Sistem pencairan KJP berubah, Disdik DKI lakukan sosialisasi ulang
Mulai 2015, KJP dapat dicairkan dengan cara transaksi elektronik atau non-tunai.
Pemprov DKI Jakarta memutuskan perubahan sistem pencairan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP). Mulai tahun 2015, bantuan pendidikan hanya dapat dilakukan dengan metode transaksi elektronik atau non-tunai.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, pihaknya tengah melakukan sosialisasi terhadap penggunaan sistem yang baru ini. Tujuannya agar semua informasi terkait perubahan pencairan dana KJP dapat tersampaikan dengan baik.
"Kami ingin seluruh kepala sekolah turut berpartisipasi dalam mengawasi KJP. Diharapkan, melalui kegiatan sosialisasi ini sekaligus menjadi informasi terpusat bagi semua kepala sekolah untuk disampaikan kembali kepada para siswa calon penerima KJP," jelasnya saat dihubungi, Kamis (21/5).
Dia menambahkan, sosialisasi pencairan KJP 2015 di 11 Suku Dinas (Sudin) Pendidikan di Jakarta, akan dilakukan mulai tanggal 21 Mei hingga 5 Juni 2015. Berdasarkan rancangan APBD 2015, anggaran pemberian KJP sebesar Rp 3 triliun.
"Ditujukan bagi 612.000 calon penerima dengan jenjang pendidikan SD, MI, SDLB, SMP, MTS, SMPLB, SMA, MA, SMALB, dan PKBM, baik negeri maupun swasta. Dengan estimasi penerima KJP di tahun 2014 sebanyak 572.000 peserta dan estimasi penambahan jumlah calon penerima KJP di tahun 2015, naik 7,6 persen sebanyak 39.000 peserta," ungkapnya.
Arie mengungkapkan, pendataan telah dilakukan secara online oleh masing-masing sekolah melalui situs http://kjp.disdikdki. Berdasarkan info yang berakhir pada 5 Februari 2015, pukul 24.00 WIB, jumlah penerima KJP di tahun ini berjumlah 489.150 siswa.
"Terdiri dari 291.900 (59,67 persen) calon penerima KJP dari sekolah negeri dan 197.250 (44,33 persen) dari sekolah swasta," katanya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ini mengatakan, jumlah peserta penerima KJP di tahun ini mengalami penurunan sekitar 20,07 persen dari estimasi awal.
"Penyebabnya karena pendataan dilakukan secara menyeluruh dan selektif dengan menggunakan nomor induk kependudukan (NIK) sehingga dihasilkan data calon penerima yang tepat sasaran, serta mengurangi terjadinya duplikasi penerima KJP," tutupnya.
Baca juga:
Pemprov DKI pangkas dana KJP sekitar Rp 600 miliar
Ahok: Siswa perokok dan pegang HP mahal tidak dapat KJP
Ahok seleksi ketat penerima KJP, siswa nakal tak layak
Akhir bulan dana KJP cair, Disdik desak APBD 2015 segera diketok
Asyik nge-net di jam sekolah, 7 siswa terancam tak dapat KJP
Tahun ini, Ahok gelontorkan Rp 3 triliun untuk KJP
Agar tepat sasaran, penerima KJP bakal dicocokan dengan NIK
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas