Nonton layar tancap, kalau gerimis bubar?
Masyarakat sekitar tidak kapok biasanya mereka akan kembali lagi nonton layar tancap saat hujan reda.
Tontonan layar tancap bagi masyarakat di pedesaan menjadi hiburan yang mahal. Biasanya masyarakat berbondong-bondong datang ke tempat kawinan atau yang punya hajat manggil layar tancap.
Biasanya layar tancap dipasang di lokasi yang cukup luas karena butuh ruang yang cukup untuk memasang dua tiang bambu untuk penyangga layar berukuran 5x6 tersebut.
Tidak jarang lokasi yang favorit di tengah sawah yang sudah dipanen padinya. Jika sudah begitu, orang-orang dari kampung mana saja berdatangan hanya dengan mengenakan sarung (kain) untuk selimut, ada juga yang sengaja membawa tikar sebagai alas duduk dan tidak lupa cemilan kacang rebus yang banyak dijual sekitar lokasi layar tancap.
Namun, tidak jarang jika hujan datang secara tiba-tiba, penonton layar tancap pada budal (pergi) lantaran tidak ada tempat berteduh.
Salah satu pemilik usaha layar tancap Jamaludin (45) tidak menampik fenomena itu. Menurutnya risiko penonton layar tancap jika tiba-tiba hujan karena yang punya hajat tidak menyediakan tenda untuk berteduh jika tiba-tiba hujan datang.
"Iya, sering kejadian seperti itu. Penonton lagi enak-enaknya duduk lihat film. Tiba-tiba hujan turun, ya mau nggak mau pada lari dah tuh yang nonton. Tapi ada juga penonton layar tancap yang tetep nonton meski ujan, biasanya mereka bawa cadangan jas hujan, payung. Ada juga orang tetap nonton meski hujan, mungkin emang dia suka film itu, meski ujan tetap aja ditonton," kata Jamal saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Kp. Baru, Desa Gedung Pengawas, Babelan, Bekasi Utara, Kamis (25/11).
Jamal menuturkan, masyarakat sekitar tidak kapok biasanya mereka akan kembali lagi nonton layar tancap saat hujan reda.
"Biasanya, mereka yang nonton layar tancep kalau hujan udah berhenti, balik lagi tuh nonton. Kan kalau layar tancap mah meski hujan turun film tetap diputer sampe jam 3 pagi," ujar Jamal.
Hiburan layar tancap ini, sambung Jamal, masih laku di perkampungan. Tidak mengenal musim kemarau dan hujan. Apalagi musim panen padi dan bulan haji orderan layar tancap di kampung laris manis diminta orang yang mengadakan acara hajatan (kawinan)
"Musim hujan nggak ngaruh. Masih ada aja tiap bulan orang manggil layar tancap buat hajatan di rumahnya. Bulan ini ajah udah ada tiga orang yang manggil kita (layar tancap), kadang saya sampai kelupaan tanggalnya karena saking banyaknya yang manggil layar tancep, " kata Jamal yang mengaku punya satu asisten untuk mengurus usaha layar tancapnya itu.