Nelayan minta reklamasi di Jakarta dihentikan selamanya
Sekali melaut biasanya nelayan bisa membawa pulang 50 kilogram hasil laut. Tapi sekarang hanya 2-3 kilogram saja.
Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta akhirnya sepakat menghentikan sementara rencana reklamasi pantai utara Jakarta. Namun bagi nelayan, keputusan itu tidak cukup. Gabungan Komunitas Nelayan Tradisional meminta pemerintah pusat menghentikan proyek itu selamanya.
"Tuntutan kami minta dihentikan reklamasi selamanya, karena itu adalah ladang penghasilan bagi kami para nelayan, tidak ada lagi. Tuntutan kami sebagai nelayan hanya itu," tegas Cartama (53), nelayan Muara Angke di kantor LBH Jakarta, Selasa (19/4).
-
Kenapa Nagita muncul di poster kampanye tersebut? Sebagai seorang yang masih ada darah Sulawesi Utara (yaitu) Manado, tentu bangga bisa mewakili daerah untuk membangun," tulisnya. "Namun untuk postingan yang mengatasnamakan saya sebagai Calon Wakil Gubernur, saya menyatakan belum pernah mencalonkan diri atau ajakan untuk mencalonkan," sambungnya.
-
Siapa yang terlibat dalam mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Warga suku Papua sedang melakukan aksi menabuh gendang saat mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/10/2023).
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Kapan kata-kata promosi jualan paling efektif? "Perut keroncongan di tanggal tua? Segera datang ke outlet kami!"
-
Siapa yang memulai kampanye di Surabaya? Anies memulai kampanye di Jakarta. Sedangkan, Cak Imin bakal berkampanye di Surabaya.
-
Apa yang membuat kata-kata promosi jualan menarik? Kata-kata promosi jualan yang menarik bisa membuat pelanggan berdatangan silih berganti. Tak sekedar menambah daya tarik, promosi yang unik juga membuat dagangan kita semakin dikenal.
Reklamasi teluk Jakarta telah merenggut kehidupan dan penghasilan nelayan. Sebelum dilaksanakan reklamasi Teluk Jakarta, nelayan bisa mengantongi minimal Rp 150.000-200.000 per hari.
"Sekarang pendapatan saya maksimal Rp 80.000 bahkan bisa kurang dari itu. Sedangkan kebutuhan ekonomi di rumah lebih dari itu. Ruginya sangat banyak. Makanya kami selaku nelayan meminta tolonglah dihentikan reklamasi itu," kata Cartama.
Berkurangnya penghasilan nelayan karena tangkapan ikan lebih sedikit dibanding biasanya. Cartama menceritakan, sekali melaut biasanya nelayan bisa membawa pulang 50 kg hasil laut. Tapi sejak reklamasi dijalankan hanya mencapai 2-3 kg.
"Itu minim ya. Tapi kalau standarnya 10 kg. Tapi 10 kg itu tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-sehari," katanya.