Polemik pohon palsu di trotoar MH Thamrin yang mengganggu
Jika ingin membuat pohon-pohon bercahaya di sepanjang jalur itu, kenapa tidak memasangkan saja lampu-lampu pada pohon asli yang sudah ada. Hal aneh yang menjadi perhatian, respons Pemprov DKI ketika ide penempatan pohon palsu itu menjadi ramai dikritik langsung buru-buru mencabut.
Sebagai tuan rumah, DKI Jakarta terus berbenah dan melakukan penataan di sejumlah titik menyambut perhelatan olahraga se-Asia, Asian Games. Sesuai jadwal, Asian Games akan dimulai Agustus 2018 mendatang.
Salah satu program penataan yang sedang dilakukan yakni merevitalisasi trotoar di ruas jalan protokol seperti Jl MH Thamrin sampai Jl Sudirman. Selain dibuat nyaman untuk pejalan kaki, trotoar juga didesain ramah disabilitas.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Dimana lokasi wisata Kota Tua Jakarta? Kota Tua terletak di Jakarta Pusat, wilayah utara.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama dari Kota Tua Jakarta? Kota Tua adalah harta karun sejarah yang tidak boleh dilewatkan ketika kita mengunjungi ibu kota.
Namun di tengah program revitalisasi trotoar yang berjalan, Pemprov DKI Jakarta mendapatkan kritik dari masyarakat pengguna jalan kaki. Sebabnya, di beberapa titik trotoar sepanjang Jl Thamrin dan Sudirman, dipasang pohon palsu.
Mungkin, peletakan pohon palsu itu untuk menambahkan kesan indah dan rindang. Namun sebagai masyarakat menilai keberadaan pohon palsu malah mengganggu karena tak semua trotoar di sepanjang jalan itu memiliki lebar yang sama.
"Dari awal kami tidak menentang ide itu, karena sebenarnya pada malam tahun baru lalu juga pernah ada. Tapi penempatannya di beberapa titik trotoar seperti di Jl Thamrin yang sempit malah mengganggu pejalan kaki, dan tentunya juga para penyandang disabilitas karena pada akhirnya trotoar tidak bisa diakses," kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (31/5).
Seingatnya, beberapa waktu lalu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengajak penyandang disabilitas berjalan menyusuri trotoar mulai dari halte bus Sarinah di Thamrin sampai Perpustakaan Nasional. Saat itu, Anies mengakui sejumlah fasilitas di Jakarta belum ramah disabilitas.
Berkaca dari keluhan Anies tersebut, lanjut Alferd, hendaknya kemudian menjadi pelajaran dalam menata trotoar di Jakarta. Jangan hanya estetika jadi mengabaikan kebutuhan publik dalam mengakses trotoar.
"Jangan latah kebut revitalisasi karena ada Asian Games," katanya.
Dia makin bingung dengan ide penggunaan pohon imitasi ditambahkan lampu-lampu. Jika ingin membuat pohon-pohon bercahaya di sepanjang jalur itu, kenapa tidak memasangkan saja lampu-lampu pada pohon asli yang sudah ada.
"Kenapa coba pohon yang sudah ada ditata sedemikian rupa, kemudian diberi lampu. Yang jadi perdebatan juga, kenapa pohon palsu, dulu ada pohon asli malah ditebangi," jelasnya.
Sebenarnya, katanya, masalah itu bisa diakali jika memang bagian dari penataan. Seperti meletakkan pohon palsu pada trotoar yang luasnya lebih lebar dan tidak di tengah-tengah yang mengganggu pejalan kaki.
"Kalau yang kemarin kita foto itu kan memang diletakkan di trotoar yang luasnya nggak sampai 1 meter, dan di tempatkan di tengah-tengah, jadinya susah lewat. Akhirnya pejalan kaki malah menghindar. Kita nilai ini gangguan serius," tegas dia.
"Dan alangkah lebih baik lagi, pohon-pohon itu ditempatkan di fasilitas publik lainnya yang tidak mengganggu," sambung dia.
Hal aneh yang menjadi perhatian, respons Pemprov DKI ketika ide penempatan pohon palsu itu menjadi ramai dikritik.
"Harusnya kalau merasa benar berikan saja argumentasi, akan dicabut dan dipindahkan ke tempat yang lebih lapang yang gak mengganggu pejalan kaki. Ini kan langsung dicabut, justru menggiring opini aneh di masyarakat seakan-akan ini cuma proyek-proyekan yang begitu ramai dikritisi langsung dicabut. Apalagi katanya program ini dananya sampai miliaran," jelas dia.
Baca juga:
Potret kumuh pedagang pakaian bekas yang kuasai trotoar Senen
Pedestrian di sekitar GBK terus ditata jelang Asian Games 2018
Memantau pelebaran trotoar hingga 12 meter di Jalan Sudirman
Menanti penataan Segitiga Jatinegara sebagai ikon wisata Jakarta Timur
Ini perbandingan trotoar era Ahok vs Anies
Anies berjanji penataan Sudirman-Thamrin ramah bagi penyandang disabilitas
Ratusan pohon di Jalan Sudirman ditebang buat trotoar