PDIP: Jika Anies Utamakan Kepentingan Warga, Mengapa Formula E Tidak Dibatalkan?
Dengan dibatalkannya formula E, uang rakyat yang nilainya sangat fantastis itu juga bisa dikembalikan.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mendorong Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatalkan gelaran Balapan formula E jika mengutamakan kepentingan rakyat Ibu Kota. Dengan dibatalkannya formula E, uang rakyat yang nilainya sangat fantastis itu juga bisa dikembalikan.
Anies sendiri dinilainya terlihat tak ambil pusing soal rencana pengajuan hak interpelasi perihal balapan Formula E yang di pelopori oleh Fraksi PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Anies pun mengatakan, pihaknya lebih mengutamakan kepentingan warga di tengah pandemi virus corona (Covid-19), ketimbang masalah interpelasi Formula E.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
"Jika memang Pak Anies benar-benar mengutamakan kepentingan warga, kenapa tidak dibatalkan saja agenda Balapan Formula E di Jakarta. Karena uang yang sudah masuk jumlahnya tidak sedikit, dan jika di kembalikan uangnya itu sangat bisa bermanfaat untuk membantu masyarakat Jakarta yang kesusahan karena terdampak Pandemi Covid-19," ketus Kenneth dalam keterangannya, Jumat (3/9).
Kent pun tak khawatir, jika langkah Interpelasi balapan Formula E ini di anggap tidak akan berhasil. Menurutnya, warga Jakarta akan dapat menilai siapa pejabat yang betul-betul bekerja menjalankan kewajibannya untuk mewakili aspirasi masyarakat terkait polemik pagelaran balapan Formula E ini.
"Saya tidak khawatir terkait pendapat beberapa pengamat dan rekan-rekan anggota dewan, bahwa Interpelasi ini akan gagal dan dianggap kami ini sedang berkhayal, yang penting kami sudah mengambil langkah awal dengan bertujuan supaya ada transparansi mengenai anggaran balapan Formula E ini, yang sudah disetor menggunakan APBD. Karena masyarakat berhak tau uang mereka dipakai kemana dan untuk apa saja?," sambung Kent.
Menurut Kent, Masyarakat DKI Jakarta perlu mengetahui bahwa kondisi keuangan Pemprov DKI Jakarta sedang mengalami defisit dan banyak program prioritas tidak berjalan karena tidak punya anggaran. Tetapi, Gubernur DKI Anies malah tetap mau mengadakan pagelaran balap mobil listrik tersebut.
"Ada apa sebenarnya? Dan untuk rekan- rekan anggota dewan yang tidak mendukung interpelasi dan berpendapat masyarakat saat ini tengah menunggu aksi-aksi konkret untuk membantu warga di tengah Pandemi Covid-19," ujarnya.
"Bagaimana mau melakukan aksi konkret menolong masyarakat? wong uang Pemprov DKI Jakarta saja defisit," kata dia.
Menurutnya, distribus Kartu Jakarta Pintar (KJP) saja carut marut dan banyak murid yang berhak mendapatkan bantuan KJP di rekening Bank DKI masih terancam putus sekolah. Kemudian, banyak warga yang terkena PHK dan harus di rumahkan imbas PPKM yang terus berlanjut ini.
"Apa solusi untuk mereka? apakah Gubernur Anies sudah berfikir untuk mengantisipasi hal ini?, belum lagi sektor UMKM yang terdampak karena pandemi ini, banyak pengusaha UMKM yang membutuhkan bantuan modal kerja supaya mereka bisa melanjutkan usahanya," ungkapnya.
Justru, menurut dia, langkah interpelasi kepada Anies lebih konkret dan kerja nyata. Pihaknya ingin Anies transparan dengan Masyarakat DKI Jakarta. Dia bilang, lebih baik mengkritisi Anies dibanding diam tidak melakukan apa-apa dan membiarkan uang masyarakat Jakarta di hambur-hamburkan begitu saja.
"Dengan membatalkan pagelaran balapan Formula E serta mengalokasikan dana yang hampir Rp1 triliun itu, bisa untuk menolong masyarakat yang ekonominya terdampak Pandemi Covid-19," tegas Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.
Kent pun mengakui, jika dirinya salah satu anggota dewan yang mengkritik keras disaat pohon-pohon di Monumen Nasional (Monas) ditebang dengan berdalih untuk pagelaran balapan Formula E tersebut. Namun, hal itu terlanjur mendapat sorotan dari pemerintah pusat.
"Ada juga rekan anggota dewan yang menyindir kami, kalau ingin meminta informasi dari Gubernur Anies tidak perlu melakukan langkah Interpelasi, lha selama ini kami sudah baik-baik kok mempertanyakan permasalahan rencana pagelaran balapan Formula E ini," kata dia.
"Saya malah termasuk yang paling keras mengkritik, pada saat awal ada pemotongan pohon di Monas, tetapi rupanya Gubernur Anies tidak menghargai kami. Bukannya menjawab, malah menframing seakan-akan kami berpolitik ingin menjatuhkan Pak Anies dengan melakukan langkah interpelasi ini," tutur Kent.
Menurut Kent, Interpelasi sudah tertuang di dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 Pasal 322. Seharusnya, orang nomor satu di DKI Jakarta itu bersikap ksatria untuk bisa menjelaskan perihal rencana pagelaran Formula E.
Dia meminta Anies tinggal menjawab soal interpelasi ini agar tidak gaduh dan bertele-tele. Menurutnya, semakin Anies diam dan bermanuver kemana- mana, justru menunjukkan bahwa memang pagelaran balapan Formula E ini ada masalah.
