Pungli buat cicilan mobil, Kepala TPU Petamburan bakal dicopot Ahok
Hal itu diketahui setelah sejumlah PNS menyamar menjadi warga.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purmana kembali dibuat kesal dengan kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Lagi-lagi masalahnya adalah adanya oknum yang melakukan pungutan liar.
Kali ini, dilakukan oleh oknum PNS Kepala Taman Pemakaman Umum (TPU) di Petamburan melakukan pungutan liar (pungli). Hal itu diketahui setelah sejumlah PNS menyamar menjadi warga.
Ahok sapaan Basuki mengancam akan memecat Kepala TPU Petamburan itu bila terbukti melakukan pungli. Bahkan dia mengaku telah meminta kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika untuk segera memproses pencopotan Kepala TPU Petamburan dari jabatannya.
"Kita sudah perintahkan kalau temukan betul, kita berhentikan sebagai PNS. Kepala TPU kami, kami minta ini diberhentikan sebagai PNS. Tunggu dia beresin dulu nanti saya copot," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (29/3).
Dalam rapat pimpinan Senin (28/3) kemarin, Ahok sempat naik pitam karena mendapat laporan adanya pungli di TPU-TPU di Jakarta. Namun, dibantah Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Ratna Diah Kurniati.
Dia pun langsung memutarkan bukti rekaman yang diambil oleh salah satu PNS. Dalam rekaman itu, kepala TPU yang secara terang-terangan meminta uang. Kepala TPU meminta uang untuk kebutuhan cicilan mobil tiga bulan dan angsuran rumahnya selama dua bulan.
"Saya sudah bilang berkali-kali ke Dinas Taman, tempat pemakaman umum itu masih banyak pungli. Dinas Taman bilang tidak ada, sampai saya sodorkan rekaman suara," tegasnya.
"Suara bilang, berapa nilainya, ya bisa buat cicil rumah BTN tiga bulan, mobil dua bulan, ya dengar saja suaranya," ujar Ahok bercerita soal kondisi rapat.
Berulang kali Ahok mengkritik kerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Saat rapat pimpinan di Balai Kota, kemarin, Ahok memarahi Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Ratna Diah Kurniati, karena tak bisa menindak anak buahnya yang melakukan pungutan liar (Pungli).
"Kita terus nuduh ibu, tapi ibu terus bilang enggak ada. Itu yang selalu saya bilang di taman ini malingnya gila-gilaan, tapi selalu disangkal enggak ada," tandas Ahok.