8 Mei: Hari Kanker Ovarium Sedunia, Ketahui Langkah Pencegahannya
Kanker ovarium merupakan salah satu jenis kanker ganas yang rentan terjadi pada wanita.
Kanker ovarium bisa menyebabkan kematian.
8 Mei: Hari Kanker Ovarium Sedunia, Ketahui Langkah Pencegahannya
Selain itu, penting juga dipahami gejala, penyebab, dan langkah pencegahan yang perlu dilakukan. Berikut, kami merangkum informasinya, bisa Anda simak.
Sejarah Hari Kanker Ovarium Sedunia
Sejarah Hari Knaker Ovarium Sedunia 8 Mei, pertama kali didirikan pada tahun 2013.
-
Kapan biasanya kanker ovarium didiagnosis? Kanker ini paling sering didiagnosis pada orang dewasa yang lebih tua.
-
Bagaimana cara mencegah kanker ovarium? Meskipun tidak ada cara yang diketahui dapat mencegah kanker ovarium, ada beberapa faktor yang mempunyai hubungan dengan penurunan risiko kanker ini, seperti: meminum pil KB selama 5 tahun atau lebih, hamil dan melahirkan, menyusui setidaknya selama satu tahun, menjalani prosedur bedah tertentu, seperti ooforektomi, ligasi tuba, atau histerektomi. American Cancer Society juga merekomendasikan untuk mengikuti pola makan yang sehat dan menyeluruh, menjaga berat badan yang sehat, dan berhenti merokok untuk mengurangi risiko.
-
Apa saja gejala kanker ovarium yang perlu diwaspadai? Kanker ovarium dapat menyebabkan gejala berikut ini: Pendarahan vagina (terutama jika Anda sudah melewati masa menopause), atau keluarnya cairan dari vagina yang tidak normal bagi Anda. Nyeri atau tekanan di area panggul. Sakit perut atau punggung. Kembung. Cepat merasa kenyang, atau kesulitan makan. Perubahan kebiasaan kamar mandi Anda, seperti lebih sering buang air kecil dan/or sembelit.
-
Kapan kanker ovarium bisa dideteksi? Di stadium awal, kanker ovarium jarang menimbulkan gejala, sehingga akan sulit untuk dideteksi. Kanker ovarium baru bisa dideteksi ketika kondisinya sudah masuk ke stadium lanjut, atau ketika sudah menyebar ke organ lainnya.
-
Apa saja gejala yang sering muncul pada kanker ovarium stadium awal? Gejala kanker ovarium stadium awal sering kali tidak spesifik dan bisa mirip dengan masalah kesehatan lainnya. Namun, beberapa tanda yang mungkin muncul meliputi: Nyeri atau Ketidaknyamanan di Perut dan Panggul, Kembung atau Perasaan Penuh, Perubahan pada Pola Buang Air, Penurunan Nafsu Makan dan Berat Badan, Kelelahan yang Tidak Jelas.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena kanker ovarium? Jika Anda memiliki saudara sedarah yang telah didiagnosis menderita kanker ovarium, Anda mungkin memiliki risiko tinggi mendapatkan penyakit tersebut.
Sekelompok pemimpin organisasi advokasi kanker ovarium di seluruh dunia menetapkan 8 Mei sebagai peringatan global untuk menyuarakan solidaritas dalam perjuangan melawan kanker ovarium.
Meskipun Koalisi Kanker Ovarium Dunia bekerja di banyak bidang, Hari Kanker Ovarium Sedunia adalah inisiatif utama untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan ovarium bagi wanita.
Didukung oleh hampir 200 organisasi dari seluruh dunia, jangkauan media sosial terus tumbuh setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kanker ovarium.
Bukan hanya melalui media sosial, kesadaran tentang penyakit ini perlu terus ditingkatkan dari berbagai penjuru. Mulai dari menggerakkan komunitas, asosiasi layanan kesehatan nasional, hingga organisasi masyarakat paling kecil seperti desa.
Dengan kesadaran yang semakin meningkat, diharapkan semakin banyak masyarakat yang melakukan pencegahan guna menurunkan angka penyakit kanker ovarium di seluruh dunia.
Gejala Kanker Ovarium
Setelah memahami sejarah Hari Kanker Ovarium Sedunia, berikutnya dijelaskan gejalanya.