"Kami hanya inginkan keterbukaan. Biar ada rapat Paripurna, rapat Paripurna ini bisa menjadi panggung Anda mengklarifikasi dan mempertanggung jawabkan semua tentang polemik Formula E di depan masyarakat Jakarta," ucapnya.
"Jawab semuanya di sana, ada media, masyarakat bisa hadir mendengarkan mengenai hal ini, supaya pada akhirnya menjadi terang benderang dan masyarakat paham, uang mereka di pakai untuk apa saja. Simple kok. Itu saja," tegas Kent.
Kent pun mempertanyakan pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan para pimpinan fraksi DPRD DKI Jakarta pada Kamis 26 Agustus 2021 malam di rumah dinas Gubernur. Kent menilai, hal itu seharusnya tidak perlu dilakukan oleh orang nomor satu di Jakarta dengan mengundang pimpinan fraksi DPRD DKI Jakarta di tengah memanasnya isu Interpelasi balapan Formula E.
"Bukan malah membenturkan kami dengan rekan-rekan dengan manuver makan malam di rumah Anda. Sekarang begini saja, berani tidak Anda Jelaskan apa hasil dari pertemuan makan malam di rumah Anda yang mengundang 7 fraksi tersebut. Jelaskan kepada masyarakat apa hasil pembicaraan di rumah Anda tersebut, masyarakat berhak tau, kalau memang mau ada akuntabilitas yang jelas. Anda juga di pilih oleh masyarakat Jakarta, jadi Anda harus ingat apa kewajiban Anda?," tuturnya.
Pasalnya, kata Kent, pejabat di DKI Jakarta merupakan pelayan masyarakat termasuk Gubernur, Wakil Gubernur, DPRD DKI, yang dibayar menggunakan uang rakyat. Jadi, sudah sepatutnya Anies membuat program yang dirasakan masyarakat, bukan malah membuat program balapan Formula E.
"Bukan malah membuat program balapan Formula E. Kondisi faktual di lapangan bahwa banyak masyarakat yang membutuhkan Bansos dan bentuk lainnya," tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Di tengah Pandemi Covid-19, kata Kent, DKI Jakarta tak perlu membuat program yang tidak ada urgensinya bagi masyarakat. Karena, saat ini masyarakat hanya membutuhkan bantuan akibat pandemi yang sudah 2 tahun mewabah di Jakarta. Kata dia, belum saatnya berbicara tentang balapan Formula E dan mobil listrik. Sebab, masyarakat butuh makan, bukan butuh balapan mobil listrik.
"Enggak ada gunanya!! Pemprov DKI ini sekarang kalau saya lihat di ibaratkan seperti seorang bapak di luar rumah berusaha menjaga nama baik, dan seakan-akan dilihat orang baik dan bertanggung jawab, tapi pada kenyataannya istri dan anaknya kelaparan di rumah, dan anaknya tidak bisa sekolah, kan kenyataannya seperti ini yang terjadi. Apakah Anda menyadari hal ini Pak Anies?," tegas Kent.
Lebih lanjut, dia mengingatkan Anies agar tidak membuat Pemprov DKI ini seperti perusahaan. Dia menegaskan, semua uang yang di Pemprov DKI adalah uang masyarakat DKI Jakarta.
"Dalam kondisi krisis seperti sekarang ini, semuanya serba sensitif, harusnya Anda bertanya dulu kepada rakyat mengenai hal ini, apakah mereka keberatan atau tidak. Kecuali Anda melakukan kegiatan ini dengan anggaran CSR atau pakai uang dari kantong Anda sendiri, baru saya jamin tidak akan ada yang komplain, uang masyarakat DKI Jakarta tolong jangan di hambur-hamburkan sembarangan," ketus Kent.
Untuk diketahui, Hak Interpelasi sudah tertuang di dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 Pasal 322, yakni DPRD Provinsi berhak melakukan Interpelasi, Angket, dan Menyatakan Pendapat.
Hak Interpelasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a adalah hak DPRD provinsi untuk meminta keterangan kepada gubernur mengenai kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Lalu Hak Angket, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b adalah hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Dan Hak Menyatakan Pendapat, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf c adalah hak DPRD provinsi untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.
Seperti diberitakan sebelumnya, Fraksi PDI Perjuangan dan PSI DPRD DKI Jakarta sebelumnya resmi mengajukan surat usulan Hak Interpelasi terhadap kebijakan Gubernur DKI Jakarta soal gelaran Formula E. Surat usulan disampaikan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, pada Kamis 26 Agustus 2021.
Jika merujuk pada Peraturan DPRD tentang Tata Tertib, hak interpelasi diusulkan paling sedikit oleh 15 anggota DPRD. Selain itu, usulan Hak Interpelasi juga harus disampaikan lebih dari satu fraksi.
Usulan kemudian akan menjadi hak interpelasi DPRD apabila mendapat persetujuan pada rapat paripurna yang dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota DPRD dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari setengah jumlah anggota DPRD yang hadir. Sejauh ini, tujuh fraksi selain PDIP dan PSI di DPRD DKI Jakarta tidak mau ikut-ikutan dengan interpelasi itu.
Baca juga:
Pertarungan Politik Interpelasi Formula E di DPRD DKI
Fitra: Interpelasi Momentum DPRD DKI Tunjukan Komitmen Keberpihakan Pada Masyarakat
Gerindra Tolak Dukung Interpelasi Formula E, Nilai Bermotif Politis
Wagub DKI Sebut Dana Formula E Tidak Sebesar Kalkulasi Fraksi PDIP Rp4,83 T
Alasan PDIP Ngotot Interpelasi Anies Terkait Gelaran Formula E