Kalo gantikan Jokowi, ini yang akan dilakukan Ahok
"Kita politisi harus siap segala hal lah," ujar mantan bupati belitung itu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) mengaku siap menggantikan posisi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) sebagai orang nomor satu di Ibu kota. Hal ini bisa terjadi apabila Jokowi nantinya terpilih menjadi Presiden pada Pilpres pada bulan Juli 2014 mendatang.
Saat ditanya soal kesiapannya, Ahok mengatakan, sebagai seorang politisi harus siap segala kemungkinan yang akan terjadi. Termasuk kemungkinan menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi . "Kita politisi harus siap segala hal lah," ujar mantan bupati belitung itu, beberapa waktu lalu.
Ahok mengaku, setelah satu setengah tahun bersama Jokowi memimpin Jakarta, Dirinya sudah belajar dan latihan banyak untuk jadi gubernur. Ahok menambahkan, Meskipun Jokowi selama ini sering blusukan, dia sudah mengerti apa maunya Jokowi , ditambah semua kerjaan di kantor lebih banyak diselesaikan olehnya.
Berikut yang akan dilakukan Ahok jika menggantikan Jokowi:
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Jokowi memakai Ageman Songkok Sikepan Ageng? Pada upacara peringatan HUT ke-78 RI, Presiden Jokowi tampil menggunakan pakaian adat.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
Blusukan di Balai Kota
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), lebih sering blusukan ke kampung-kanpung di Jakarta ketimbang berada diruang kantornya. Jokowi sendiri, mengaku hanya menghabiskan satu jam saja di kantor, setelah itu akan keluar meninjau permasalahan Jakarta di lapangan.
Berbeda dengan Jokowi, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memilih mengurus urusan kantor dibanding blusukan. Ahok mengaku, dirinya lebih memilih blusukan mengelilingi Balai Kota. Ahok mengaku lebih enak blusukan di dalam kantor sendiri ketimbang di luar. Lantaran, di dalam lebih adem karena banyaknya pendingin ruangan.
"Blusukan kantor gini lebih enak sedikit, kalau Pak Jokowi kan panas-panas. Kalau ini lebih adem," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis (27/3).
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya itu pun menjelaskan cara kerjanya memang berbeda dengan Jokowi. Dia berujar, memang perlu untuk mengecek langsung ke lapangan, tapi tak perlu dilakukan tiap hari.
“Bolehlah blusukan, tapi menurut aku enggak perlu tiap hari. Mau berapa pasar kita kunjungi, kita punya 153 pasar, enggak mungkin tiap hari juga (dikunjungi), makanya kita perlu bangun sistemnya,” jelas Ahok.
Janji tidak akan galak lagi
Sebagai Wakil Gubernur, Ahok dinilai sebagai pemimpin yang tempramental dan selalu marah-marah. Apalagi jika mendapat laporan apabila ada anak buahnya yang bermasalah, Ahok pun langsung mengancam akan memecatnya. Namun demikian, Ahok berjanji, akan merubah hal itu jika, nanti dirinya resmi menggantikan Jokowi saat duduk di kursi DKI 1.
"Kalau nggak ada Pak Gubernur aku juga nggak berani galak-galak lagi kok. Ngapain marah-marah, bikin leher sakit aja," katanya Jumat pekan lalu.
Ahok berkilah, sikap keras yang dia perlihatkan selama ini tak lain karena sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta ia tidak memiliki wewenang memutasi PNS yang bermasalah. Yang dapat dilakukan hanya memberi ancaman dan melaporkan kepada Jokowi sebagai gubernur.
"Karena nggak bisa mecat. Nggak bisa ganti. Kalau bisa ganti dan nggak ada Pak Jokowi, nggak usah ribut-ribut, hilang aja. Mecatnya tergantung orangnya. Aku mulai banyak senyum. Aku udah lembut kok," tegas Ahok sambil tersenyum.
Entah karena melihat kesuksesan Jokowi merebut hati publik atau menyadari sikapnya yang kerap temperamental, Ahok mengaku ingin tampil seperti atasannya itu. "Lagi coba untuk bersikap lebih sabar dalam menghadapi masalah," ujarnya.
Ahok pilih Djarot Saiful sebagai wakilnya
Jika nanti Joko Widodo (Jokowi) memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang, maka Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipastikan akan menduduki jabatan yang ditinggalkan Jokowi. Jauh sebelum itu, Ahok bahkan sudah menyiapkan calon wakilnya bila itu terjadi.
"Saya pilih Djarot (Saiful Hidayat, mantan wali kota Blitar) kalau saya terpilih (jadi gubernur)," ujar Ahok kepada wartawan di Kantor Balai Kota, Jakarta, Selasa (25/3).
Namun, Ahok mengaku belum menentukan sikap karena masih harus menunggu keputusan resmi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Jokowi. Hingga saat ini, PDIP maupun Jokowi belum bersikap perihal desakan mundur dari jabatannya.
Sebelumnya, Ahok juga sudah menyebut nama-nama calon wakilnya nanti, kebanyakan merupakan politikus PDIP. Mereka adalah Bambang DH, Rieke Diah Pitaloka, dan Tri Rismaharini.
Pasang CCTV di setiap Kelurahan dan Kecamatan
Jika menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Jokowi, Ahok mengaku tidak akan melakukan kegiatan blusukan yang sering dilakukan oleh Jokowi. Menurut Ahok, untuk menggantikan kegiatan blusukan itu, dia akan memasang cctv di setiap kantor pemerintah daerah.
"Jadi nggak perlu terlalu banyak blusukan kan. Tinggal pantau saja lewat komputer mana yang enggak beres baru turun ke lapangan," ucap Ahok.
Ahok melanjutkan, sejumlah CCTV tersebut dipasang di kantor dinas, kantor kelurahan, kantor kecamatan, puskesmas, pintu air, jalan-jalan milik pemprov DKI, dan lain sebagainya. Namun, baru beberapa kelurahan yang memasang CCTV.
"Saya suruh pasang CCTV di kantor pelayanan kelurahan tetapi masih banyak yang belum dipasang sampai sekarang. Saya sudah minta mereka dari tahun lalu tetapi belum dikerjain sampai saat ini," tuturnya.
Pemasangan CCTV di puskesmas juga dapat memantau para pegawai yang melayani masyarakat dengan tidak ramah.
"Jadi nanti kalau ada masyarakat yang bilang dilayani dengan cemberut, saya bisa pantau tuh rekaman CCTV nya, hari apa dan jam berapa dicemberutin nya. Saya bisa puter ulang itu videonya, benar tidak sih itu petugas cemberutin pasien. Kan ketahuan," kata Ahok.