Kotak Amal Masjid Sunda Kelapa Juga Ditempeli Qris Palsu, Pelaku Diduga Orang Sama
Penipuan serupa ditemukan di masjid yang berlokasi di Menteng Jakarta Pusat itu terbongkar setelah pengurus masjid hendak bersedekah menemukan keterangan Qris berbeda dengan dimiliki Masjid Sunda Kelapa.
Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Arief Rosyid menceritakan modus pemalsuan Qris di kotak amal dilakukan orang tidak bertanggung jawab. Pemalsuan Qris baru diketahui para pengurus pada minggu lalu.
Metode scan barcode atau Qris di kotak amal sebelumnya telah digunakan Masjid Agung Sunda Kelapa sebelum muncul penipuan bermodus Qris palsu tersebut.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Penipuan serupa ditemukan di masjid yang berlokasi di Menteng Jakarta Pusat itu terbongkar setelah pengurus masjid hendak bersedekah menemukan keterangan Qris berbeda dengan dimiliki Masjid Sunda Kelapa.
"Jadi minggu lalu itu, sebelum yang belakangan viral, bendahara pengurus Masjid Sunda Kelapa sudah menyadari ketika ingin sedekah di masjid, loh kok logonya itu yang kita lihat namanya Restorasi Masjid. Kita bingung kok restorasi masjid, kita punyanya Masjid Agung Sunda Kelapa," kata Arief kepada merdeka.com, Selasa (11/4).
Dicek Pengurus Masjid
Mengetahui Qris masjid diganti, cerita Arief, para pengurus mengecek tempat mereka menyimpan Qris dan CCTV.
"Setelah itu kita akhirnya cek ke beberapa titik lain tempat kita menaruh Qris dan memang sudah terganti semua. Kita juga melakukan koordinasi di pengurus, setelah itu kita ngecek di karyawan, cek keamanan. Bahkan, kita cek rekaman CCTV dan ternyata valid tuh video yang menggambarkan orang nempel-nempel tanpa izin ini sama dengan di masjid lain," ujar Arief.
Arief mengatakan, penggantian Qris merupakan modus kejahatan baru yang dilakukan oleh kelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan pengurus masjid lainnya tidak mengenali pelaku yang menempel Qris palsu tersebut.
"Enggak kenal. Ada jemaah Masjid Agung Sunda Kelapa yang rumahnya di sekitar situ, ada juga orang yang berkantor di situ, ada juga orang yang singgah karena Masjid Agung Sunda Kelapa posisinya strategis. Kalau yang tiap waktu salat ada di masjid, orang itu biasanya enggak ada," kata Arief.
Pelaku Diduga Orang yang Sama
Kemudian pengurus masjid juga mengimbau kepada pihak keamanan dan jemaah masjid agar lebih waspada terkait penipuan bermodus Qris tersebut.
"Setelah kejadian itu, pengurus mengingatkan ke keamanan agar lebih waspada karena orang sering memanfaatkan kemudahan teknologi dengan kejahatan. Nah untuk ke jemaah, kita mengimbau agar hati-hati. Bisa dilihat lagi kalau ingin mengirimkan wakaf, infak, zakat ke pihak-pihak secara resmi, berizin, dan kredibilitas," ujar Arief.
Arief mengecam aksi pelaku. Dia meminta aparat menindak tegas pelaku.
"Pelakunya harus dicari, ditindak tegas karena setelah kita cek ternyata di masjid-masjid besar seperti Masjid Istiqlal puluhan Qris ditempeli sama orang ini," ujar Arief.
Menurut Arief, perkembangan teknologi seharusnya bisa dimanfaatkan hal-hal baik, bukan sebaliknya.
"Ternyata perkembangan teknologi yang harusnya bisa dimanfaatkan hal-hal baik juga bisa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk melakukan tindakan kejahatan seperti orang ini. Jadi ya hikmahnya memang kita sebagai umat beragama harus benar-benar bisa memanfaatkan teknologi," tutupnya.
Reporter Magang: Alya Fathinah
(mdk/gil)