7 Fakta Sejarah Goa Selarong, Pernah Menjadi Markas Besar Serdadu Perang Jawa
Goa Selarong merupakan sebuah goa kecil yang berada di Dusun Kembangputihan, Kecamatan Pajangan, Bantul. Sekilas, tak ada tampilan yang menarik secara visual dari kedua goa tersebut. Namun, goa itu menyimpan peristiwa besar yang menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia
Goa Selarong merupakan sebuah goa kecil yang berada di Dusun Kembangputihan, Kecamatan Pajangan, Bantul. Lokasinya cukup mudah dijangkau karena tak jauh dari Kota Bantul, DIY. Di Goa Selarong, terdapat dua goa, yaitu Goa Kakung dan Goa Putri.
Sekilas, tak ada tampilan yang menarik secara visual dari kedua goa tersebut. Namun, goa itu menyimpan peristiwa besar yang menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Terutama kisah kepahlawanan Pangeran Diponegoro yang menjadi tokoh besar saat meletusnya Perang Jawa pada 1825-1830. Berikut selengkapnya:
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Ukuran Goa Selarong
©Kemdikbud.go.id
Sekilas, Goa Selarong hanya sebuah goa kecil yang umum dijumpai pada tempat-tempat di wilayah perbukitan. Goa itu berada di sebuah kaki bukit kapur yang jaraknya sekitar 9 km dari pusat kota Yogyakarta.
Ukuran goa itu secara keseluruhan hanya sebuah ceruk persegi dengan luas 4 x 3 meter. Namun, dulunya goa ini mampu menampung 400 orang pejuang pengikut Diponegoro. Di depan goa itu, terdapat sebuah batu yang dipakai Pangeran Diponegoro sebagai tempat bersemedi.
Pangeran Diponegoro Mengungsi ke Goa Selarong
©2020 Merdeka.com
Semua itu berawal ketika Pangeran Diponegoro dengan beraninya mencabut pancang-pancang jalan sebagai bentuk protes kesewenang-wenangan Belanda membuat jalan raya melewati pekarangan miliknya tanpa izin terlebih dahulu.
Karena berani melawan, Belanda kemudian membakar habis puri tempat kediaman Diponegoro yang berada di Tegalrejo dan sebuah masjid yang ada di dekat situ. Bahkan pada 21 Juli 1825, pasukan Belanda pimpinan asisten Residen Chevallier mengepung rumah Diponegoro untuk menangkapnya.
Namun sebelum penangkapan itu, Pangeran Diponegoro bersama laskarnya dan juga istrinya, Ratna Ningsih, telah mengungsi ke sebuah goa yang berada di Bukit Selarong. Di bukit itu, Pangeran Diponegoro bersama anggota laskarnya menempati goa sebelah barat sementara istrinya beserta putrinya menempati goa sebelah timur.
Para Bangsawan Ikut Bergabung ke Dalam Goa
©Gudeg.net
Setelah peristiwa di Tegalrejo terdengar sampai ke Kraton, banyak kaum bangsawan yang meninggalkan istana dan bergabung dengan Pangeran Diponegoro. Mereka adalah anak cucu dari Sultan Hamengkubuwono I, II, dan III yang jumlahnya sekitar 77 orang ditambah para pengikutnya.
Para bangsawan yang berkumpul itu nantinya akan menjadi panglima perang dalam pasukan Diponegoro. Mereka adalah Pangeran Mangkubumi, Pangeran Adinegoro, Pangeran Panular, Adiwinoto Suryodipuro, Blitar, Kyai Mojo, Pangeran Ronggo, Ngabei Mangunharjo, dan Pangeran Surenglogo.
Mengajak Penduduk Sekitar Ikut Bergabung
©Gudeg.net
Untuk menambah kekuatan melawan Belanda, Pangeran Diponegoro memerintahkan tiga pengikutnya, Joyomenggolo, Bahuyudo, dan Honggowikromo untuk memobilisasi penduduk sekitar Selarong dan bersiap melakukan perang. Di Goa Selarong mereka menyusun strategi dan langkah-langkah untuk memastikan sasaran yang akan diserang.
Dari sana pula, Pangeran Diponegoro menulis surat kepada masyarakat Kedu untuk bersiap melakukan peperangan. Dalam surat itu dia menulis sudah saatnya Kedu kembali ke wilayah Kasultanan Yogyakarta setelah dirampas oleh Belanda.
Penyerbuan
Pada 7 Agustus 1825, pasukan Diponegoro dengan kekuatan sekitar 6.000 orang menyerbu Yogyakarta dan berhasil menguasainya. Namun dia tidak menduduki kota dan Sri Sultan HB V berhasil diselamatkan dan diamankan di Benteng Vredeburg dengan pengawalan ketat dari Kraton.
Oleh karena peristiwa itu, Belanda pun juga bersiap melakukan peperangan dengan pasukan Diponegoro. Mereka kemudian mengangkat Letnan Jenderal H.M De Kock sebagai komisaris pemerintah untuk Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang diberi hak istimewa di bidang militer maupun sipil.
Belanda Menyerang Selarong
©Gudeg.net
Selama menjadi komisaris pemerintah, Jenderal H.M De Kock telah melakukan berbagai upaya mengajak Pangeran Diponegoro untuk berdamai. Namun ajakan untuk berunding itu selalu ditolak tegas oleh Pangeran Diponegoro. Karena terus mendapat penolakan, akhirnya Jenderal De Kock memerintahkan untuk menyerbu Selarong.
Saat tiba di Selarong, desa beserta goa-nya telah sepi karena pasukan Diponegoro telah berpencar ke berbagai arah. Selanjutnya, Pangeran Diponegoro mendirikan markas di Dekso yang berlangsung kurang lebih 10 bulan dari 4 November 1925 – 4 Agustus 1826.
Taktik Cemerlang Diponegoro
Selama Pangeran Diponegoro bermarkas di Selarong, Belanda telah melakukan serangan sebanyak tiga kali. Serangan pertama terjadi pada 25 Juli 1825 di bawah pimpinan Kapten Bouwes. Dalam serangan ini, sebanyak 215 anggota pasukan Belanda menyerah. Serangan kedua terjadi pada September 1825 di bawah pimpinan Mayor Sellwinj dan Letnan Kolonel Achenbac.
Sementara itu, serangan ketiga terjadi pada 4 November 1825. Dalam pertempuran itu, setiap kali pasukan Belanda menggempur Goa Selarong maka Pangeran Diponegoro beserta pasukannya menghilang dan bersembunyi di goa-goa yang berada di sekitar Goa Selarong.