Janji Babah Alun Jika Menang Pilkada Jakarta
Babah Alun mengaku warung nasi kuningnya terkenal di masyarakat karena harga per porsinya hanya Rp3.000.
Bakal Calon Gubernur (Bacagub) DKI Jakarta yang diusung Partai Golkar Jusuf Hamka atau Babah Alun ingin membangun warung nasi di seluruh kecamatan, bahkan jika memungkinkan di tiap kelurahan di Jakarta jika menang Pilkada DKI Jakarta.
- Babah Alun Siap Maju Pilgub Jakarta: Saya Sudah Selesai, Hidup Sekarang Tinggal Pengabdian Saja
- Diusung Maju Pilkada Jakarta 2024, Jusuf Hamka: Tidak Boleh Ada Warga yang Lapar
- Kerap Bikin Onar dan Tentukan Harga Sendiri saat Makan di Warung, WN Aljazair DItangkap Imigrasi Bali
- Jajaran Jenderal Bintang Tiga & Dua Polisi Kuliner Malam, Lahap Makan Pecel Pakai Tangan
Babah Alun mengungkapkan akan menggunakan sarana dan ide yang sudah berjalan saat ini, yakni warung nasi kuning miliknya yang tersebar di 20 lokasi. Dia mengaku warung nasi kuningnya terkenal di masyarakat karena harga per porsinya hanya Rp3.000.
"Saya tidak mau nazar yang aneh-aneh. Mungkin kalau saya (terpilih) gajinya diambil buat (buka warung) nasi kuning lagi," kata Babah Alun usai blusukan di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis.
Babah Alun menyebutkan, jika terpilih nantinya warung nasi kuning miliknya akan ada di seluruh kecamatan dan jika memungkinkan di tiap kelurahan di Jakarta. Tak hanya itu, dia pun siap menggunakan uang pribadinya jika gaji sebagai pejabat publik tidak cukup untuk menjalankan nazar ini.
"Setiap kecamatan bahkan kalau perlu setiap kelurahan. Jadi, nasi kuning itu bukan dibiayai APBD, tapi dibiayai oleh Babah Alun dan teman-teman," kata Babah Alun.
Di sisi lain, Jusuf mengaku baru menerima instruksi untuk maju sebagai bakal calon gubernur maupun calon wakil gubernur. Dia belum mendapatkan tugas lebih dalam terkait dengan pasangan calon yang akan mendampinginya.
Menurut dia, pilihan itu sepenuhnya diserahkan kepada Partai Golkar dan Koalisi Indonesia Maju. Dia mengaku siap dipasangkan dengan siapapun untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
"Saya tergantung partai, saya kan orangnya enggak ge'er (kepedean). Ini survei saja belum. Partai koalisi saja belum ada terjadi. Baru diinstruksikan," katanya.
Selain itu, dia juga mengaku belum menjalin komunikasi dengan partai atau tokoh politik manapun kecuali dengan Partai Golkar.