MRT Jakarta Teken Kontrak dengan Perusahaan Jepang, Percepat Bangun Proyek Fase 2A
Teken kontrak berlangsung di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (17/4/2024)
- TransJakarta Geser Halte Kebon Sirih ke Halte Temporer Imbas Pengerjaan Proyek MRT
- Jepang Kasih Utang Rp15,6 Triliun untuk Bangun MRT Jakarta dari Medansatria-Tomang
- Lanjutkan Jalur Timur-Barat, MRT Jakarta Dapat Pinjaman Jepang
- Pakai Kontraktor Jepang, Proyek MRT Bundaran HI-Kota Harus Selesai Tahun 2029
MRT Jakarta Teken Kontrak dengan Perusahaan Jepang, Percepat Bangun Proyek Fase 2A
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta melakukan penandatanganan contract package (CP) 205 dengan konsultan perencanaan pembangunan asal Jepang, Sojitz Corporation.
Kerja sama ini dilakukan MRT Jakarta dalam upaya mempercepat proyek pembangunan sistem perkeretaapian dan rel (track) MRT Fase 2A (Bundaran HI-Kota). Teken kontrak berlangsung di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (17/4/2024).
Penandatanganan kontrak perjanjian kerja sama dilakukan Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Weni Maulina dan Assistant General Manager, Airport, and Transportation Infrastructure Department Sojitz Corporation Naoki Kazama.
Proses penandatanganan disaksikan Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi, dan Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi.
Heru menilai, kerja sama MRT Jakarta dengan perusahaan Jepang tersebut sebagai bentuk sinergi antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemerintah Jepang dalam hal pembangunan infrastruktur transportasi di Jakarta.
"Sejauh ini, kerja sama Indonesia dan Jepang telah menjadi andalan pada sektor transportasi publik di Kota Jakarta," kata Heru.
Heru berharap penandatanganan kontrak kerja sama bakal dapat mempercepat pembangunan proyek MRT Jakarta Fase 2A. Sehingga, kata dia upaya untuk meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup masyarakat segera terwujud.
"Tentunya, proyek pembangunan internasional ini diharapkan terus berlanjut dan semoga proyeknya bisa menghubungkan jalur Timur-Barat dan sebaliknya," kata Heru.
"Upaya kerja keras kita bersama ini juga akan dirasakan oleh anak cucu kita di masa depan, dengan merasakan kemudahan akses transportasi yang kompeten, bagi Jakarta yang tengah menyongsong kota global,"
sambung heru.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat, menyebut penandatanganan CP 205 ini merupakan tindak lanjut dari tiga mandat Pemprov DKI Jakarta kepada PT MRT Jakarta.
Tiga mandat itu terdiri dari, membangun infrastruktur, melakukan operasi dan pemeliharaan, serta membangun bisnis serta kawasan transit di Jakarta.
Lebih lanjut, Tuhiyat menyampaikan per Maret 2024 ini progres pembangunan MRT Jakarta Fase 2A dari Bundaran HI-Kota, 33,36 persen. Data ini tercatat per 25 Maret 2024.
"Rinciannya, Stasiun Thamrin dan Monas 74 persen, Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar 28 persen, Glodok-Kota 50 persen. Semuanya kami kerjakan dengan target tepat waktu, sasaran, dan anggaran," terangnya.
Sebagai informasi, paket kontrak CP205 ini meliputi pembangunan gardu induk (substation system), sistem distribusi daya (power distribution system), listrik aliran atas (overhead contact system), persinyalan (signaling), telekomunikasi, SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition), rel (track), dan pintu tepi peron (platform screen doors).
CP205 ini akan mendukung operasional MRT Jakarta dari Bundaran HI hingga Kota dan memiliki nilai kontrak sebesar 26 juta yen. Periode kontrak CP205 selama 75 bulan hingga akhir 2029.