Kenangan pada sosok Haerudin, penakluk api yang semangatnya tak pernah padam
Namun hal itu tak membuat Haerudin takut. Pagi tadi, dia sigap memadamkan api yang membakar sebuah gudang material di kawasan Sunter, Tanjung Priok. Saat sedang berjibaku memadamkan api, tiba-tiba saja Haerudin merasakan sesak di dadanya.
Tugasnya sebagai pemadam kebakaran membuat Haerudin harus siap menghadapi segala medan. Sekalipun keadaan membahayakan jiwannya.
Namun hal itu tak membuat Haerudin takut. Pagi tadi, dia sigap memadamkan api yang membakar sebuah gudang material di kawasan Sunter, Tanjung Priok. Saat sedang berjibaku memadamkan api, tiba-tiba saja Haerudin merasakan sesak di dadanya.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
Buru-buru Haerudin dibawa ke rumah sakit. Nahas, dalam perawatan bapak dua anak itu mengembuskan napas di RSUD Koja.
Kasudin Damkar Jakarta Utara, Satriadi, mengatakan awalnya sekitar pukul 04.20 WIB pihaknya menerima informasi kebakaran di sebuah gudang material yang terbakar di daerah Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lima belas unit mobil Damkar pun meluncur ke lokasi dan salah satunya membawa Haerudin.
"Tiba di TKP pukul 04.30 WIB. Di lokasi kebakaran api dan asap sudah tebal," kata Satriadi saat melayat ke rumah Haerudin, Jakarta Utara.
Satriadi melanjutkan, dengan pakaian lengkap, Haerudin semangat dan terus berupaya memadamkan api. Namun di tengah upayanya, Haerudin mengaku merasa sesak di dada. Haerudin, kata Satriadi, sempat menepi dan menuju ke mobil ambulans yang juga siaga di lokasi.
"Sudah sesuai protap, pakai helmet pakai fire jacket, hanya memang sempat sesak di dada makanya sempat mundur. Terus beliau inisiatif menuju ambulans untuk bisa diangkat ke rumah sakit kemudian dirujuk ke RSUD Koja," cerita Satriadi.
Satriadi menuturkan, dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Haerudin masih bisa berkomunikasi dan bertanya soal kondisi api di lokasi kebakaran. Namun takdir berkata lain. Di rumah sakit, pria berusia 51 tahun itu mengembuskan napas terakhir.
"Di ambulans beliau masih komunikasi, kemudian saat di rumah sakit sudah dinyatakan meninggal. Yang pasti saat melaksanakan tugas beliau mengenakan APB sesuai prosedur yang ada. Hanya memang kita nggak tahu kondisi fisik beliau," beber Satriadi.
Kebaikan seorang Haerudin
Jenazah Haerudin akan dimakamkan di Jonggol, Jawa Barat, hari ini juga. Doa dari keluarga, rekan dan tetangga mengiringi kepulangannya. Haerudin dikenal sosok penuh semangat. Meski usianya susah setengah abad.
"Almarhum orangnya sangat baik dalam tugas maupun bergaul dengan sesama rekan kerjanya," imbuh Satriadi.
Satriadi mengatakan, Haerudin sudah bertugas selama 23 tahun di Damkar. Selama itupula tidak ada keluh kesah yang disampaikan Haerudin. Malahan belakangan diketahui sebelum berangkat bertugas Haerudin sedang merawat cucunya yang sakit.
"Banyak jasanya lah almarhum. Tidak ada kata tidak siap dan tidak pernah mengeluh melaksanakan tugasnya dan beliau juga tidak pernah punya selisih paham dengan teman-temannya," kenang Satriadi.
Reporter: Moch Harunsyah
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kebakaran hanguskan 15 rumah di Anggana Kukar, kerugian Rp 5 M
Kebakaran besar di Pasar Gedebage Bandung, 150 kios terbakar
30 Rumah semi permanen di Menteng habis dilahap si jago merah
Polisi olah TKP kebakaran di Pelabuhan Benoa
Hari ketiga kebakaran kapal di Benoa, masih terlihat kepulan asap
Kasus kebakaran Gedung Kemenhub dilimpahkan ke Polda Metro Jaya
Lokasi kebakaran puluhan kapal di Benoa jadi 'tempat wisata' dadakan warga