Semewarut Pasar Tanah Abang jelang lebaran
Pasar Tanah Abang, terletak di Jakarta Pusat, selalu menjadi primadona masyarakat jelang hari raya Idul Fitri untuk berburu busana. Suasana dipenuhi banyak orang dari hari biasanya menjadi pemandangan biasa tiap tahunnya. Namun, keramaian itu justru membuat kondisinya semerawut.
Pasar Tanah Abang, terletak di Jakarta Pusat, selalu menjadi primadona masyarakat jelang hari raya Idul Fitri untuk berburu busana. Suasana dipenuhi banyak orang dari hari biasanya menjadi pemandangan biasa tiap tahunnya. Namun, keramaian itu justru membuat kondisinya semerawut.
Para pembeli sudah sejak pagi memadati area Pasar Tanah Abang. Suasana semakin semerawut lantaran banyak pedagang justru berada di bahu jalan. Mereka merupakan pedagang kaki lima. Sehingga kemacetan tidak terelakan.
Sebagai pasar busana terbesar di Asia Tenggara, Tanah Abang sulit dikendalikan. Meski para pembeli harus berjuang dengan macet, panas dan tengah berpuasa, mereka seolah tak peduli. Terutama demi mendapat pakaian idaman agar terlihat menawan saat lebaran.
Para pembeli senang belanja busana di sini. Alasan utamanya adalah harga. Mereka bakal mendapat barang berkualitas dengan modal terbatas. "Modal Rp 500 ribu bisa dapet banyak banget ini," kata seorang pembeli, Supardi, warga Pulogadung, Jakarta Timur, kepada merdeka.com, Minggu kemarin.
Sadar terhadap situasi Pasar Tanah Abang semerawut, Pemprov DKI Jakarta bahkan menerjunkan Satpol PP. Sayangnya, para petugas tidak bisa bertindak banyak. Mereka justru hanya bersantai dan tidak melakukan penertiban kepada para pedagang kaki lima mengganggu kenyamanan.
Para petugas justru terlihat malah asyik duduk sambil memainkan ponsel di dekat pedagang kaki lima. Bukan hanya itu, para pedagang juga terlihat tak takut kepada petugas. Mereka asyik duduk di bangku panjang belakang mobil dinas Satpol PP. Sementara petugas duduk di dalam mobil.
Selain karena para pedagang, kemacetan juga disebabkan banyaknya parkiran liar serta kendaraan umum parkir sembarangan. "Bingung saya mas abisnya mau markir di mana, padet banget soalnya. Ya sudah saya parkir liar (pinggir jalan) aja dah jadinya," kata Ipul, warga lainnya, saat berbelanja.
Saking padatnya area Pasar Tanah Abang, kondisi ini juga menjadi kesempatan penjahat. Seperti dialami Aisyah (38). Dia menjadi korban pencopetan.
Dompet dan ponsel miliknya raib digondol pelaku. Modus digunakan pencopet dengan cara menyilet bagian bawah tas milik warga Tangerang tersebut. "Saya abis belanja mau ke arah Stasiun Gambir, eh pas mau ambil HP udah enggak ada. Suami saya bilang tasnya ibu disilet itu," kata Aisyah kepada merdeka.com di lokasi.
Pelaku memanfaatkan ramainya situasi pasar. Aisyah baru menyadari tasnya telah berlubang cukup panjang setelah meninggalkan pasar. "Isi tasnya itu ada HP, duit, dompet yang isi BPJS, KTP, duit mas. Soalnya BPJS sama surat-surat yang lain yang pentingkan mas. Ini saya mau bikin laporan ke polisi," terangnya.