Popularitas kandidat Pilgub DKI di media sosial mudah dipantau
Dukungan untuk para kandidat di Pilgub DKI begitu banyak dari media sosial. Kondisi ini dianggap mampu mengubah opini masyarakat untuk mengubah dukungan. Terutama terkait popularitas mereka.
Dukungan untuk para kandidat di Pilgub DKI begitu banyak dari media sosial. Kondisi ini dianggap mampu mengubah opini masyarakat untuk mengubah dukungan. Terutama terkait popularitas mereka.
Direktur Eksekutif Socmed Society (SS), Fakhruddin menyebut, masyarakat sebenarnya mudah untuk melihat popularitas para calon gubernur DKI Jakarta. Salah satu cara dengan mengetahui melalui situs keyhole.co, tweetreach.com maupun semacamnya.
Keunggulan para situs itu juga dianggapnya adil. Sebab, mereka tidak berbasis di dalam negeri sehingga kecil kemungkinan memiliki kepentingan dalam kontestasi di Indonesia.
Dia menuturkan, untuk memperoleh hasil valid dari media sosial harus ada dua faktor harus diperhatikan. Kedua hal itu, yakni keywords (kata kunci) dan momen. "Pertama, pastikan bahwa keywords yang digunakan tepat. Yakni nama populer yang bersangkutan," kata Fakruddin dalam keterangannya, Senin (30/1).
Fakhruddin menegaskan masalah kata kunci ini penting. Misalnya, nama Agus Yudhoyono ternyata lebih populer dibandingkan dengan nama AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Hasil penelusurannya Senin pagi tadi memakai situ pencari data keyhole.co, disebutkan mencapai 50.521.289. Sementara dengan keyword AHY hanya 13.456.746.
Selanjutnya, untuk pencarian nama Basuki Tjahaja Purnama, sebesar 20.985.415. Sedangkan kata kunci Ahok cuma 19.705.270. Sedangkan, kandidat tiga memang tidak menggunakan nama panggilan sehingga lebih mudah dalam pencarian. Namun, hasilnya dengan memakai kata kunci Anies Baswedan cuma sebesar 14.350.264.
"Jika membandingkan dengan pencarian berdasarkan nama populer masing-masing, maka sampai hari ini tingkat popularitas kandidat masih seperti nomor urut ketiganya. Agus Yudhoyono, Basuki Tjahaja Purnama, dan Anies Baswedan," ujarnya.
Namun demikian, Fakhruddin juga mengingatkan bahwa ada faktor kedua mesti diperhatikan untuk pencarian valid. Itu terkait intensitas para netizen di media sosial saat melakukan pencarian.
"Saat netizen sedang aktif dalam menuliskan nama-nama tersebut, tentu result-nya akan berbeda dengan saat sedang pasif. Intensitas ini sangat berpengaruh dan terus mengubah hasil pencarian," jelasnya.
Meski demikian, dia menyadari tingginya angka popularitas para kandidat di Pilgub DKI di media sosial berkat kinerja tim media sosial tiap pasangan calon. Apalagi tim itu tiap harinya terus bekerja tanpa kenal waktu.