Peredaran Narkoba Modus Baru, Ganja Berbentuk Susu Cokelat
Penyidik Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan menangkap dua orang pelaku penyalahguna narkoba, yang bertindak sebagai penjual dan memproduksi.
Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap peredaran gelap narkoba modus baru yakni ganja berbentuk susu bubuk cokelat asal Aceh, di mana para pelaku melakukan transaksi lewat komunitas.
"Jadi ada komunitas ganja, komunitas memakai ganja dengan produk-produk lainnya, seperti susu dan kopi ganja ini," Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budi Sartono di Mako Polres Metro Jakarta Selatan, dilansir Antara, Selasa (22/12).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Dimana lokasi bekas gerbang Amsterdam di Jakarta sekarang? Saat ini, lokasi bekas gerbang diketahui berada di simpang Jalan Cengkeh, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa yang begitu kuat menyebabkan banyak rumah runtuh.
Penyidik Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan menangkap dua orang pelaku penyalahguna narkoba, yang bertindak sebagai penjual dan memproduksi.
Kedua pelaku berinisial AK sebagai penjual di wilayah Jakarta dan SN sebagai pembuat ganja olahan susu, kopi, dan dodol dari Aceh. Menurut Budi, pelaku AK mengaku sudah tiga bulan mengedarkan ganja bentuk susu bubuk cokelat ini di wilayah Jakarta Selatan.
"Jadi tersangka KA belinya dari jalur komunikasi WhatsApp kepada SN," kata Budi.
Barang yang sudah dipesan oleh KA, akan dikirim oleh SN dari Aceh menggunakan jasa pengiriman ekspedisi. Setiap pemesanan dilakukan lewat pesan instan whatsapp.
Budi menyebutkan, kedua pelaku tidak memasarkan produk ganjanya dengan mengiklankan diri, tetapi lewat media sosial.
"Mereka ada punya kelompok tertentu yang memang sudah menggunakan ganja dengan bahan tertentu," kata Budi.
Adapun target penjualan para pelaku adalah semua kalangan, baik remaja, orang dewasa, hingga anak-anak. Intinya mereka yang memiliki uang dan bisa membeli, akan mereka jual produknya.
Terkait siapa saja komunitas yang menjadi pangsa pasarnya, Budi mengatakan pihaknya masih mendalami hal tersebut dari percakapan kedua tersangka dalam pesan WhatsApp-nya.
"Kita dalami dari percakapannya ternyata mereka punya komunitas khususnya untuk penjual ganja dan lainnya sehingga itu kita tau mereka ada grup sendiri," kata Budi.
Ganja berbentuk susuk bubu cokelat ini terbilang modus baru, pelaku SN belajar secara otodidak memproduksi ganja berbentuk produk makanan.
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Wadi Sa'bani menyebutkan, SN memasarkan produk makanan berbahan ganja tersebut di rumahnya.
"Di rumahnya itu ada toko oleh-oleh, Khazanah namanya, susu ganja, kopi ganja, dan dodol ganja ini dijual di tokonya itu," kata Wadi.
Pelaku SN membuat ganja berbentuk susu, kopi dan dodol tersebut dengan komposisi 'fifty-fifty' (50:50), yakni 50 persen ganja dan 50 persen lainnya bahan makan.
Mengonsumsi susu ganja, kopi ganja maupun dodol ganja memberikan efek bagi pengguna bisa langsung teler, bisa muntah, dan pusing bila dipakai berlebihan.
"Efeknya sama seperti ganja, untuk berapa persen kadar THC (kandungan aktif dalam ganja) masih kita uji di laboratorium forensik, tinggal menunggu hasil," kata Wadi.
(mdk/eko)