Pekerja di Sudirman, Thamrin dan Kuningan keluhkan macet Jakarta
"Persoalan pokok yang tengah dirasakan masyarakat sekarang adalah macet," kata Hendri Satrio.
Sebanyak 51,6 persen dari 250 responden yang bekerja di wilayah Thamrin, Sudirman dan Kuningan mengeluhkan permasalahan kemacetan di Ibu kota Jakarta. Hal itu, berdasarkan survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik (KedaiKOPI) yang digelar dari 26 Mei 2015 sampai 3 Juni 2015.
"Persoalan pokok yang tengah dirasakan masyarakat sekarang adalah macet," kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio di Kedai Kopi Menteng Jakarta Pusat, Minggu (21/6).
Itu dibuktikan berdasarkan survei, di mana posisi tertinggi permasalahan yang paling dirasakan masyarakat adalah kemacetan dengan jumlah responden sebesar 51,6 persen. Kemudian, berlanjut masalah kebutuhan pokok yang mahal sebesar 25, 2 persen, ada pula harga BBM mahal sebesar 11,2 persen, lapangan pekerja sulit 4,0 persen, tidak ada rasa aman 2,8 persen, biaya berobat mahal 1,2 persen dan banjir 1,2 persen.
"Kemacetan masalah utama, karena mereka bekerja di pusat kota. Untuk mengakses kantor mereka mengharapkan jalur yang cepat dan aman. Namun, di Jakarta sangat sulit mendapatkan seperti itu," kata Hendri.
Kedai KOPI mengadakan survei kepada 250 responden yang tersebar di kawasan segi emas (bisnis) yaitu Sudirman, Thamrin dan Kuningan-Rasuna Said. Mereka melakukan survei dengan mewawancarai responden atau purposive sampling. Dengan metode ini, responden dipilih berdasarkan karakteristik tertentu, di antaranya berpenghasilan dia atas Rp 5 juta, mempunyai mobil, memiliki pekerjaan salah satu unit usaha, memiliki jabatan minimal asisten manajer dan berkerja di salah satu kawasan segi tiga mas.