Waspada! Permukaan Tanah di Selatan Jakarta Menurun, Begini Kondisinya
Penurunan muka tanah di selatan Jakarta ini karena penggunaan air tanah.
Selatan Jakarta yang dimaksud adalah wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Waspada! Permukaan Tanah di Selatan Jakarta Menurun, Begini Kondisinya
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengungkapkan, selatan Ibu Kota juga sudah mengalami penurunan tanah. Selatan Jakarta yang dimaksud adalah wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Ketua Sub Penyediaan Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta Elisabeth Tarigan mengatakan, salah satu penyebab turunnya tanah di selatan Jakarta ini karena penggunaan air tanah.
- Dampak Mengerikan Bagi Tubuh Udara Jakarta yang Masuk Kategori Tidak Sehat
- Ternyata Ini Penyebab Terus Menurunnya Permukaan Tanah Jakarta, Terutama di Bagian Utara
- Penurunan Permukaan Tanah Buat Jakarta Rugi Rp10 Triliun per Tahun
- Catat! Ruas Jalan Ditutup dan Dialihkan Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2024 di Jakarta
"Potret penurunan muka tanah sudah ada. Hal itu terjadi. Yang sering tidak disadari oleh warga, di selatan Jakarta karena selalu isunya di utara Jakarta. Selatan Jakarta itu jangan salah, mengalami penurunan muka air tanah juga,"
kata Lisa di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/8).
merdeka.com
Lisa bercerita, dulu ia bisa membuat sumur pompa dengan kedalaman 10 meter. Namun, kini kedalaman yang dibutuhkan bisa mencapai 20 meter.
"Dulu awalnya rumah saya masih pakai sumur timba. Sekarang enggak bisa, harus sumur pompa. Berarti kan ada penurunan yang tidak disadari. Hal itu yang secara kasat mata itu tidak disadari,"
tambah Lisa.
merdeka.com
Hal itu, ujar Lisa, tentu akan berdampak dengan struktur bangunan. Lisa mengatakan, pondasi dan bangunannya terpisah akibat penurunan tanah itu.
"Rumah lama saya itu rumah tahun 70-an sudah pecah tuh lantai utama dengan rumahnya sehingga terpisah antara pondasi dan bangunan," ujar Lisa.
"Jadi bukan hanya di utara Jakarta yang memang kelihatan jelas tapi di daerah selatan Jakarta juga, itu sudah mulai terjadi dan itu akibat pengambilan air tanah," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, penurunan tanah di Jakarta telah mencapai 12 sampai 18 cm per tahun. Kondisi ini dipicu penggunaan berlebihan atau over extraction air tanah oleh masyarakat Jakarta.
"Pemerintah DKI maupun pusat tidak bisa apa-apa, tidak bisa melarang kecuali kalau sudah bisa menyuplai air bersih (perpipaan) ini sepenuhnya kepada masyarakat Jakarta," ujarnya dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (21/2).
Menurut Basuki, pemerintah saat ini mengupayakan pembangunan tiga proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yakni SPAM Jatiluhur I, SPAM Juanda yang direncanakan akan melayani pemenuhan air bersih 3.200 liter/detik dan yang ketiga nanti dari SPAM Karian Serpong yang direncanakan 3.500 liter/detik.
"Kalau ini semua sudah bisa kita selesaikan dan bisa menyuplai rakyat Jakarta, maka kita pada tahun 2030 pasti bisa menyampaikan kepada rakyat untuk berhenti memakai air tanah,"
kata Basuki.
merdeka.com
Hanya dengan itu, lanjut Basuki, penurunan tanah Jakarta bisa dihentikan seperti di Bangkok, Thailand dan Tokyo, Jepang.