Pengelola pasar Jakarta gandeng AJB untuk angkut tumpukan sampah
"Kalau sampah banyak dan bau, pengujung kan juga nggak nyaman," ujar Eduwarsih.
Dampak pemutusan kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan pihak swasta dalam pengelolaan sampah adalah penumpukkan di tempat pembuangan sementara (TPS). Tidak hanya di TPS, karena di pasar, dominan dengan sampah basah, juga terjadi penumpukan sampah.
Kepala Pasar Rumput Jakarta Selatan Eduwarsih, mengatakan sampah di pasar yang dikelolanya sudah menumpuk sekitar sepekan lebih. Oleh karena itu, pihaknya dan kepala pasar lainnya bekerja sama dengan Asosiasi Jakarta Bersih (AJB) selaku pengusaha jasa angkutan sampah.
"Kita kerja sama dengan AJB biar mengangkut, dari pada sampah menumpuk. Dulu empat truk kontainer kecil, sekarang pakai AJB, pakai dua truk kontainer besar. Kalau sampah banyak dan bau, pengujung kan juga nggak nyaman," ujar di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (25/2).
Ia menambahkan, sampah pasar harus segera diangkut karena dapat mengganggu kenyamanan pasar. Pasar yang kotor dan bau menunjukkan kualitas dari pasar tersebut menurun. Sehingga dapat berdampak kepada pandangan negatif warga untuk belanja di pasar.
Ketua AJB Shaomi yang mendampingi Eduwarsih menjelaskan, AJB sudah mengangkut sampah dari sejumlah pasar terutama di Jakarta Selatan, antara lain Pasar Rumput, Pasar Minggu, Pasar Tebet, Pasar Pondoklabu, Pasar Cipete.
Sedangkan di Jakarta Timur di Pasar Enjo, Pasar Rawa Mangun, Pasar Rawa Bening. Kemudian di Jakarta Barat di pasar Kalideres, Pasar Cengkareng, Pasar Jembatan Dua, Pasar Slipi, dan Jakarta Utara di Pasar Rawa Badak.
"Kami langsung bawa ke Bantargebang, karena ini konsep pengelolaan sampah oleh swasta untuk swasta atau business to business (B to B) seperti yang diatur Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Persampahan," terang Shaomi.