Kakek Edi pengemis tajir yang dermawan
Didapat uang tunai pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 dengan total nilai Rp 11 juta di gerobak dan tas Edi.
Pesona ibu kota membuat langkah Kakek Edi Suryadi sampai di Jakarta sejak beberapa tahun. Berangkat dari kampungnya di Kudus, Jawa Tengah, pria 78 tahun berharap mendapatkan pekerjaan layak untuk menghidupkan keluarganya.
Meski usianya sangat uzur, semangat Kakek Edi patut diacungi jempol. Apalagi kalau melihat profesinya sebagai tukang minta-minta alias mengemis. Di bawah terik matahari dan dinginnya malam, Kakek Edi tak letih meminta belas kasih mereka yang melintas untuk mendapatkan sedikit uang. Waktu berlalu, kesejahteraan Edi rupanya berubah.
Saat petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat melakukan penertiban, dia terjaring di kawasan Senen tepatnya di samping Hotel Oasis Amir. Saat petugas menggeledah gerobak dan tasnya, didapat uang tunai pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 dengan total nilai Rp 11 juta.
Yang menarik dari seorang Kakek Edi, ternyata uang hasil mengemis itu tak dinikmatinya sendiri. Berikut sisi lain Kakek Edi, pengemis yang punya hati dermawan:
-
Kapan razia terhadap PPKS dilakukan? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Di mana Rayyanza dan Kamya 'PDKT'? Saat sedang belajar di kelas, Rayyanza dan Kamya terlihat duduk berdekatan, dengan Kamya sesekali memegang tangan Rayyanza di sampingnya.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Bagaimana PKS menanggapi putusan MK? Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap sengketa Pilpres 2024, bersifat final dan mengikat, meski tak sepenuhnya sesuai dengan harapan. Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024.
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sogok petugas Rp 250 ribu agar tak ditangkap
Cerita hidup Kakek Edi di Jakarta selesai pada Selasa lalu. Dia ditangkap petugas suku dinas sosial saat menertibkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Meski tak melawan, Edi sempat berusaha menyogok petugas agar dilepas. Tapi sayang, kelakuan buruk Edi sudah terendus.
"Dia itu sempat coba menyogok petugas saat akan diamankan," kata Kasie Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Sudin Sosial Jakarta Pusat, Wanson Sinaga.
Tak tanggung-tanggung, dia menyiapkan uang ratusan ribu agar tak diboyong ke panti bina di kawasan Cipayung. "Rp 250 ribu dia kasih," tambahnya.
Suka beri uang ke orang miskin dan sumbang ke masjid
Meski pengemis, kakek Edi rupanya tak mau menikmati penghasilannya seorang diri. Dia sering membagikan ke tukang tambah ban, gembel dan orang kurang mampu lainnya dengan uang yang dia dapat.
"Kalau Lebaran dia suka bagi-bagi duit ke gembel-gembel di situ, ke tukang tambal ban juga. Jadi ini kakek walaupun mengemis dermawan juga juga. Itu pengakuan orang-orang di lingkungan penangkapan," terang Wanson Sinaga.
Biasanya, sumbangan yang dia berikan nilai beragama. Nilai terbesar bisa mencapai Rp 100.000. "Katanya ada juga yang dapat seratus ribu," ucap Wanson.
Tak lupa pula, dia mengaku menyisikan uang untuk disumbangkan ke masjid. "Dia sering menyumbangkan uangnya ke masjid-masjid," tambahnya.
Berniat nyumbang hewan qurban
Jakarta bukan tempat baru buat kakek Edi. Dia sudah beberapa tahun terakhir mengemis di Jakarta. Sehari-hari, dia tinggal di gerobak yang dia sulap seperti rumah. Dari dekat gerobaknya itulah dia meminta belas kasih.
Dia pun berhasil mengumpulkan pundi-pundi Rp 11 Juta. Rencananya uang itu akan dia pakai untuk membeli hewan qurban.
"Dia mau pakai uangnya untuk qurban," kata Kasie Pelayanan dan Rehabilitasi Sudinsos Jakpus, Wanson Sinaga.
Bekerja sebagai pengurus masjid
Edi tak hanya menghabiskan waktunya untuk mengemis. Dia juga sering membantu bersih-bersih di Masjid At-Toyibin, Jl Kalilio, Senen, Jakpus. Rencananya, hewan qurban yang dibelinya akan disumbangkan ke Masjid At-Toyibin.
Badan kurus dan tampang lusuh buat iba
Kepada petugas sudin, kakek Edi mengaku sudah lama berada di Jakarta. Secara fisik tampilan kakek Edi yang sudah uzur membuat orang mudah iba.
"Jadi memang dia fisiknya sudah tua sekali, kurus, keriput, gimana orang enggak iba," pungkasnya.