6 Fakta Terbaru Kecelakaan Bus di Bantul, Medan Curam hingga Kelaikan Kendaraan
Kecelakaan bus di Imogiri, Bantul, yang menewaskan 13 orang menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Hingga kini, belum ditemukan penyebab pasti kenapa kecelakaan itu bisa terjadi. Berikut fakta-fakta sementara yang terkumpul terkait kecelakaan itu.
Kecelakaan bus di Imogiri, Bantul, yang menewaskan 13 orang menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Hingga kini, belum ditemukan penyebab pasti kenapa kecelakaan itu bisa terjadi.
Sementara ini, polisi masih mengumpulkan data-data terkait fakta di lapangan. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, terungkap temuan-temuan baru terkait kecelakaan itu. Temuannya menyangkut berbagai aspek mulai dari kondisi bus, supir, izin operasional kendaraan, hingga medan tempat kecelakaan.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Lantas apa saja fakta-fakta yang telah terkumpul itu? Berikut selengkapnya:
Polisi Periksa Tiga Saksi
©Dhita Wardhani/AFP
Berkaitan dengan kecelakaan tersebut, polisi telah memeriksa tiga orang saksi. Ketiganya merupakan orang yang saat kejadian berada di lokasi dan melihat peristiwa nahas di mana bus mengalami kecelakaan. Nantinya, polisi akan mengumpulkan saksi-saksi lain guna memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Pemeriksaan saksi-saksi berikutnya kami menunggu kondisi dari korban yang saat ini masih dirawat, dan karena masih menjalani perawatan kami tidak mungkin melakukan pemeriksaan. Kami tunggu proses perawatannya apakah sudah bisa diperiksa atau tidak,” kata Kapolres Bantul, AKBP Ihsan, mengutip dari ANTARA pada Senin (7/2).
Melaju Tidak Terkendali
©Dhita Wardhani/AFP
Menurut Kapolres, dari hasil pemeriksaan saksi diperoleh informasi bahwa bus pariwisata itu melaju dari timur ke arah barat tidak terkendali. Karena di depan ada truk engkel yang membawa muatan pasir yang berjalan pelan-pelan, bus kemudian banting setir ke kanan dan kemudian menabrak tebing.
Namun sebelum tabrakan itu, saksi tidak mendengar suara rem maupun klakson dari kendaraan tersebut. Padahal sebelum turunan itu sebenarnya sudah ada rambu-rambu yang menjelaskan kalau jalan itu akan menurun curam.
“Dari tadi pagi (Senin, 7/2) para anggota kami dan juga Ditlantas Polda DIY serta Korlantas Mabes Polri melakukan olah TKP untuk menganalisa penyebab utama terjadinya kecelakaan,” kata AKBP Ihsan.
Topografi Lokasi Kecelakaan
©Dhita Wardhani/AFP
Dirlantas Polda DIY, Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan wilayah lokasi kecelakaan berada di perbukitan dengan kontur jalan naik turun dan tikungan tajam. Oleh karena itu, perlu kemampuan mumpuni dari seorang pengendara untuk menaklukkan medan ini, khususnya pengendara bus.
Walau begitu, pihak kepolisian sendiri masih belum bisa menyimpulkan apakah pengemudi sudah melakukan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan atau ada hal lain yang mengganggu, sehingga pengendara bus tidak bisa mengendalikan kendaraan sebelum terjadi kecelakaan.
Berkaitan dengan sarana penunjang jalan raya, Kombes Pol Iwan mengatakan kalau lokasi kecelakaan sebenarnya sudah dilengkapi sarana prasarana yang lengkap.
“Artinya setelah kita cek rambu terpenuhi, infrastruktur terpenuhi, marka yang cukup jelas, nantinya semua ini akan kita himpun kemudian kita diskusikan bersama. Kita juga akan undang saksi ahli mekanik untuk menjelaskan bus dari sisi mekanik. Bagaimana sistem pengereman, kemudi, atau sistem mesin bermasalah,” kata Iwan.
Izin Operasional Angkutan Wisata
©2022 Merdeka.com/istimewa
AKBP Ihsan mengatakan bahwa Kartu Pengawasan Izin Penyelenggaraan Angkutan Pariwisata pada bus Mercedes Benz itu berlaku hingga 1 Juli 2021. Terkait masa berlaku yang sebenarnya telah habis ini, pihaknya mengatakan masih mendalami apakah ada kaitannya langsung dengan penyebab kecelakaan.
Sementara terkait dengan kir kendaraan itu, masa berlakunya masih sampai 16 Mei 2022. STNK bus itupun juga masih berlaku hingga 11 April 2024. Namun belum diperoleh informasi bagaimana bus itu dicek secara berkala. Apalagi untuk kendaraan tertentu pengecekan tidak bisa dilakukan seperti kendaraan-kendaraan lain pada umumnya.
“Sekali lagi ini kendaraan dengan merek tertentu sehingga tidak sembarangan untuk pengecekannya. Kalau saya analogikan tubuh kita saja ini harus dicek setiap saat, apalagi kendaraan. Jadi itu akan kami lakukan pemeriksaan,” kata Ihsan, mengutip dari ANTARA.