Pemprov DKI bakal usut peredaran beras plastik
Hingga kini belum mendapat laporan kasus dugaan beras plastik.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku belum mendapati laporan mengenai kasus dugaan beras menggunakan plastik di Jakarta. Ahok menegaskan jika mendapat laporan kasus tersebut akan segera ditindak lanjutinya.
"Aku belum dapat laporan. Nanti aku cek. Itu polisi yang nanganin," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/5).
Pernyataan serupa juga disampaikan, Diretur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Dwi Ananto. Menurutnya, hingga kini belum mendapat informasi mengenai peredaran beras plastik di Jakarta.
"Saya belum tahu. Nanti saya coba cari informasinya. Tapi saya yakin itu bukan berasal dari Pasar Induk Cipinang," tegasnya saat dihubungi.
Menurutnya, petugas yang berwenang harus mengusut tuntas keberadaan beras plastik ini. Bahkan, Dwi juga meminta masyarakat turut melaporkan jika memang benar menemukan barang palsu tersebut di Pasar Induk Cipinang.
"Kalau memang ada pabriknya kasih tahu. Biar kami usut," tutupnya.
Sebelumnya, Dewi Setiani, warga Bekasi, Jawa Barat merasa resah dengan beras yang dia beli Minggu (17/5) kemarin. Sebab, jenis beras yang dibeli berbeda dengan beras biasanya. Mulai dari bentuk, hingga rasa, beras ini lebih terasa seperti plastik.
Awalnya, Dewi membeli persediaan beras di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi untuk diolah menjadi nasi uduk. Menurut pedagang, beras ini berasal dari Karawang dengan merek Straramos.
"Kemarin saya beli beras di pasar. Seperti biasa saya membeli beras ini kiloan dengan harga Rp 8000 per kilo. Tapi saat saya beli ini engga seperti beras yang saya konsumsi sebelumnya," terang Dewi ketika dihubungi merdeka.com, Senin (18/5) kemarin.
Dugaan adanya beras palsu tersebut pun muncul ketika Dewi mengolah beras itu menjadi nasi uduk untuk dijual. Bahkan saat dia memasak untuk kedua kalinya untuk memastikan, hasilnya pun tetap sama.
"Berasnya jadi aneh dan rasanya juga enggak kayak nasi pada umumnya. Lebih terasa kayak plastik, karena sintesisnya berasa banget," imbuh Dewi.
Dengan adanya beras palsu ini, Dewi mengurungkan niatnya untuk menjual nasi uduk hari ini. Dia enggan untuk menukar beras tersebut dengan beras yang lain karena menurutnya hasilnya akan sama saja.
"Suami saya menyarankan untuk menukarnya dengan beras baru. Tapi percuma mungkin hasilnya akan sama saja. Insya Allah saya akan melaporkan ini ke YLKI, karena sangat merugikan. Semoga tidak menimpa pedagang lain," tutup Dewi.