'Tak mungkin ribuan karangan bunga untuk Ahok digarap satu toko'
'Tak mungkin ribuan karangan bunga untuk Ahok digarap satu toko'. Merdeka.com mencoba menguji kemungkinan satu toko mengerjakan ratusan bahkan ribuan karangan bunga dalam waktu singkat.
Beberapa hari terakhir linimasa dipenuhi beragam spekulasi terkait banyaknya karangan bunga untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Ada yang mempertanyakan kabar asal muasal karangan bunga yang disebut dipesan satu orang dan dikerjakan satu toko bunga. Salah satu toko bunga yang mendapatkan sorotan adalah Lucky Florist di Jalan Petojo Barat, Cideng, Jakarta Pusat. Alasannya toko ini menerima paling banyak pesanan karangan bunga untuk Ahok-Djarot.
Merdeka.com mencoba menguji kemungkinan satu toko mengerjakan ratusan bahkan ribuan karangan bunga dalam waktu singkat. Pemilik Cantiq Florist, Puput (36) mengaku mengetahui kondisi toko Lucky Florist. karena itu dia menilai tidak mungkin mereka mampu mengerjakan ratusan karangan bunga dalam hitungan beberapa hari. Sebab, membuat karangan bunga tidak semudah membalikkan telapak tangan.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Kenapa Jokowi memilih pakai Ageman Songkok Sikepan Ageng? Terkait pemilihan busana tersebut, Presiden Jokowi tidak memiliki alasan khusus. Ia mengatakan bahwa pemilihan baju tersebut merupakan pilihan dari timnya.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
Puput menjelaskan, untuk membuat satu karangan bunga berukuran kecil atau 1x2 meter, membutuhkan tenaga setidaknya dua orang. Jika ingin mempercepat proses pengerjaan, bisa dilakukan dengan tiga orang.
"Kalau dua orang yang garap, satu papan biasanya bis selesai tiga jam. Kalau dikerjain tiga orang bisa satu setengah jam sampai dua jam. Jadi bayangin kalau Lucky Florist nerima seribu pesanan. Berapa ratus jam garapnya," katanya kepada merdeka.com di tokonya di Jalan Cikini Kramat, Pasar Kembang, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (27/4).
Lamanya waktu penggarapan dikarenakan beragamnya tulisan ucapan selamat dari satu pemesan karangan bunga dengan lainnya. Harus ada satu orang yang khusus mengerjakan tulisan untuk satu karangan bunga.
"Tulisannya beda-beda masalahnya itu yang dikirim ke Balai Kota, kalau misalnya ucapan 'Turut Berbela Sungkawa' atau 'Selamat Berbahagia' mungkin kita punya stok. Nah kalau satu pesenan sama pesanan lainnya beda tulisan ya harus bikin dulu, jadi enggak bisa deh bakalan jadi itu 1.000 pesenan di satu florist (toko bunga)," tegasnya.
Perempuan berhijab ini tidak memungkiri kemungkinan pesanan diterima oleh satu florist dalam jumlah besar. Tetapi dalam pengerjaannya tidak mungkin semuanya dikerjakan sendiri, melainkan disub-kontrakkan kepada toko bunga lainnya.
"Misalnya kalau emang dia (Lucky Florist) bisa hargai Rp 1,2 juta dari pembeli. Dia lemparnya Rp 800 ribu. Jadi dia untung Rp 300-400 ribu. Jadi dia gak perlu repot apalagi kotor-kotor buat bikin karangan bunga, dah untung," terangnya.
Toko bunganya yang dikelola Puput menerapkan pola semacam itu jika mendapatkan pesanan dari luar daerah. Salah satunya adalah karangan bunga yang ditujukan kepada Basuki-Djarot dari Surabaya. Dia mendapatkan pesanan tersebut dari salah satu toko bunga di kota yang dipimpin Trirismawati Maharani.
"Saya dari Koala Florist lemparan dari Surabaya. Dia jual Rp 750.000, tapi mereka bayar ke saya Rp 600.000. Kan udah lumayan Rp 150.000 enggak ngapa-ngapain," tutupnya.
(mdk/noe)