Sebelum dibunuh, Syarifudin cekcok dengan pelaku
Syarifudin dibunuh oleh Parasian Manihuruk di jalan samping Polda Metro Jaya.
Parasian Manihuruk (49), pelaku pembunuhan Syarifudin, pria yang ditemukan tewas di samping gedung Polda Metro Jaya merasa kesal dengan korban lantaran tidak pernah membayar retribusi.
Baik pelaku maupun korban sama-sama berprofesi sebagai sopir omprengan yang biasa ngetem di pangkalan Plaza Semanggi.
Kanit II Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Budi Hermanto menjelaskan, sebelum dibunuh korban dan pelaku sempat terlibat cekcok mulut.
"Korban sudah sering diingatkan untuk membayar retribusi. Tapi enggak pernah bayar. Korban juga sering nyalip atau nyodok kendaraan lain," kata Budi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/1).
Hingga pada puncak kekesalan pelaku, lanjut Budi, korban dan pelaku terlibat adu mulut di pangkalan. "Saat itu korban melempar batu ke arah pelaku hingga mengenai pelipis kiri dan berdarah," ujarnya.
Tak terima, pelaku pun membalas lemparan korban. "Namun hal itu dilerai oleh beberapa saksi di lokasi. Situasi pun memanas. Akhirnya salah satu saksi menyuruh korban untuk meninggalkan pangkalan," terang Budi.
Namun, rupanya pelaku merasa dendam yang selama ini disimpannya belum terbalas. "Akhirnya pelaku mengejar korban naik ke jembatan penyeberangan Semanggi ke arah Polda Metro Jaya," ucap Budi.
"Hingga sampai di TKP kedua, yaitu samping Polda Metro, pelaku memukul korban dengan batu konblok di kepala hingga meninggal dunia," ujarnya.
Aksi itu rupanya dilihat oleh salah satu anggota Polda Metro Jaya. "Satu anggota Polda melihat pelaku sedang menendang tubuh korban yang sudah tertelungkup di pinggir jalan. Saksi pun berteriak dan di saat yang bersamaan pelaku bisa melarikan diri," ujarnya.
Sebelumnya, sesosok jenazah pria ditemukan tewas bersimbah darah di jalur lambat Jalan Gatot Subroto (samping kantor Polda Metro Jaya), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (16/1) sekitar pukul 21.30 WIB.
Setelah dilakukan pengecekan, diketahui pria malang tersebut mempunyai ciri-ciri tinggi 167 centimeter, kulit sawo matang menggunakan kemeja hitam.