Polemik pohon palsu disebut habiskan anggaran Rp 8,1 M, ini fakta sebenarnya
Letak pohon palsu berlampu dinilai tak mempertimbangkan jalur untuk pejalan kaki. Akhirnya pejalan kaki kesulitan melintas. Setelah ramai kritik, pohon palsu langsung dibersihkan dari trotoar. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno mengaku kaget dengan keberadaan pohon itu.
Tata kota yang indah adalah impian setiap warganya. Namun apa jadinya bila keindahan itu ditata tanpa perhitungan.
Itulah yang terjadi pada proyek Sudin Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat. Niat memasang pohon palsu berlampu agar ruas trotoar Jl MH Thamrin menjadi indah, namun yang terjadi malah banjir kritik.
-
Kapan uji coba Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dilakukan? Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan Jalan Tol Semarang-Batang diresmikan? Pada 20 Desember 2018, Jalan Tol Semarang-Batang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Jembatan Kalikuto bersama dengan ruas tol Pemalang-Batang dan Salatiga-Kartasura.
-
Bagaimana cara Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dikawal? Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan.
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Di mana stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung yang terhubung dengan moda transportasi lain? Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung sendiri terdiri dari empat stasiun, yaitu Stasiun Kerawang, Stasiun Halim, Stasiun Tegalluar, dan Stasiun Padalarang. Setiap stasiun tersebut dibuat terintegrasi dengan moda transportasi lain di masing-masing wilayah.
-
Siapa yang melakukan kunjungan ke SPBU di rute Jakarta-Bandung? Guna memastikan hal tersebut, Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro melakukan kunjungan ke sejumlah sarana dan fasilitas Pertamina yang akan dilalui oleh pemudik pada rute Jakarta-Bandung.Sejumlah fasilitas tersebut antara lain SPBU rest area KM 57 A Tol Jakarta-Cikampek, SPBU rest area KM 88 A dan SPBU 34.402.27 Bandung.
Letak pohon palsu berlampu dinilai tak mempertimbangkan jalur untuk pejalan kaki. Akhirnya pejalan kaki kesulitan melintas.
Setelah ramai kritik, pohon palsu langsung dibersihkan dari trotoar. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno mengaku kaget dengan keberadaan pohon itu. Keduanya menyebut pemasangan pohon itu tak dikoordinasikan terlebih dulu.
"Ya ngawur aja, nggak tahu idenya siapa, tapi ada petugas dari sudin energi pusat masang tanpa pemberitahuan. Tanpa izin mereka kerjakan. Begitu kita lihat ya langsung cabut," kata Anies.
"Kok bentuknya seperti itu gitu. Bagus mereka mengambil inisiatif, bagus mereka mengambil take risks. Tapi sayangnya ini menimbulkan tentunya menghalangi jalan dari pada pengguna trotoar, udah sempit ini ditaro lagi seperti itu," kata Sandi terpisah.
Bersamaan dengan polemik pohon palsu berlampu, beredar kabar proyek ini diajukan Dinas Kehutanan yang anggarannya mencapai miliaran. Bahkan dalam banyak sebaran di media sosial disebutkan pemenang tender dari proyek ini adalah perusahaan fiktif di kawasan Bekasi.
Merdeka.com coba menelusuri keabsahan informasi tersebut. Dipastikan proyek pohon palsu berlampu dikerjakan Suku Dinas Perindustrian dan Energi, bukan Dinas Kehutanan.
Kepala Dinas Kehutanan, Jafar Muklisin, menegaskan pengadaan pohon palsu di trotoar bukan bidang kerja dinas yang dia pimpin. "Karena kalau kita enggak ada yang imitasi-imitasian. Kita kalau tanaman semua asli. Kita enggak ada di situ, termasuk untuk pengadaannya kita gak terkait," kata Jafar saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (2/6).
Namun terkait kabar yang menyebut Dinas Kehutanan mengajukan penganggaran mencapai Rp 8,1 miliar untuk proyek pengadaan tanaman dan bahan dekorasi, dia mengamini.
"Kalau yang di LPSE (laporan pengadaan secara elektronik), itu benar pengadaan tanaman dekorasi. Tapi bukan dengan pohon imitasi," katanya.
Jafar menambahkan, yang dimaksud dengan tanaman dekorasi itu sendiri adalah tanaman-tanaman hidup yang dipakai untuk menghias panggung atau tempat ketika ada kegiatan yang dilakukan baik pemprov, wali kota atau dinas-dinas.
