Warga Rawajati ogah pindah ke Marunda: WC mampet, air enggak ada
Korban penggusuran Rawajati sudah ada yang mau pindah ke Rusun Marunda, namun balik lagi.
Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan rusun untuk korban penggusuran warga Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, di Marunda. Warga Rawajati telah ditertibkan oleh Pemprov DKI, Kamis (1/9) kemarin.
Namun, warga keukeuh enggan pindah ke rusun tersebut. Pasalnya, warga menilai Rusun Marunda yang disediakan sangat tidak layak huni.
"Ada yang sudah ke sana terus balik lagi. Di sana WC mampet, air enggak ada, terus bocor. Kita jualan di sini, di sana nggak boleh jualan, dari mana dapat duit," ujar Dinar (31) saat ditemui merdeka.com di Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9).
Dalam hal ini, Pemprov DKI selain menyediakan tempat pindah di Rusun Marunda, pemerintah juga memberikan lahan untuk berjualan, salah satunya di Pasar Tebet, Jakarta Selatan.
"Jauh mas, terus di Tebet penuh, sewa atau nggak kita nggak tahu. Belum lagi ngurus anak sekolah pindahan, ntar kalau sudah pindah apa iya dapat bangku," tegasnya.
Hingga kini, Dinar beserta enam keluarganya dan putranya yang masih berumur 8 bulan, Abi, belum tahu akan sampai bertahan.
"Belum tahu, ya sampai ada barang yang layak kita jual untuk ngontrak. Kita juga ingin tempat layak mas," katanya seraya mengkipaskan anaknya dari gigitan nyamuk.
Atas hal ini, Dinar bersama warga yang lain geram atas tindakan semena-mena Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bahkan, Ahok dibilang tidak berperikemanusiaan.
"Dulu waktu jadi wakil diam, nggak bisa berkutik. Sekarang sudah jadi gubernur semena-mena, mencak-mencak orang, warga dibuat susah," geramnya.