Kapolda Metro Pastikan Tak Ada Atribut LGBT Selama Konser Coldplay di GBK
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memastikan tidak akan ada atribut bernuansa LGBT selama konser band Coldplay di GBK.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memastikan tidak akan ada atribut bernuansa Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) selama konser band Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu (15/11) malam.
Kapolda Metro Pastikan Tak Ada Atribut LGBT Selama Konser Coldplay di GBK
"Memang dari awal sebenarnya, panitia sudah sepakat (tidak diperbolehkan ada atribut LGBT). Karena isu LGBT kan sensitif di lingkungan masyarakat, jadi sudah nggak ada," kata Karyoto saat ditemui awak media di kawasan SUGBK, Jakarta Pusat.
- VIDEO: Polisi Bongkar Aliran Duit Miliaran Ghisca Penipu Tiket Coldplay, Dikirim ke Belanda
- Ada Konser Coldplay, Penumpang MRT Jakarta Tembus 163.162 dalam 1 Hari
- FOTO: Demo Tolak Konser Coldplay di Jakarta Berujung Ricuh, Massa Terlibat Dorong-Dorongan dengan Aparat Polisi
- Konser Coldplay Digelar Nanti Malam, Penonton Mulai Padati Area GBK
Meski demikian, Jenderal bintang dua tersebut juga memastikan tidak akan ada aksi sweeping oleh massa yang menolak konser Coldplay. Sebab, atribut LGBT telah dilarang sedari awal.
Dengan koordinasi bersama pihak promotor, personel gabungan akan bekerja untuk menjaga konser Coldplay berjalan dengan aman dan nyaman.
"Karena memang mereka juga sudah nggak ada. Dari awal dengan adanya ini, itu merupakan pertimbangan- pertimbangan, dan dia juga nggak bawa bendera-bendera, ya," ucapnya.
Untuk pengamanan konser Coldplay, dari sisi keamanan akan ada 3.906 personel gabungan yang disebar ke beberapa titik sekitar GBK, guna melakukan tugas pengamanan.
Ribuan aparat pengamanan itu terdiri dari 2.626 personel Polda Metro Jaya, 299 personel Polres, serta 981 personel BKO. Untuk personel BKO itu rinciannya 500 personel TNI AD, 25 personel Pomad, 300 personel Korbrimob, dan 156 personel Pemda.
Sekadar informasi, konser Coldplay yang berlangsung malam ini turut diwarnai aksi penolakan dari massa Gerakan Anti Nasional (Granati). Mereka menolak karena menganggap band asal Inggris itu mendukung LGBT.