5 Fakta Plasma Darah yang Jadi Alternatif Obat Corona, Mulai Dijual di Pasar Gelap
Ada yang menyebutkan bahwa plasma darah bukanlah obat masal sampai jual beli melalui pasar gelap.
Sampai sekarang kondisi dunia karena persebaran virus corona masih belum sepenuhnya kondusif. Upaya untuk menghentikan dan mengobati virus corona sudah dilakukan oleh berbagai pihak.
Salah satu pengobatan alternatif untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona adalah dengan menggunakan plasma darah.
-
Apa itu obat cacing? Obat cacing, seperti namanya, dirancang untuk mengatasi infeksi cacing di dalam tubuh manusia. Cacing-cacing yang sering diatasi oleh obat cacing termasuk cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Kapan obat cacing efektif? Obat ini bekerja dengan cara membunuh cacing dewasa, larva, dan telurnya di dalam tubuh manusia.
-
Apa saja jenis obat-obatan terlarang di masa kini yang dulunya digunakan sebagai obat? Sejumlah obat yang pada saat ini dianggap terlarang, pada masa lalu sempat digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah kesehatan.
-
Apa saja jenis obat yang sering disalahgunakan? Berikut beberapa jenis obat yang sering disalahgunakan beserta potensi bahayanya. 1. Tramadol 2. Triheksilfenidil 3. Amitriptilin 4. Klorpromazin 5. Haloperidol 6. Dekstrometorfan 7. Amfetamin 8. Antidepresan 9. Opioid 10. Benzodiazepin
Secara teknis, metode pengobatan tersebut adalah dengan melakukan transfer plasma darah dari pasien yang sembuh dari virus corona kepada pasien yang masih terinfeksi.
Sudah ada beberapa penelitian mengenai obat alternatif tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa plasma darah bukanlah obat masal sampai jual beli melalui pasar gelap.
Bagaimana fakta-faktanya? Berikut rangkumannya yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Bukan Obat Masal
Informasi yang didapatkan dari Prof. Amin Soebandrio selaku Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada jurnalis merdeka.com, bahwa plasma darah tersebut bukanlah obat yang bisa dipakai oleh siapa saja. Teknisnya, plasma darah pendonor harus cocok dengan penerima.
"Iya artinya itu bukan obat masal. Seperti tablet sakit kepala misalnya paracetamol. Itu kan bisa dipakai siapa saja tanpa banyak pertimbangan. Kalau terapi plasma ini, harus berdasarkan individual. Jadi yang pasti, antara plasma yang diberikan dengan resipien yang menerima harus ada kecocokan," jelas Amin.
2. Uji Coba Plasma Darah di Indonesia
Sedangkan untuk pemakaiannya harus melalui proses uji coba laboratorium yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk melakukan proses tersebut laboratorium UTD (unit transfusi darah) harus berada di bawah pengawasan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Pengambilan plasma darahnya bisa di UTD (unit transfusi darah) di bawah pengawasan PMI dan UTD itu harus memiliki sertifikat harus mengolah produk darah, di Indonesia ada 15 yang tersebar di seluruh Indonesia," ucap Amin.
Kemudian untuk proses pengambilan plasma darah tersebut harus dilakukan di laboratorium yang terbatas dan pengujian yang khusus.
"Tapi kalau laboratorium pengujian kadar antibodinya itu hanya bisa dikerjakan di laboratorium yang memilih fasilitas biosafety level 3. Itu tidak banyak di Indonesia," tambahnya.
3. Negara yang Melakukan Uji Coba Terapi Plasma Darah
Sudah ada beberapa negara di dunia yang telah melakukan uji coba terhadap plasma darah ini. Informasi yang didapatkan dari berbagai sumber, negara pertama adalah Amerika Serikat dengan sekitar 600 pasien yang telah menerima metode ini.
Negara ke dua adalah Inggris yang akan mengirimkan 100 ribu plasma darah ke Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) setiap minggunya. Kemudian Iran sudah melakukan metode penyembuhan tersebut kepada 300 orang yang terinfeksi virus corona.
Sedangkan negara seperti Indonesia, India masih dalam tahap awal pengembangan metode ini.
4. Mulai Dijual di Pasar Gelap
Namun, plasma darah yang sedang dilakukan uji percobaan ini kabarnya juga dijual di pasar gelap melalui situs online. Bahkan jual beli plasma darah di situs gelap tersebut sudah ramai diperbincangkan di berbagai media internasional.
Informasi yang dilansir dari ABC News, salah satu peneliti dari Australia National Univesity (ANU) di Canberra menemukan aktivitas jual beli tersebut di dunia maya. Bahkan plasma darah tersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok kriminal untuk mencari keuntungan.
"Di pasar gelap ini akan ada saja orang yang mau membeli, kalau dikatakan obat ini sedang menjalani uji klinis. Dari 20 situs gelap, tiga di antaranya menjual 90 persen produk-produk yang berkaitan dengan virus corona Covid-19," jelas Profesor Rod Broadhurst selaku peneliti dari ANU.
5. Cara Kerja Plasma Darah
Pasien yang telah terinfeksi virus corona dapat mulai membentuk antibodi dalam hitungan hari setelah terinfeksi. Antibodi yang dipercaya menetralkan virus ini dibuat khusus oleh sistem imun untuk melawan virus corona baru dan dianggap sebagai komponen kunci pemulihan.
Secara proses, untuk memproduksi antibodi dapat memakan waktu sekitar satu atau dua minggu. Tetapi begitu itu terjadi, sistem imun akan dengan cepat menanggapi paparan virus berikutnya.
Informasi yang dilansir dari Nature.com, plasma konvalesen disebut sebagai terapi antibodi pasif atau terapi plasma darah yang termasuk jenis kekebalan pasif. Jenis ini dapat memberikan antibodi dengan segera, tetapi protein hanya akan bertahan untuk waktu yang singkat, beberapa minggu hingga beberapa bulan.
"Kami menggunakan plasma yang kaya antibodi dari pasien yang sedang sembuh untuk mencegah infeksi atau mengobati infeksi pada pasien lain," kata Jeffrey Henderson selaku dokter penyakit menular dan ilmuwan di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis dilansir dari Nature.
Plasma adalah bagian kuning dari cairan darah yang berpotensi untuk menyelamatkan seseorang yang terinfeksi dan dalam keadaan kritis. Sedangkan untuk beberapa virus dan vaksin, kekebalan aktif dapat bertahan dalam beberapa tahun atau bahkan seumur hidup.