Ketua DPRD DKI duga calo 'bermain' dengan staf bawah RSUD
Staf itu membantu calo dalam hal administrasi.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menduga adanya keterlibatan pihak rumah sakit umum daerah (RSUD) dengan praktik percaloan antrean berobat pemegang kartu BPJS Kesehatan. Hal itu dikatakan Prasetio setelah menemui seorang warga asal Karang Anyar, Jakarta Pusat, Ety Erlina (44) yang menemui kejanggalan saat mengantre ketika berobat di RSUD Tarakan, Jalan Kyai Caringin No.7, Jakarta Pusat.
"Tidak mungkinlah (nomor antrean) satu sampai 34 punya kalau tidak ada orang dalam," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Jumat (26/8).
Dia memperkirakan, pihak rumah sakit yang terlibat bukan petinggi rumah sakit. Tetapi, kata Pras, orang yang berhubungan dengan calo langsung adalah staf rumah sakit di tingkat bawah. Staf itu membantu calo dalam hal administrasi.
"Ini mainan (orang) bawah, feeling saya dia (calo) main bawah, ada orangnya ke dalam situ peganglah, sama juga (dengan kasus) pasien masuk kamar," ungkap Pras.
Sebelumnya, Ety Erlina (44) warga Karang Anyar, Jakarta Pusat menemukan adanya praktik percaloan nomor periksa di Rumah Sakit Umum Tarakan, Jalan Kyai Caringin No 7 Jakarta Pusat. Temuan itu dia laporkan ke Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.
Ety menceritakan percaloan yang dialami. Saat itu, suaminya Uhi Permana (45), penderita sakit kanker darah harus menjalani pengobatan di RS Dharmais, Jl Letjen S Parman, Jakarta namun dipindahkan ke RS Tarakan. Kejadian tersebut terjadi, Kamis (25/8) lalu.
Namun ketika sudah dirujuk ke RS Tarakan, kata Ety, dia malah mengalami kesulitan saat akan mengantre untuk berobat. Padahal, dia dan suami sudah datang lebih awal untuk mendapatkan antrean lebih cepat. Tetapi datang pagi pun, kata Ety, tetap saja antrean nomor 35.
"Saya udah berangkat subuh-subuh tapi tetap saja dapat nomor antrean 35 di RS Tarakan," kata Ety saat melaporkan kepada Prasetio kantor DPRD DKI, Jakarta, Jumat (26/8).
Ety menceritakan, tidak hanya dia yang mengalami hal tersebut, beberapa pasien yang akan berobat sampai rela tidur di RS Tarakan untuk mendapat nomer antrean terbelakang. "Tetap saja dapat nomor antrean segitu," cerita Ety.