Rektor Universitas Pancasila Tak Hadiri Panggilan Polisi, Ini Alasannya
Rektor Univ. Pancasila diduga terjerat kasus pelecehan seksual
Rektor Univ. Pancasila diduga terjerat kasus pelecehan seksual
Rektor Universitas Pancasila Tak Hadiri Panggilan Polisi, Ini Alasannya
Polda Metro Jaya telah menjadwalkan pemanggilan terhadap Rektor Universitas Pancasila, ETH untuk diperiksa terkait kasus dugaan pelecehan Senin (26/2). Namun ETH tidak berkena hadir pada pemeriksaan hari ini.
Kuasa hukum ETH, Raden Nanda Setiawan membenarkan ketidak hadiran kliennya itu dikarenakan adanya jadwal lain.
"Pada hari ini Klien kami Prof ETH sedang berhalangan hadir dalam Pemeriksaan di Subdit Renakta Polda Metro Jaya karena sudah ada jadwal sebelum surat undangan dari polda diterima," kata Raden dalam keterangannya, Senin (26/2).
Ia juga mengaku telah bersurat ke penyidik perihal batal pemeriksaan hari ini.
"Kami juga telah melakukan Penyerahan Surat Permohonan penundaan Pemeriksaan Klien Kami Prof ETH," jelas dia.
Kasus yang menggegerkan dunia pendidikan digegerkan dengan adanya pelaporan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang rektor terhadap bawahannya.
Kasus itu pun telah diadukan ke pihak kepolisian. Korban inisial RZ membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Laporan teregister dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Sementara itu, korban inisial DF membuat laporan ke Bareskrim Polri. Laporan tercatat dengan nomor LP/B/36/I/2024/SPKT/BARESKRIM POLRI.
Terlapornya adalah ETH, rektor dari salah satu universitas swasta di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kini, kedua korban didampingi oleh penasihat hukum Amanda Manthovani. Dia mendapat kuasa dari kedua korban pada 31 Januari 2024 kemarin, setelah korban membuat laporan ke polisi.
Amanda kemudian menceritakan ulang kronologis kejadian pelecehan seksual sesuai penuturan dari korban RZ yang merupakan staf Humas dan Ventura Universitas Pancasila. Dan korban DF yang juga karyawan honorer di Universitas Pancasila.
"Dua orang ini datang ke saya, menceritakan sudah dilecehkan oleh oknum rektor," kata Amanda saat dihubungi, Minggu (25/2).
Menurut penuturan korban RZ, awalnya dipanggil untuk datang ke ruangan rektor pada awal Februari 2023. RZ pun hadir seorang diri pukul 13.00. Di sana, diberi tugas oleh terduga pelaku. Saat tengah mengerjakan tugas, terduga pelaku menghampiri dan melakukan tindakan pelecehan seksual.
"Jadi waktu korban buka pintu, posisi oknum rektor ada di meja kerja. Waktu lagi catat-catat sambil komunikasi, tiba-tiba dia (korban) dicium," ujar Amanda menuturkan kembali cerita korban.