Kanker ovarium bisa sulit dideteksi pada tahap awal karena gejalanya sering kali tidak spesifik dan mirip dengan gejala gangguan lain. Namun, beberapa gejala yang perlu diperhatikan meliputi:
• Nyeri atau tekanan pada panggul atau perut bagian bawah.
• Perubahan dalam kebiasaan buang air kecil, seperti sering buang air kecil atau merasa perlu buang air kecil lebih sering.
• Perubahan dalam siklus menstruasi, termasuk menstruasi yang lebih berat atau tidak teratur.
• Rasa kenyang cepat saat makan.
• Perubahan dalam berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
• Perubahan dalam pencernaan, seperti konstipasi atau diare yang persisten.
• Nyeri saat berhubungan intim.
• Pembengkakan abdomen.
Penyebab Kanker Ovarium
Selain gejalanya, Anda juga perlu memahami berbagai faktor penyebab kanker ovarium.
Kanker ovarium bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, meskipun dalam banyak kasus penyebab pastinya tidak jelas. Beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker ovarium meliputi:
1. Faktor Genetik: Mutasi genetik tertentu, seperti mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 yang terkait dengan risiko kanker payudara dan ovarium, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium.
2. Riwayat Keluarga: Memiliki anggota keluarga yang telah didiagnosis menderita kanker ovarium atau kanker lain dalam keluarga, terutama ibu, saudara perempuan, atau anak, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium.
3. Usia: Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker ovarium lebih umum terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun.
4. Faktor Reproduksi: Beberapa faktor yang terkait dengan reproduksi dan hormon juga dapat mempengaruhi risiko kanker ovarium. Misalnya, tidak pernah hamil, tidak pernah melahirkan anak, menstruasi pertama yang terlalu dini, dan menopause yang terlambat dapat meningkatkan risiko.
5. Obesitas: Obesitas telah terkait dengan peningkatan risiko kanker ovarium.
6. Terapi Hormon: Penggunaan terapi hormon pasca-menopause jangka panjang, terutama estrogen tanpa progesteron, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
7. Penggunaan Obat Fertilitas: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat-obatan yang merangsang ovarium untuk meningkatkan kesuburan dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, tetapi hubungan ini belum sepenuhnya dipahami.
8. Paparan Lingkungan: Paparan jangka panjang terhadap asbes, talc, atau beberapa pestisida telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker ovarium, meskipun bukti-bukti ini masih diperdebatkan.
10. Riwayat Kesehatan Reproduksi: Beberapa kondisi medis tertentu, seperti endometriosis dan sindrom ovarium polikistik (PCOS), telah terkait dengan peningkatan risiko kanker ovarium.
Cara Mencegah Kanker Ovarium
Terakhir, akan dijelaskan langkah pencegahan kanker ovarium.
1. Pertimbangkan Kontrasepsi Oral: Menggunakan pil KB (kontrasepsi oral) dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Tetapi ini harus dibicarakan dengan dokter karena memiliki risiko dan manfaat yang harus dipertimbangkan.
2. Berhenti Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, jadi berhenti merokok atau tidak mulai merokok sama sekali bisa membantu mengurangi risiko.
3. Berolahraga Secara Teratur: Berolahraga secara teratur telah terbukti mengurangi risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker ovarium. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengatur kadar hormon.
4. Pola Makan Sehat: Makan makanan sehat, terutama yang kaya akan serat, buah-buahan, dan sayuran, dapat membantu mengurangi risiko kanker ovarium. Kurangi konsumsi makanan olahan dan makanan tinggi lemak jenuh.
5. Menjaga Berat Badan yang Sehat: Obesitas telah terkait dengan peningkatan risiko kanker ovarium, jadi menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan sehat dan olahraga penting untuk mengurangi risiko.
6. Pertimbangkan Risiko Genetik: Jika Anda memiliki riwayat kanker ovarium dalam keluarga, pertimbangkan untuk melakukan konseling genetik dan tes DNA untuk mengevaluasi risiko Anda secara lebih mendalam.
7. Perhatikan Gejala Awal: Mengidentifikasi dan mengobati gejala awal dengan cepat dapat membantu dalam pengobatan dini. Rutin berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur juga penting.
8. Hindari Terapi Hormon Pasca-menopause yang Tidak Perlu: Terapi hormon pasca-menopause jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Diskusikan dengan dokter Anda tentang manfaat dan risiko terapi hormon jika Anda mempertimbangkan penggunaannya.