Fakta Menarik Tol Batang-Semarang yang Jadi Gerbang Penghubung Trans Jawa
Jalan tol ini menjadi magnet para investor untuk pengembangan kawasan industri di Kabupaten Batang
Jalan tol ini menjadi magnet para investor untuk pengembangan kawasan industri di Kabupaten Batang
Fakta Menarik Tol Batang-Semarang yang Jadi Gerbang Penghubung Trans Jawa
Jalan Tol Batang-Semarang merupakan jalan tol yang membentang sejauh 75 kilometer antara Kota Semarang dan Batang. Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak hingga Banyuwangi.
-
Kenapa Tol Jogja-Solo penting? Terlebih jalan ini diproyeksikan akan menjadi jalur alternatif saat masa mudik lebaran 2024 nanti.
-
Apa yang dibuka dari Jalan Tol Solo-Jogja? Panjang ruas tol yang dibuka mencapai 25 kilometer, mulai dari Gerbang Tol Colomadu sampai exit tol sementara yang berada di selatan Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko, Klaten.
-
Apa saja masalah Trans Semarang? Namun terkadang operasional bus itu memiliki sejumlah masalah. Salah satunya adalah armadanya yang ternyata melebihi ambang batas emisi.
-
Apa itu jalan tembus Blora-Ngawi? Jalan tembus itu melewati tengah ladang jagung berbukit dan hutan jati.
-
Dimana tol Jagorawi menghubungkan? Tol pertama yang dibangun di Indonesia adalah tol Jagorawi yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi.
-
Kenapa tanah urug dari Gunung Gedang dipakai untuk tol Jogja-Bawen? Dalam pengerjaannya, diperlukan banyak sekali tanah timbunan untuk ruas tol yang dibuat tidak melayang. Sebagai gambaran, untuk jalur utama tol kurang lebih memiliki lebar 23 meter. Sementara space di kanan kiri jalan kurang lebih memiliki lebar 10 meter. Untuk tinggi dari tanah timbunan sendiri berada di angka kurang lebih sekitar 6 meter.
Proyek pembangunan ruas Jalan Tol Semarang–Batang semula dipegang oleh BUJT PT Marga Setia Puritama yang dimiliki oleh PT Intsia Persada Permai sebesar 40%, PT Banyuwen Permatasari 55%, dan PT Karya Terampil Mandiri 5%. Kemudian pada 2008, PT Bakrie Toll Road mengambil alih 65% kepemilikan saham dari PT Marga Setia Puritama namun keluar dan melepas seluruh sahamnya pada tahun 2011.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mencabut konsesi atau hak pengelolaan atas ruas tol Semarang-Batang dari PT Marga Setia Purnama karena menganggap investor sudah lalai dalam memberikan jaminan tanda komitmen mereka untuk melanjutkan proyek yang sudah mangkrak bertahun-tahun.
Dilansir dari Wikipedia, proyek tol ini dimulai pembangunannya dengan ground breaking oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Juni 2016 hingga November 2017.
Pada 20 Desember 2018, Jalan Tol Semarang-Batang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Jembatan Kalikuto bersama dengan ruas tol Pemalang-Batang dan Salatiga-Kartasura.
Keberadaan Jalan Tol Batang-Semarang juga menjadi magnet dalam pengembangan Kawasan Industri Batang dan mengundang para investor untuk menanamkan modalnya.
Kehadiran tol ini juga berhasil memangkas waktu tempuh perjalanan dari Batang ke Semarang menjadi lebih cepat 1 jam dibandingkan melewati jalan non-tol.
Salah satu ikon dari Jalan Tol Batang-Semarang adalah Jembatan Kali Kuto. Jembatan itu merupakan jembatan pertama yang strukturnya dirakit secara langsung di lokasi pemasangan.
Selain itu teknik pembangunannya hampir sama dengan Jembatan Youtefa di Papua. Jembatan ini dirancang tidak hanya kokoh secara struktur, tapi juga estetik dan artistik sehingga mudah dilihat.
Jembatan Kali Kuto memiliki bobot seberat 2.400 ton dengan material baja yang dirakit di tiga tempat berbeda, yakni di Serang, Tangerang, dan Pasuruan. Jembatan yang dibangun sepanjang 100 meter ini memiliki dua jembatan di sampingnya dengan masing-masing berukuran 32,3 meter. Tinggi pelengkung bentang utama ±30 meter (dari top level aspal ke CG arch).
Selain menjadi kebanggaan dan ikon khas ruas tol Batang – Semarang, jembatan ini bisa menjadi contoh bagi struktur jembatan lainnya. Jembatan ini memiliki enam jalur, tiga jalur di arah kiri dan tiga jalur di arah kanan. Kemudian, pada bagian pinggir jembatan diberi tali penyangga dari kawat besar agar semakin kokoh.