M Taufik ngaku tak pernah berhubungan dengan Agung Sedayu Grup
Hari ini sejumlah pimpinan DPRD DKI sedang diperiksa KPK.
M Taufik dan sejumlah pimpinan DPRD DKI Jakarta diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini. Mereka diperiksa sebagai saksi terkait kasus suap pembahasan raperda tentang reklamasi Teluk Jakarta. Di mana dalam kasus ini telah menjerat mantan Komisi D DPRD DKI Jakarta sekaligus adiknya, M Sanusi.
Sebelum diperiksa, Taufik yang juga ketua Balegda DPRD, mengaku tak pernah bertemu pihak pengembang terkait 17 pulau di Teluk Jakarta. Termasuk Agung Sedayu Group sebagai pengembang yang luasan reklamasinya paling besar.
"Saya itu enggak pernah berhubungan dengan Agung Sedayu Group," ujarnya di Gedung KPK, Jakarta, Senin (11/4).
Dalam kesempatan yang sana, ditegaskannya usulan pemprov tambahan kontribusi dari 5 persen menjadi 15 persen tak memiliki dasar hukum.
"Begini, itu bukan kontribusi tapi tambahan kontribusi, itu tidak ada dasar hukumnya, makanya kita bilang itu silakan di Pergub, soal 5 persen dan 15 persen itu simulasinya. Karena tidak ada dasar hukumnya berarti diskresi, kalau diskresi kewenangan gubernur eksekutif, bukan DPRD," katanya.
"Itu bukan penurunan, karena enggak ada dasar hukum, kita berpedoman kalau yang 5 persen itu ada di Perda yang lama, ada usulan dari Bappenas gitu lho, jadi ada dasar hukumnya," tambahnya.
Seperti diketahui, dalam kasus ini KPK telah menetapkan tiga orang tersangka atas kasus suap terkait pembahasan Raperda (rancangan peraturan daerah) zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Ketua Komisi D DPRD DKI M Sanusi ditangkap saat melakukan transaksi dengan pihak swasta berinisial GEF yang berperan sebagai perantara dari PT Agung Podomoro Land (APL).
PT Agung Podomoro Land melalui anak perusahaannya, PT Muara Wisesa Samudera merupakan salah satu perusahaan pengembang dalam proyek reklamasi itu. Perusahaan ini melakukan pembangunan pulau G seluas 161 hektare yang diperuntukan untuk hunian, komersil, dan rekreasi.
Baca juga:
Muncul di Balai Kota, Sunny langsung ke ruangan Ahok
M Taufik bilang 15% kontribusi usulan Ahok tak ada dasar hukum
Seminggu tak muncul, Sunny Tanuwidjaja mulai kembali ke Balai Kota
Suara warga Jakarta tolak reklamasi, tak manfaat buat rakyat kecil
Sandiaga ingatkan Ahok soal reklamasi: 10 ribu nelayan kena dampak
Wagub era Foke ungkap manipulasi reklamasi, minta Ahok tak lanjutkan
BEM UI demo tolak reklamasi saat hari bebas kendaraan
-
Kenapa Nagita muncul di poster kampanye tersebut? Sebagai seorang yang masih ada darah Sulawesi Utara (yaitu) Manado, tentu bangga bisa mewakili daerah untuk membangun," tulisnya. "Namun untuk postingan yang mengatasnamakan saya sebagai Calon Wakil Gubernur, saya menyatakan belum pernah mencalonkan diri atau ajakan untuk mencalonkan," sambungnya.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Di mana kampanye akbar Prabowo-Gibran diadakan? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menargetkan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tembus di atas 51 persen usai kampanye akbar terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.