Tak kebagian unit, warga Sunter tidur di emperan Rusun Komarudin
Sudah sepekan mereka menanti unit rumah susun yang dijanjikan pihak kecamatan.
Sebanyak 3 Kepala Keluarga korban penggusuran bantaran Kali Sentiong di kawasan Waduk Sunter, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, selama sepekan ini tidur di emperan Rusun Komarudin, Cakung, Jakarta Timur lantaran tidak mendapat unit rusun sejak Kamis (20/2) lalu.
Tiga kepala keluarga yang terdiri dari 23 jiwa itu pun mengaku geram, atas sikap pihak pengelola rusun yang tega menelantarkan mereka dengan alasan belum menerima surat kepindahan dari pihak kecamatan.
"Kemarin waktu diajak pindah katanya Kamis sudah disiapkan rusun, namun nyatanya sampai sekarang kami telantar," kata Onni (50) seorang wanita yang memiliki enam anak, Rabu (26/2).
Onni mengatakan, saat masih tinggal di Sunter, dia sudah didaftar dan dijanjikan oleh pihak kecamatan dan kelurahan untuk mendapatkan unit di Rusun Komarudin. Karena itulah, dia bersama warga lain bersedia direlokasi.
"Tapi ternyata kami malah ditelantarkan di sini. Kalau memang belum siap seharusnya jangan buru-buru direlokasi. Malah kita di oper-oper kaya bola," ujarnya kesal.
Sementara itu sang Suami Hokop (55) mengatakan, akibat menginap di ruang terbuka selama berhari-hari fisiknya mulai melemah dan mulai mengalami sakit. Bahkan anak-anak mereka tak lagi bisa melanjutkan sekolahnya dalam sepekan ini karena jaraknya jauh dan tak ada uang untuk ongkosnya.
"Gimana mau sekolah, buat makan saja kami kesulitan karena saya sudah tidak narik Metromini lagi semenjak pindah ke sini," ungkapnya.
Pantauan merdeka.com, halaman rusun seluas 1x2 meter digunakan keluarga Hokop untuk tinggal sementara dengan menggunakan alas tikar. Perabotan warga pun terlihat menumpuk di sejumlah tempat seperti lemari, televisi, pakaian, dan lainnya.
"Bayangkan saja kalau malam terus hujan. Apa kami bisa tidur nyenyak," ucap Hokop, dengan nada meninggi.