Nasib Rasmini Terombang Ambing Tanpa Kejelasan, Menanti Kampung Susun Bayam Dihuni
Warga KSB adalah yang terdampak pembangunan JIS. Mereka terpaksa membangun tenda pengungsian di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat untuk meminta bantuan Pemprov agar bisa segera menghuni bangunan yang dijanjikan kepada mereka.
Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Anies Baswedan, telah meresmikan Kampung Susun Bayam (KSB) pada pada Oktober lalu. Hunian ini diperuntukkan bagi warga yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS). Namun, hingga kini, warga belum dapat memasuki dan menghuni KSB. Kenapa?
merdeka.com mencoba berkunjung ke KSB pada Senin (5/12). Berdasarkan pantauan, masih terdapat tenda pengungsi di depan pintu masuk KSB. Di dalamnya, terlihat satu buah motor, satu kasur, dan beberapa alat masak.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Kapan Desa Bawah Tanah Zaman Perunggu ini didiami? Bukti yang digali sejauh ini mengungkapkan situs itu diduduki sampai periode Romawi dan kemudian tampaknya ditinggalkan sampai desa abad ke-4 atau ke-5 Masehi dibangun.
-
Apa keunikan Kampung Paniis di Sumedang? Kampung Paniis di Desa Cienteung, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki bentuk atap bangunan yang unik. Tiap warga di sana masih mempertahankan bentuk suhunan atau atap rumah yang bergaya khas zaman penjajahan Jepang.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Di mana lokasi Kampung Saungkuriang? Wisata yang terletak di Jalan Galaxy 35 Blok F6, RT.008/RW.001, Cipondoh Indah, Kecamatan Cipondoh ini menawarkan konsep menarik yakni nuansa pedesaan di tengah-tengah kota.
-
Di mana Kampung Cikabuyutan berada? Kampung Cikabuyutan, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Garut.
Gerbang besi sebagai pintu masuk KSB dirantai dan digembok. Hanya terlihat seorang ibu bersama satu anak berusia dua tahun.
"Saya jaga di sini, yang lain ke Balai Kota," kata ibu tersebut, Rasmini, kepada merdeka.com.
Untuk diketahui, warga KSB terpaksa membangun tenda pengungsian di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat untuk meminta bantuan Pemprov agar bisa segera menghuni bangunan yang dijanjikan kepada mereka.
Rasmini berkata, ia tinggal di tenda tersebut bersama empat keluarga lainnya. Total, ada 15 orang tidur di tenda ini, termasuk 7 orang anak-anak.
"Sudah dua minggu di sini. Awalnya kan ngontrak, tapi dijanjin tanggal 20 November kemarin masuk. Eh enggak ada kabar," cerita Rasmini.
Tanpa Air
Rasmini juga bercerita. Untuk kebutuhan MCK, dia terpaksa menumpang di kontrakan teman-temannya. Sebab di tempatnya saat ini, tak terlihat kamar mandi, keran, ataupun sumber air lainnya.
"Kan Alhamdulillah yang cukup pada ngontrak, tapi ada juga yang numpang-numpang sama saudara. Saya di sini," katanya.
Rasmini mengatakan. Petugas Satpol PP sempat menghampiri tenda pengungsian dan meminta warga mengurus surat izin dari Polda.
"Alhamdulillah di sini aman. Tapi kemarin ada Satpol PP bilang suruh minta surat izin dari Polda gitu katanya," ujar Rasmini.
Dia dan teman-temannya sangat berharap nasib warga KSB sama seperti Kampung Susun Akuarium. Utamanya berkaitan dengan biaya sewa. Mereka ingin sewa yang terjangkau.
"Kalau di Akuarium kan masuk dulu baru diskusi. Harga sewanya juga Rp34 ribu," tambahnya.
Dibuat Bingung Jakpro
Rasmini mengungkapkan, warga mempertanyakan kepengurusan KSB. Sebab, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menyebut, pengelolaan KSB kini dipegang oleh Pemprov DKI. Sebaliknya, Pemprov mengatakan pengelolaan KSB dipegang Jakpro.
"Benar nggak tuh ya, saya lihat berita katanya (pengelolaan) dipegang pemerintah. Tapi Pak Heru bilang balik ke Jakpro. Jadi gimana itu ya," kata Rasmini.
Rasmini tak kuat jika harus hidup terkatung-katung seperti ini. Dia kembali mengungkit janji Gubernur Anies Baswedan. Kala itu warga sekitar JIS, Taman BMW, dijanjikan untuk masuk ke KSB secara gratis. Selain itu, mereka juga dijanjikan untuk dipekerjakan.
"Ya dulu katanya kan mau disetarakan. Kita mau dipekerjakan itu katanya. Sudah dimintain data-data pengalaman di (Taman) BMW. Suami saya punya grup juga itu untuk perkebunan, kita akan berkebun juga nanti. Sampai waktu itu ikut Dinas Pertamanan atau apa lah ke Jakarta Barat," ujar Rasmini.
Tetapi kini, janji tinggallah janji. Dia dan beberapa warga lainnya tak kunjung bisa menghuni KSB. Malah kabar terbaru, mereka harus menyewa.
Kekecewaan itulah yang membuat mereka melakukan aksi di Balai Kota. Baik Pemprov DKI maupun Jakpro belum bisa menjelaskan nasib dari kelanjutan penghunian KSB
"Belum, belum ngomong apa-apa Jakpro," kata Rasmini.
(mdk/lia)