Konsep rumah DP nol rupiah dinilai masih sulit dipahami warga
Konsep uang muka nol rupiah buat pembelian rumah dari Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuai kritik. Konsep itu dianggap masih tidak jelas dan sulit membuat warga paham. Sehingga ini hanya dicap janji manis selama kampanye Pilgub DKI putaran II.
Konsep uang muka nol rupiah buat pembelian rumah dari Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuai kritik. Konsep itu dianggap masih tidak jelas dan sulit membuat warga paham. Sehingga ini hanya dicap janji manis selama kampanye Pilgub DKI putaran II.
Hal itu diungkapkan Direktur Studi Demokrasi Rakyat, Hari Purwanto, dalam keterangannya, Rabu (29/3). Dia melihat konsep itu sulut diterapkan DKI Jakarta. Terlihat dari penerimaan APBD DKI Jakarta sebesar Rp 71 triliun, tidak mungkin untuk membiayai kredit perumahan.
"Besar pasak daripada tiang yang akan terjadi di DKI Jakarta bila menggunakan gagasan Anies Baswedan yang tidak logis," ujar Hari. Dia meyakini ini hanya konten kampanye membuat warga merasa hanya di beri janji semata.
Menurut dia, dihitung memakai rumus apa pun, DP nol rupiah tidak mungkin. Semestinya mantan menteri pendidikan itu memikirkan solusi, bukan konsep mengawang-awang. Sehingga dikhawatirkan hanya membuat APBD DKI semakin boros dengan program itu. "Warga DKI Jakarta hanya dijanjikan ide yang tidak masuk akal dan tidak rasional," ucapnya.
Sementara itu, praktisi perbankan Andrew Parengkuan, memaparkan program mencicil pembelian Rumah tanpa DP sudah banyak dilakukan para developer. Jika pembayaran cicilan macet, developer tidak rugi, malah untung. Sebab rumah tersebut kembali kepada developer dan bisa dijual kembali harga sama.
Namun permasalahannya, Pemda DKI bukan Developer rumah. Sehingga Andrew merasa tidak mungkin pakai skema ini DP nol Rupiah buat kredit rumah. Kondisi ini juga bakal membingungkan pihak bank. "Bank tentunya akan menilai kemampuan Debitur KPR dalam melunasi cicilannya," jelas Andrew.
Kemampuan menyediakan uang muka merupakan penilaian bank untuk memberikan kredit. Menurut dia, jika KPR itu macet maka rumah tersebut akan disita. Tentu masalah ini akan membuat kredit macet di bank semakin tinggi.
"Bagi saya DP nol rupiah tersebut, hanya bagus di dalam teori saja serta indah dikumandangkan saat kampanye, tapi dalam pelaksanaannya akan sangat sulit dan tidak masuk logika perbankan," terangnya.
Seperti diketahui, pasangan nomor urut 3 di Pilgub DKI ini optimis bisa merealisasikan janji kampanyenya soal DP rumah seharga nol rupiah bagi warga Jakarta. Meskipun, program ini banyak dinilai tidak mungkin para lawan politiknya.
Sandiaga mengatakan, dia sudah mengidentifikasi tempat di mana warga Jakarta bisa mendapatkan rumah dengan harga rata-rata sebesar Rp 360 juta. Dengan nilai itu, dia yakin program DP nol rupiah bisa terealisasi.
"Tempatnya sudah kami identifikasi, tidak bisa kita rilis mohon maaf karena banyak spekulan yang ingin bermain tanah," kata Sandiaga.
Pria akrab disapa Bang Sandi ini mengungkapkan, banyak sekali sudah mencium keuntungan dari proyek ini. Oleh karena itu, Sandi memutuskan untuk merahasiakan di mana saja lokasi tanah tersebut.
"Tanah yang mengendus (proyek rumah DP nol persen), ini akan mengakibatkan implementasi kita sulit, kita tahu sendiri mereka hanya ingin kantong tebal dan dekat dengan kekuasaan. Saya berkomitmen ini programnya untuk rakyat, bagi pengembang besar ini bukan program yang cocok untuk mereka," tegasnya.
Dia menambahkan, saat pertama ditugaskan untuk membuat rumah dengan DP nol rupiah, dia sudah melakukan riset terlebih dahulu. "Waktu Mas Anies kasih tugas saya untuk membuat program rumah ringan DP nol rupiah ini saya melakukan riset membawa beberapa panel ahli, mereka menyatakan satu bisa dilakukan dan ada pandan hukumnya, sudah diaplikasikan di negara lain," jelasnya.