kali, lalu di kali frekuensi kegiatan, dikali dengan jumlah orang itu tentu lebih banyak yang melakukan kampanye kan, " terang Betty.
"Tadi bisa partai politik bisa tingkatan cabang ranting sampai DPW untuk melakukan kegiatan kampanye Pasangan calon. Lalu pasangan calon sendiri dan juga tim kampanye yang sudah terdaftar. Mereka juga diperbolehkan dalam peraturan KPU untuk melakukan perbanyakan bahan kampanye 35 persen dari jumlah DPT yang sudah kita tetapkan dikatakan kalau 25.000 itu sekian-sekian," sambung Betty.
Sehingga, angka muncullah angka Rp 203 miliar untuk kegiatan kampanye para pasangan calon.
"Jadi itulah angka yang paling moderat yang dapat kami keluarkan hasil perbincangan dengan tim kampanye. Bahkan tim kampanye minta lebih-lebih lagi itu termasuk dalam laporan penerimaan dan pengeluaran sumbangan dana kampanye, " ujar Betty.