Adukan Soal Limbah, Pria Ini Nekat Jalan Kaki Rembang-Jakarta demi Bertemu Presiden
Pembuangan limbah yang dilakukan secara sembarangan berdampak pada kehidupan warga pada sebuah desa di Rembang. Melihat kenyataan itu, seorang aktivis lingkungan melakukan aksi jalan kaki Rembang-Jakarta demi bertemu Presiden untuk melaporkan masalah tersebut.
Di tengah masa pandemi, masalah pencemaran lingkungan menjadi isu yang tak bisa luput dari perhatian. Masalah itu terjadi di berbagai tempat, termasuk di Desa Gandri Rojo, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang.
Pada April 2020, sebanyak kurang lebih 7.500 ton material tanah yang diduga limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dibuang ke desa tersebut. Selanjutnya pada Mei 2020, sebanyak 11.000 ton limbah dibuang ke Desa Jatisari, Kecamatan Sluke, Rembang.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Pembuangan limbah itu diprotes warga karena menyebabkan perkebunan cengkih yang mereka miliki tak lagi bisa mendatangkan panen. Tak hanya itu, limbah itu pula yang menyebabkan tanaman bawang mati, ternak-ternak berjatuhan, hingga kadar air di sekeliling limbah tidak dapat dikonsumsi lagi.
Mengetahui hal ini, Lilik Yuliantoro, seorang aktivis lingkungan hidup, melakukan aksi jalan kaki dari Rembang menuju Istana Merdeka Jakarta. Di sana, dia ingin bertemu Presiden Jokowi sekaligus melaporkan kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah itu. Berikut selengkapnya:
Aksi Spontan
©2021 Liputan6.com
Dalam aksinya itu, Lilik mengenakan bajul lurik, sandal, sebuah tas, dan bendera merah putih. Ia mengaku melakukan aksi itu secara spontan.
Untuk menuju ke Jakarta, Lilik hanya berbekal uang Rp100 ribu dan juga air minum untuk memenuhi kebutuhan selama perjalanan. Rencananya, butuh waktu 25 hari sebelum dia tiba di Jakarta.
“Persiapan aksi saya selalu spontan, tidak pernah ada rencana apapun. Jadi saya dapat isu nasional langsung saya angkat, dan saya spontan melakukan aksi ini,” ungkap Lilik dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (21/1).
Dari Hati Nurani
©2014 Merdeka.com/shutterstock.com/Szocs Jozsef
Lilik mengaku aksinya itu dilakukan karena murni didorong dari hati nurani untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Dia mengatakan para warga yang tinggal di Kecamatan Sluke, Rembang merasa dirugikan dengan adanya limbah B3 yang diduga berasal dari Pelabuhan Kuala Tanjung.
“Akhirnya saya terketuk hati, sedikitpun tidak ada yang mendomplengi atau apapun. Selain itu aksi saya juga tak ada kaitannya dengan politik. Saya tidak setuju kalau dikait-kaitan dengan politik karena ini murni dari hati saya,” tutur Lilik.
Berharap Diproses Hukum
Ilustrasi ©2013 Merdeka.com
Sebelum sampai di Jakarta, Lilik rencananya akan bertemu dengan petinggi-petinggi Provinsi Jawa Tengah seperti Gubernur, DPRD, Kapolda, Kejati, hingga Dinas Lingkungan Hidup untuk menyampaikan aspirasinya. Dia berharap kasus itu segera diusut tuntas dan pelanggarnya diproses secara hukum.
“Dengan adanya limbah ini saya harap segera diusut, ditutup, dan dituntaskan sampai ke akar-akarnya. Siapapun yang terlibat intinya diproses secara hukum dan diadili,” kata Lilik dikutip dari Liputan6.com.