"Itu iya tahun ini kita anggarkan Rp 8,1 miliar. Tapi itu penggunaannya gak langsung cair begitu, tergantung kebutuhan. Misalnya ada dekor, kita ke pengadaan, mohon ini sekian, lalu datang. Jadi dana keluar per kebutuhan, nanti kalau tidak tercapai seumpama hanya habis Rp 6,1 miliar ya kita kembalikan," kata Jafar merinci saat ditanya jumlah anggaran yang fantastis.
Namun dia mengaku tidak mengetahui pasti berapa dana yang dibutuhkan untuk sekali dekor tanaman di setiap acara. Namun yang pasti, kata dia, semakin banyak kegiatan maka anggaran yang terpakai semakin banyak. Harganya juga bergantung pada jenis tanaman hidup yang dipakai.
Menurut potongan data LPSE yang tersebar, pemenang proyek itu adalah PT Cahaya Perisai Afiyah yang beralamat di Jalan Patriot Dalam Nomor 27A, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat. Saat ditanya soal alasan memilih perusahaan tersebut sebagai pemenang tender, Jafar berdalih urusan lelang hingga penentuan pemenang urusan Badan Pelayanan Pengadaan Barang Jasa Provinsi DKI Jakarta.
"Jadi SKPD hanya sebagai pengguna, untuk proses lelang, menyeleksi seperti apa perusahaan itu benar atau tidak. Bidangnya atau tidak, itu urusan BPPBJ," katanya.
Merdeka.com juga coba mendatangi perusahaaan yang sedang ramai diperbincangkan. Kantor sekaligus rumah tinggal itu tampak sepi.
Seorang penjaga rumah, Simanjuntak, mengatakan, pemilik rumah sedang bepergian alias tak ada di rumah. Menurut dia, pemilik rumah juga telah berpesan agar disebutkan tak sedang di rumah jika ada yang mencarinya.
"Tadi bapak pesan, kalau ada yang mencari, bilang saja sedang keluar," kata Simanjuntak yang mengaku belum genap sepekan menjaga rumah itu, Jumat (1/6).
Simanjuntak mengaku tak banyak tahu perihal perusahaan milik bosnya. Ia hanya diminta untuk menjaga rumah, karena masih ada hubungan keluarga.
"Saya juga tidak bisa memasukkan tamu, karena sudah dipesankan begitu," kata Juntak.
Seorang pengurus RT di sana menyebutkan bahwa perusahaan yang ada di alamat tersebut pernah bekerja sama dengan DKI Jakarta. Setahunya, perusahaan itu pernah menyediakan jasa kebersihan untuk Dinas Kebersihan.
"Setelah ada pasukan oranye dari Pak Ahok, kemudian sudah tidak bekerja sama lagi," kata pengurus yang tak mau disebut namanya.
Selain itu, ia menginformasikan bahwa istri dari pemilik rumah tersebut merupakan pegawai di rumah sakit.
Perihal informasi sumir yang menyebut pohon palsu berlampu dianggaran Rp 8,1 miliar, Sandi juga telah membantah. Dia menegaskan, pohon imitasi tersebut kepunyaan Sudin dan memang biasa dipakai ketika ada event-event tertentu. Mengingat pohon imitasi sudah dilepas, maka dikembalikan ke gudang.
"Kita sudah periksa bahwa anggaran itu adalah yang disebut-sebut baik itu Rp 8 milliar itu salah. (Begitu pula) Rp 2,2 milliar untuk anggaran Asian Games juga salah," ujar Sandiaga usai upacara Hari Lahir Pancasila di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2018).
"Lampu-lampu tersebut, pohon-pohon plastik tersebut adalah murni stok lama yang dimiliki oleh Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat. Jadi tidak ada anggaran yang dikeluarkan untuk pemasangan pohon imitasi tersebut," kata Sandi.
Baca juga:
Anies bantah ada anggaran pengadaan pohon palsu di MH Thamrin
Anies soal pohon palsu di MH Thamrin: Ngawur aja, gak tahu idenya siapa
Sandi tegaskan pohon palsu di Thamrin stok lama, tak ada penganggaran miliaran
Mengaku ikut bingung keberadaan pohon palsu, Sandi sebut proyek sudah disetop
Ramai dikritik, Pemprov DKI cabut pohon palsu di MH Thamrin
Polemik pohon palsu di trotoar MH Thamrin yang mengganggu
Potret kumuh pedagang pakaian bekas yang kuasai trotoar Senen