Membandingkan Ide Cagub Jakarta Soal Program Rumah Rakyat
Persoalan permukiman di Jakarta sempat disinggung oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Banyak persoalan yang terjadi di Jakarta, mengharuskan segera diselesaikan oleh kepala daerah. Salah satunya adalah perihal pembangunan dan penataan hunian untuk warga Jakarta.
Beberapa waktu lalu, persoalan ini sampai disindir oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
- Di Depan 3 Cagub Jakarta, Warga Desak Solusi buat Polusi Udara Ibu Kota
- Jelang Debat Perdana, Adu Program Cagub-Cawagub DKI Jakarta, Mana yang Paling Memikat?
- Menelusuri Sosok Gubernur Jakarta yang Disindir Hashim Cuma 'Omon-Omon' Bikin Rumah Rakyat
- Ridwan Kamil Bakal Buka Posko Aduan ala Ahok Jika Jadi Gubernur Jakarta
Adik dari presiden terpilih Prabowo Subianto ini menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga Jakarta.
Menurut dia, mantan Gubernur Jakarta ini hanya banyak bicara saja tanpa aksi nyata untuk menyediakan rumah untuk rakyat.
"Di Jakarta ternyata ada perusahaan daerah namanya Pasar Jaya. Pasar Jaya memiliki 153 pasar, ini studinya ide lama. Ternyata kepala daerah yang lama banyak omon-omon, no action talk only. Maka kita harus action," tegas Hashim di Acara Rakernas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.
Pada Pilkada Jakarta 2024 ini, para calon gubernur mengungkapkan janji kampanye untuk membenahi persoalan permukiman warga.
Cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil akan menjadikan kantor-kantor pemerintah yang ditinggalkan di Jakarta dibuat hunian atau perumahan untuk masyarakat. Sebab, kantor pemerintah bakal pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Lahan-lahan pemerintahan yang ditinggal ke IKN, Prabowo menyampaikan untuk perumahan rakyat, secinta itu Prabowo, yang nomor 1, jadi presiden yang peduli dengan perumahan rakyat, Jakarta vertikal ya, termasuk gagasan membangun di atas jalan dan lain sebagainya, itu akan menjadi prioritas," kata RK di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/9).
Selain itu, RK bakal menggagas program hunian di atas pasar. Hunian tersebut bakal dibangun di sejumlah fasilitas seperti pasar Manggarai, Dukuh Atas, Tanah Abang dan Juanda.
"Nanti coba upayakan membangun di atas pasar-pasar Jakarta, di atas Manggarai, Dukuh Atas, di atas Tanah Abang, Juanda dan lain-lain," ucapnya.
RK menggagas juga program tersebut karena mendapat mandat dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. Prabowo meminta RK agar membangun hunian bagi rakyat di tengah kota.
"Salah satu gagasan dan arahan Pak Prabowo salah satunya adalah Jakarta tolong membuat perumahan di tengah kota, tapi tanahnya abis," ujar RK.
Selain itu, Ridwan Kamil juga berencana membangun perumahan vertikal di atas kawasan stasiun kereta.
"Ridwan Kamil selama dua tahun dari 2001-2003 tinggalnya di Apartemen di atas stasiun, jadi saya bersama almarhum Eril (putra sulung Ridwan Kamil) di Hong Kong tinggalnya di atas apartemen yang ada di atas stasiun. Jadi sangat realistis," ucapnya.
Sementara itu, cagub nomor urut tiga Rano 'Doel' Karno berjanji akan menyudahi gaya permukiman padat penduduk, demi kualitas hidup yang lebih baik. Dia pun mengambil contoh Singapura.
Menurut dia, Jakarta yang luasnya hampir setara dengan negara tersebut bisa menjadi contoh sukses tata kota yang tidak lagi membangun rumah tapak.
"Singapura membangun kota itu luar biasa. Mereka sama dengan kita dulu rumahnya tapak bawah semua. Tapi begitu populasi naik, keputusan pemerintah, naikkan building (bangunan) ke atas semua. Mau tidak mau harus begitu," tegas Rano.
Rano menyatakan, dengan mengubah konsep tata pembangunan maka akan ada pengorbanan. Tapi dia berjanji, pengorbanan dijalankan kelak akan berbuah manis.
"Satu saat kalau saya jadi wakil gubernur dengan Mas Pram, pasti pembangunan memerlukan pengorbanan. Tapi pengorbanan harus dibayar untuk kepentingan masyarakat, bukan kepentingan kita," janji Rano.
Saat disinggung apakah pengorbanan dilakukan akan menggunakan konsep penggusuran terhadap warga yang tinggal di pemukiman padat, Rano menjelaskan bahwa akan ada penataan yang baik disesuaikan dengan tempat kerja masing-masing warga.
"Bukan gusur. Kita juga lihat dong. Jakarta ini kan 5 wilayah. Pusat, Selatan, Timur, (Barat dan Utara). Kan kita tahu nih, industri ada di mana, ini ada di mana. Misal industri di situ, perumahan karyawan itu harus ada dekat di situ. Jangan dijauhin lagi. Ya maaf nih, kita kerja di Cakung, tinggal di Bekasi. Habis di ongkos," ungkap dia.
Maka dari itu, Rano memastikan konsep pembangunan kota Jakarta tidak akan membuat warganya sengsara. Tapi penataan adalah hal wajib dilakukan demi kebaikan.
"Memang masyarakat kita belum familiar tinggal di rumah susun. Jujur saya nggak mau janji. Tapi yang pasti, gue nggak mau nyusahin orang Jakarta. Bukan orang Betawi aja. Mau nggak mau begitu. Kalau enggak, kekejar," dia menandasi.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun cagub nomor urut dua Dharma Pongrekun belum menjabarkan gagasan perihal maasalah permukiman.