Sumarsono sebut skorsing pasukan oranye sebagai bentuk kasih sayang
Sumarsono sebut skorsing pasukan oranye sebagai bentuk kasih sayang. Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono menemui 63 Pasukan oranye yang sedang menjalani hukuman skorsing. Dalam pertemuan tersebut, Sumarsono menyatakan bahwa hukuman skorsing akan dicabut.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono menemui 63 Pasukan oranye yang sedang menjalani hukuman skorsing. Dalam pertemuan tersebut, Sumarsono menyatakan bahwa hukuman skorsing akan dicabut.
"Pasukan orange bekerja dengan baik, saya hargai itu. Tetapi hukuman disiplin harus dilakukan karena tugas saya," kata Sumarsono, di Kantor Dinas Kebersihan, Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (13/12).
Sumarsono mengibaratkan hukuman skorsing yang didapat pasukan oranye dengan hukuman yang diterima oleh anak nakal. "Misalnya anak nakal dijewer kupingnya itu karena sayang. Kalau enggak sayang ya dibiarkan saja anak melakukan kesalahan. Jadi kalian seperti anak saya, semuanya," tegasnya.
Pasukan oranye telah menjalani masa skorsing selama dua minggu. Rencananya, skorsing mereka sampai masa akhir kontrak dan gajinya tidak dibayar, yakni akhir Desember 2016. Namun dengan beberapa pertimbangan, Sumarsono akan kembali mempekerjakan mereka tengah bulan ini dengan bayaran gaji setengahnya.
"Setengah bulan ini bagaimana? Saya liat komitmen ya baik kayak yang dibilang Kadis ada yang nangis-nangis minta kerja lagi. Saya paham itu," ujarnya.
Bahkan Sumarsono mengungkapkan bahwa ada istri salah satu Pasukan Oranye yang kirim SMS dan meminta kebijakan agar suaminya tidak diskors. "Komitmen bagus menyadari kesalahan maka kita ngambil langkah berikutnya skorsing tidak perlu sampai akhir kontrak," katanya.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Plt Gubernur Sulut ini menyuruh semua pasukan orange pulang dan menemui istri masing-masing.
"Sekarang tanggal 13 ketemu istri bilang saya mau kerja lagi. Tanggal 15 kerja di tempat baru jangan kumpul lagi," tegasnya.
Selama dua pekan ke depan, 63 pasukan oranye ini akan ditugaskan di daerah lain secara terpisah. "Nanti akan diatur penempatannya, kalian berpencar supaya bisa ngomong ke teman-temannya yang lain 'kami diskorsing karena ikut kampanye'," kata Sumarsono.
Hal ini, menurut Sumarsono dimaksudkan supaya mereka menceritakan pengalaman pahitnya selama menjalani masa skorsing agar menjadi efek jera terhadap yang lainnya. Selain itu, Sumarsono juga mengimbau agar penempatan mereka jangan terlampau jauh dari tempat tinggalnya.
"Jangan jauh-jauh dari rumah biar ongkosnya hemat. Nanti orang Jakarta Utara tugasnya di Utara juga," jelasnya.
Januari nanti, Sumarsono mempersilakan pasukan orange yang masih ingin bekerja untuk melamar dan melakukan interview kembali. "Nanti Januari ada kebijakan baru apakah ditempatkan di situ atau dikumpul lagi, itu terserah Kadis," ujarnya.
Nantinya, 63 orang ini akan mendapatkan perhatian khusus dan dimonitor langsung oleh Kadis untuk dilihat apakah menunjukkan perkembangan yang baik setelah diskors atau tidak. Sumarsono mengibaratkan pasukan orange ini sebagai pentil dalam sebuah sepeda.
"Jika Jakarta diibaratkan sepeda, kalian adalah pentilnya. Meski kecil, tetapi perannya sangat penting. Pentilnya pembangunan Jakarta adalah pasukan orange, jadi sekecil apapun saudara menjadi penting buat Jakarta itu yang harus disadari," terangnya.
Sumarsono juga mengatakan rasa sayangnya kepada pasukan yang bertugas menjaga kebersihan Ibu Kota tersebut. "Justru diskorsing itu karena rasa sayang saya. Dengan skorsing dua minggu harus profesional kerja jangan terlibat politik," ungkapnya.
Sumarsono juga mengimbau agar mereka tetap datang ke TPS untuk mencoblos tanggal 15 Februari nanti. "Enggak boleh terlibat politik bukan berarti enggak boleh mencoblos tetapi enggak boleh kampanye. Untung paslon enggak ada yang pakai oranye kalau ada saya akan suruh ganti ini seragam pasukan jangan orange," tandasnya disambut tawa semua yang hadir.