Lebih Dekat Mengamati Sesar Opak, Patahan Aktif Penyebab Gempa Jogja 2006
Di daerah Bantul, ada singkapan pada sebuah bukit yang menjadi bukti keberadaan jalur Sesar Opak
Di daerah Bantul, ada singkapan pada sebuah bukit yang menjadi bukti keberadaan jalur Sesar Opak
Foto: YouTube Geopark Jogja
Lebih Dekat Mengamati Sesar Opak, Patahan Aktif Penyebab Gempa Jogja 2006
Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa yang begitu kuat menyebabkan banyak rumah runtuh.
-
Kapan gempa di Sesar Opak terjadi? Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, pada tahun 2018 terjadi 136 gempa, pada tahun 2019 terjadi 144 gempa, tahun 2020 terjadi 160 kali gempa, tahun 2021 terjadi 282 kali gempa, dan tahun 2022 terjadi 902 kali gempa.
-
Dimana gempa Jogja terjadi? Di sepanjang jalan, banyak bangunan luluh lantak. Bahkan bangunan bertingkat pun banyak yang hancur.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Delapan belas tahun yang lalu, Jogja luluh lantak akibat gempa berkekuatan 5,9 skala richter yang berlangsung selama 57 detik.
-
Apa yang terjadi pada Sesar Opak? Aji mengatakan, semakin meningkatnya intensitas gempa di Sesar Opak justru lebih baik karena mengurangi potensi gempa berkekuatan besar. Ia menjelaskan, secara teoretis saat gempa terjadi, ada energi yang dilepaskan. Hal ini lebih baik ketimbang energi-energi itu tersimpan dan terakumulasi sehingga saat dilepaskan menyebabkan gempa berkekuatan besar.
-
Apa yang terjadi setelah gempa Jogja? Banyak warga yang mengalami luka dan langsung dibawa ke tanah lapang. Mereka dievakuasi dengan peralatan seadanya. Ada yang digotong dengan tandu, ada yang dibawa pakai becak, mesin pembajak sawah, dan tak sedikit yang digotong beramai-ramai.
-
Siapa yang terdampak gempa Jogja? Kepanikan terjadi di mana-mana. Kepanikan itu terlihat dalam beberapa video dari kanal YouTube. Pemilik kanal YouTube Kusnan Alus membagikan video suasana Desa Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul lima menit setelah gempa.
Guncangan akan terasa lebih keras bagi warga yang tinggal di jalur Sesar Opak. Jalur itu mengalami pergerakan saat gempa itu terjadi. Jalur Sesar Opak sendiri memanjang dari selatan ke utara, mulai dari muara Sungai Opak di Kecamatan Kretek, Bantul, hingga daerah Prambanan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Jalur sesar ini memang berdampingan dengan aliran Sungai Opak.
Pada salah satu bagian dari Sesar Opak, terdapat sebuah singkapan yang dapat terlihat jelas, tepatnya di Bukit Mengger, Kabupaten Bantul.
Dr. C. Prasetyadi, M.Sc, ilmuwan bumi dari UPN Veteran Yogyakarta mengatakan kalau sumber gempa besar tahun 2006 berdekatan atau terkait dengan keberadaan Sesar Opak.
Di lokasi singkapan itu, terdapat rekahan yang posisinya berdiri tegak. Rekahan itulah yang menurut Prasetyadi, merupakan bukti keberadaan Sesar Opak.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Sesar Opak punya bidang pergeseran. Di bukit kecil itu, bidang pergeseran patahan terlihat begitu nyata dan begitu jelas.
Sesar Opak sendiri terbentuk karena adanya pergerakan lempeng Oceanik yang masuk ke bawah Lempeng Asia. Pergerakan lempeng ini memicu terjadinya gunung api di Pulau Jawa. Tapi pergerakan lempeng ini membuat permukaan di Jawa menjadi tidak utuh.
Tekanan dari lempeng Oceanik yang bergerak menciptakan rekahan-rekahan yang bisa bergerak sewaktu-waktu. Jika rekahan ini bergerak, maka terjadilah gempa.
“Patahan-patahan yang bergeser dalam waktu yang relatif tidak lama ini disebut sesar aktif. Jadi Sesar Opak menjadi salah satu patahan yang diwaspadai sebagai sesar aktif.
Rumah Bergeser hingga Puluhan Meter
Daerah lain yang menjadi saksi dahsyatnya kekuatan Gempa Jogja 2006 adalah Dusun Nglepen, Kelurahan Sumberharjo, Bantul. Desa itu dilalui oleh jalur patahan Sesar Opak. Konon satu padukuhan itu mengalami rayapan atau pergeseran tanah akibat gempa tektonik.
Bahkan di sana ada sebuah sumur yang sebelumnya berbentuk melingkar berubah menjadi elips sejak peristiwa gempa itu. Di pedukuhan itu, tidak ada satupun rumah yang tersisa akibat gempa. Bahkan menurut kesaksian warga, ada rumah yang bergeser puluhan meter dari lokasi awal.
Terjadinya rayapan itu membuat tanah di Dusun Nglepen tidak bisa lagi dihuni. Warga terpaksa harus bedol desa ke lokasi yang berjarak satu kilometer dari desa itu. Kini kampung baru tempat mereka tinggal disebut New Nglepen.