Mahasiswa Geruduk Gedung Rektorat Minta Rektor Universitas Pancasila Dicopot Terkait
Di depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila, salah satu koordinator aksi Dio Marcelino menyampaikan orasinya.
Mereka menyuarakan lewat spanduk dan baliho.
Mahasiswa Geruduk Gedung Rektorat Minta Rektor Universitas Pancasila Dicopot Terkait
- Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Naik Penyidikan
- Cerita Mahasiswa Universitas Pancasila Diintervensi Usai Desak Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Dituntaskan
- Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Rektor UP Dicopot dari Jabatan
- Rektor Universitas Pancasila Tak Hadiri Panggilan Polisi, Ini Alasannya
Ratusan mahasiwa geruduk Gedung Rektorat Universitas Pancasila pada hari ini. Mereka menuntut Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) mencopot rektor ETH dari jabatan sebagai rektor.
Ratusan mahasiswa melupakan kekecewaan terhadap tindakan rektor yang diduga melakukan pelecehan seksual. Mereka menyuarakan lewat spanduk dan baliho.
Di depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila, salah satu koordinator aksi Dio Marcelino menyampaikan orasinya.
"Hari ini adalah aksi lanjutan dari pernyataan sikap kami. Ada empat poin tuntutan kami," kata dia.
Dio mengatakan, rektor Universitas Pancasila, ETH harus dicopot sampai ada kepastian hukum atas kasus tersebut. Menurutnya, bila memang pihak yayasan telah menonaktifkan ETH seharusnya mereka segera menunjuk Pelaksana Tugas (Plt).
"Kami menuntut rektor yang sedang menjabat aktif ini untuk dicopot sementara sampai penyelesaian proses hukum ini berlangsung. Apabila memang sudah dicopot sementara ataupun sudah diberhentikan sementara Prof ETH dalam hal ini rektor yang masih menjabat, pihak yayasan harus memberikan plt," ucap dia.
Selain itu, Dio juga menuntut rektor baru ini untuk menyampaikan visi-misi di depan seluruh citivas akademika demi memulihkan nama baik dan kepercayaan rektor mahasiwa. "Apabila tidak dilakukan, kami akan tetap berdiri di sini," ujar dia.
Sementara itu, anggota Yayasan dan Pendidikan Universitas Pancasila (YPPUP) menunjuk Sri Widyastuti sebagai Plt Rektor Universitas Pancasila.
Sekretaris Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Yoga Satrio menerangkan, keputusan ini berdasarkan hasil Rapat Pleno Yayasan pada hari Senin, 26 Februari 2024.
"Dari rapat pleno tersebut, diputuskan bahwa YPPUP telah mengambil Keputusan untuk menonaktifkan Rektor per hari ini, Selasa 27 Februari 2024, dengan adanya keputusan tersebut YPPUP menunjuk Wakil Rektor I Prof. Dr. Sri Widyastuti, S.E., M.M., M.SI sebagai Plt Rektor," kata Yoga kepada wartawan, Selasa (27/2/2024).
Namun suasana yang awalnya kondusif berubah panas. Hal itu terjadi saat mereka meminta perwakilan dari rektorat untuk datang menemui massa aksi.
Saat itu, seorang karyawan dari Universitas datang memberikan penjelasan kepada koordinator aksi.
Mendengar jawaban itu, massa pun merasa tak puas. Kemudian, salah seorang mahasiswa mengintruksikan kepada massa aksi untuk maju mendekat ke dekat pintu masuk rektorat.
Sekuriti lantas berdiri membuat barikade. Entah apa pemicunya, massa langung mendekat. Aksi saling dorong tak terhindarkan.
Keributan itu pun memancing massa yang lain, mereka lalu mendorong dan memukul beberapa sekurti maupun karyawan yang mengadang mahasiswa yang berniat merangsek masuk ke ruang rektorat.
Tak sampai di situ, beberapa mahasiwa terlihat melemparkan batu, tanah, sampah, botol air mineral ke arah sekurti dan pintu masuk rektorat.
Saat kondisi ricuh, koordinator aksi berusaha memadamkan situasi. Dia melarang mahasiswa untuk bertindak anarkis. Usaha itu pun membuatkan hasil.
Saat ini, demontrasi mahasiswa pun masih berlangsung. Suasana masih memanas, bahkan kini massa membakar-bakar ban bekas.
merdeka.com