Kasus kekerasan senior, ini tanggapan siswa SMA 3
Beragam reaksi ditunjukkan siswa sekolah tersebut.
Kasus kekerasan dan pemalakan siswa SMA 3 Setiabudi terhadap adik kelasnya mendapat berbagai reaksi dari pelajar di sekolah itu. Ada yang membantah dan menuduh berita tersebut untuk menurunkan pamor sekolah, tapi ada pula yang secara blak-blakan mengungkap meski nampak takut mengungkapnya.
Salah seorang siswa kelas XI IPA yang enggan disebutkan namanya, membantah adanya senioritas di sekolahnya. Bahkan, ia yakin masyarakat salah dalam melihat kasus tersebut.
"Mungkin ada salah paham mengenai berita itu, tapi setahu saya tidak ada senioritas di SMA 3," kata sumber merdeka.com, saat ditemui merdeka.com ketika keluar dari gerbang sekolah, Senin (16/3).
Dia pun menyebut kasus kekerasan yang dilakukan senior mereka sudah mulai berkurang, bahkan tak pernah lagu terjadi. "Peristiwa seperti itu jarang, dan mungkin sudah berkurang," lanjutnya.
Hal serupa diungkapkan Kemal, siswa SMA 3 lainnya, yang ditemui saat tengah berkumpul di sekitar sekolahnya. Bahkan, Kemal menyebut sekolahnya merupakan kumpulan siswa-siswa berprestasi.
"Tidak ada, Mas. Itu hanya rekayasa saja. Siswa-siwa SMA 3 pintar-pintar kok. Malahan ada dari sekolah kami sebentar lagi akan mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional)," kata Kemal diamini rekan-rekannya.
Berbeda dengan Kemal dan teman-temannya, seorang siswa lainnya malah mengaku ada kasus pemalakan yang dialami temannya. Namun, dia mencoba mengelak dan enggan membeberkan lebih lanjut.
"Saya tidak mau komentar mengenai hal itu, mas. Kejadian itu sudah terjadi 3 hari yang lalu. Jangan tanya saya. Tanya saja teman-teman yang lain," ucapnya dengan wajah ketakutan.
Penelusuran merdeka.com soal kekerasan di SMA 3 tak terhenti pada para pelajar saja. Merdeka.com juga bertanya kepada warga sekitar, salah satunya seorang penjaga warung yang berdagang di sekolah tersebut.
"Saya sih tidak tahu pasti, pak. Memang pernah ada kejadian adanya pemukulan oleh siswa yang mengendarai motor. Tapi saya tidak tahu pasti apakah anak-anak itu siswa SMA 3 Setia Budi," ungkap pemilik warung yang enggan menyebutkan namanya.
Serupa, pemilik warung lainnya mengakui kebiasaan yang dilakukan pelajar SMA 3 usai jam belajar. Pria yang juga enggan menyebutkan namanya ini mengatakan beberapa siswa memang 'nongkrong' di warungnya, bahkan sampai larut malam.
"Kalau pun ada, Pak. Siswa-siswa pun pasti tutup mulut karena takut," terangnya.